spot_img
Friday, April 25, 2025
spot_img

Memimpin Dengan Cinta Terapkan Pendekatan Humanis

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Memimpin lembaga pendidikan bukan urusan mudah. Setiap pemimpin punya konsep dan metode tersendiri dalam memimpin lembaganya. Adalah Hj. Siti Aisah, S.Pd., M.Pd., yang sukses menjadi guru dengan berbagai prestasi. Karena pencapaian itu, Siti Aisah mendapat kepercayaan dari Kantor Kementerian Agama, menjadi Kepala MIN 1 Kota Malang. Terhitung sejak sekitar dua tahun lalu.

Aisah menuturkan, dalam memimpin dia menggunakan metode yang humanis. Pendekatan personal pada guru dan pegawai. Serta menjadi teladan. “Saya selalu berusaha menjadi kepala madrasah yang memimpin dengan cinta. Apabila ada masalah saya ajak guru-guru untuk diskusi guna mencari solusi terbaik,” ujarnya.

-Advertisement- HUT

Menurutnya, kepala madrasah bukanlah jabatan. Tetapi merupakan tugas tambahan bagi seorang guru. Seorang pemimpin harus bisa mengayomi yang dipimpin. Apabila ada kesalahan dari yang dipimpin tidak langsung menjustis, tapi dilakukan pendekatan yang humanis. Untuk mengetahui penyebab sebenarnya melakukan pelanggaran.

Aisah mengatakan, seluruh guru dan siswa MIN 1 Kota Malang dianggapnya satu keluarga. Maka lingkungan keluarga harus dibangun dengan suasana kasih sayang. Terlebih latar belakang dan kondisi setiap guru berbeda-beda.

Ada yang membutuhkan perhatian lebih karena kondisi keluarganya dalam kesulitan. Ada yang harus merawat orang tuanya yang sudah sepuh dan sakit, ada yang masih menjaga anaknya sambil menunggu pengasuhnya datang, dan sebagainya. Kondisi-kondisi tertentu yang ternyata membuat mereka datang terlambat ke madrasah.

“Kalau kita mengetahui kondisi yang sebenarnya kita tidak akan marah. Dan untuk tahu itu kita harus melakukan pendekatan. Bukan dengan emosional. Kasihan karena memang kondisi mereka sulit,” ucap Aisah.

Meskipun begitu, kata dia, tetap harus dicarikan jalan keluar. Bagaimanapun tugas dan tanggung jawab seorang guru sangat besar. Ada upaya memberikan pengertian pada guru. Bahwa mereka memiliki tanggungjawab besar. Yang mereka tangani adalah benda hidup (siswa). Sehingga tidak boleh lengah atau main-main. “Kita mengupayakan komunikasi dan sharing. Sehingga diperoleh solusi terbaik,” ungkapnya.

Memimpin dengan cinta, itu konsep yang selalu dipegang teguh oleh Aisah. Konsekuensinya, dia mencintai seluruh warga MIN 1 Kota Malang. Guru, siswa dan juga orang tua. Sebagai kepala madrasah, Aisah juga tidak suka bersikap idealis. Konsep kesamaan dan kesetaraan juga selalu diutamakan.

“Karena saya bukan ratu yang harus dilayani. Tetapi kepala madrasah itu pelayanan utama. Maka memimpin madrasah ini tidak muluk-muluk. Dan tidak harus diutamakan dan dilayani,” tegasnya.

Sebagai pimpinan madrasah, tugas Siti Aisah tidaklah ringan. Ada banyak tugas yang harus dikerjakan. Belum lagi menghadapi masalah yang juga mendesak harus diselesaikan.

Menghadapi banyak kewajiban tersebut ada kalanya dia merasa jenuh. Atau berada di titik bawah. Butuh upaya untuk dirinya kembali termotivasi dan bangkit.

“Kalau saya merasa jenuh, saya kembalikan kepada Allah. Lebih mendekat lagi kepada-Nya. Maka tanpa disadari ada petunjuk. Satu per satu masalah dapat terselesaikan,” pungkasnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img