Tuesday, March 11, 2025

Membiasakan Berpuasa Sejak Dini dengan Deep Learning

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Ramadan bulan yang ditunggu umat Islam sedunia, dikarenakan banyaknya keberkahan dan fasilitas pahala yang diberikan oleh Allah SWT. Bulan suci yang di dalamnya terdapat beberapa keutamaan, dijadikan ajang berlomba meningkatkan amal kebaikan. Pada puncaknya, lailatul qodar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan.

          Pembiasaan puasa Ramadan selayaknya ditanamkan sejak usia dini untuk putra putri kita. Secara syarat sah puasa, menurut fiqh diwajibkan untuk umat Islam yang sudah baligh dan mampu berpuasa. Namun pendidikan sejak dini dibutuhkan untuk membiasakan putra putri kita melaksanakan puasa Ramadan secara sempurna. Tujuan pembiasaan ini agar menjadi karakter dan akan selalu terpatri sampai masa dewasa.

-Advertisement- Satu Harga Tiga Media

          Kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah saat ini melakukan pendekatan deep learning dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika) dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

          Proses pembelajaran menggunakan pendekatan deep learning diharapkan akan menjadi fondasi dalam mengembangkan intelektual dan moral sebagai bekal hidup di masa mendatang. Bagaimana pembelajaran puasa untuk putra putri kita menggunakan pendekatan Deep Learning?

Mindful (berkesadaran)

          Menurut dokumen Puskurjar, pengalaman belajar akan diperoleh jika anak yang sedang belajar memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Diharapkan anak memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

          Cara menanamkan kesadaran hakikat berpuasa di bulan Ramadan adalah dengan memberikan motivasi kepada putra putri kita tentang manfaat dan keutamaan berpuasa. Manfaat berpuasa bisa dari bidang kesehatan, bahwa orang yang berpuasa akan menjadikan tubuh semakin sehat. Tentunya konsep puasa yang dipakai adalah puasa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

          Selain memberikan motivasi berpuasa dari kajian kesehatan, bisa juga dengan memberikan beberapa dalil naqli tentang berpuasa. Salah satu dalil yang populer diingat kembali ketika bulan Ramadan adalah dari Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah (saw) bersabda: “Ketika Ramadan dimulai, gerbang surga dibuka, gerbang neraka dikunci, dan setan dirantai” (Bukhari dan Muslim).

          Dalil lain yang bisa dijadikan motivasi adalah: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Alloh SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari Muslim).

          Untuk anak usia dini, mungkin belum sepenuhnya memahami bahwa puasa menjadikan lebih sehat. Yang mereka rasakan adalah lapar, haus, dan lemas ketika badan tidak mendapatkan asupan makan, sehingga mungkin mereka akan merasa tersiksa dengan berpuasa. Namun dengan memberikan cerita dan motivasi pentingnya berpuasa, akan muncul kesadaran pentingnya orang Islam berpuasa, dan akan berusaha menjalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati.

Meaningful (bermakna)

          Arti dari bermakna menurut dokumen Puskurjar adalah penerapan pengetahuan ke dalam stuasi nyata. Proses belajar tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasikan pengetahuan. Dengan pengetahuan yang dimiliki, pembelajar akan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan dan menyelesaikan masalah dengan berbekal ilmu yang dimiliki.

          Jika anak diajak dan belajar berpuasa, secara langsung akan merasakan bagaimana rasa lapar, haus, dan merasakan tubuh yang lemas karena tidak makan seharian. Rasa tidak nyaman yang dialami anak, akan menumbuhkan rasa peduli akan sesama yang juga sedang mengalami kesulitan dalam mencari makan.

          Dengan rasa lapar yang dialami, anak akan lebih bisa menghargai makanan yang disajikan (dikarenakan kebutuhan) dan tidak memilih atau menyia-nyiakan makanan yang ada. Makna puasa untuk bisa lebih peduli kepada sesama akan bisa diraih, dengan benar-benar merasakan apa yang dialami oleh orang lain.

Joyful (menggembirakan)

          Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, dan menyenangkan. Rasa senang akan membantu menghubungkan secara emosional sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

          Sebagai orang tua, kita harus bisa menciptakan suasanya yang menyenangkan saat bulan Ramadan. Putra putri kita harus merasa nyaman dan bergembira menjalankan ibadah. Ketika melaksanakan ibadah khusus  yang hanya ada di bulan Ramadan seperti tarawih, tadarus, dan zakat fitrah hendaknya melibatkan putra putri secara bersama.

          Kita ajak mereka beribadah di musala beramai-ramai. Itu akan menjadi pengalaman yang selalu diingat kelak, pada masa kecil berjamaah tarawih dengan teman satu kampung. Sekali waktu juga kita izinkan mereka ngabuburit memilih makanan yang disukai untuk berbuka, atau kita izinkan mereka berkumpul dengan sebayanya pada saat menjelang saur, keliling kampung dengan memainkan nada-nada dengan alat sederhana guna membangunkan tetangga makan sahur.

          Suasana menyenangkan juga harus dimulai ketika membangunkan si kecil untuk makan sahur. Agak sulit mungkin, ketika mereka masih mengantuk, namun kita harus mengupayakan mereka sadar dan mau menyantap hidangan makan sahur. Memberikan kasih sayang dan pengertian sepenunya, akan menjadikan mereka melakukan dengan gembira dan senang hati. Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan suci ini, dan termasuk orang-orang yang bertaqwa.(*)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img