MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko akan berakhir masa jabatannya pada 24 September 2023 mendatang. Selama lima tahun memimpin Kota Malang berbagai prestasi diraih keduanya, satu persatu permasalahan perkotaan ditangani dengan baik, termasuk dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
Lima tahun bukan waktu yang singkat untuk memimpin hampir satu juta jiwa penduduk Kota Malang. Berbagai tantangan, hambatan, dan juga cibiran dari banyak pihak, termasuk mereka yang terus mengkritik kinerja keduanya, semuanya dijawab dengan bukti nyata dengan kerja, kerja, kerja untuk rakyat Kota Malang.
Setelah dilantik pada 24 September 2018 lalu, bukan hal yang mudah bagi keduanya untuk menjalankan roda organisasi Pemkot Malang, setelah diterjang “badai” persoalan yang ditangani KPK. Tapi keduanya mengajak semua pimpinan perangkat daerah di Pemkot Malang untuk bersama-sama membangun Kota Malang dengan baik sepenuh hati karena kecintaannya pada warga Kota Malang.
“Awal-awal itu banyak kepala dinas yang memilih untuk menjadi staf ahli saja karena banyak yang diperiksa. Tapi kami berusaha memberikan keyakinan untuk bersama-sama membangun Kota Malang lebih baik dengan sepenuh hati,” terang Wali Kota Malang Sutiaji.
Awal tahun 2019 menjadi tahun untuk bersama-sama membangun Kota Malang dengan merancang program yang terbaik untuk Kota Malang. Di awal 2020 tiba-tiba terjadi pandemi Covid-19 yang merubah segalanya, baik dalam program, kebiasaan, dan lainnya. Bagaimana menghadapi pandemi bersama untuk menyelematkan masyarakat dan juga agar ekonomi terjun bebas.
Pendekatan hati yang penuh cinta dilakukannya. Memberikan semangat kepada masyarakat, mengambil kebijakan yang terbaik, memberikan dukungan penuh kepada dokter, tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan dalam melawan Covid-19. Meski pandemi, Sutiaji tetap berusaha agar perekonomian tetap berjalan. Karena itu, beberapa pembangunan infrastruktur tetap berjalan di masa pandemic, seperti pembangunan Jembatan Kedungkandang, pembangunan mini block office, pembangunan Islamic Center dan lainnya.
“Awal pembangunan itu sempat mendapat banyak kritikan. Tapi kami berupaya agar roda perekonomian harus tetap berjalan, meski banyak yang mengkritik. Dan hasilnya dapat kita nikmati saat ini. Saat itu perkonomian itu tidak terjun bebas, kita pun bangkit dari pandemi lebih cepat dengan angka pertumbuhan ekonomi yang terus terdongkrak naik saat ini,” ungkapnya.
Saat puncak pandemi menghantam, perekoomian terpuruk di -2,26 persen pada 2020. Kemudian bangkit di angka 4,21 persen di tahun 2021, dan melonjak tajam pada level 6,32 persen di 2022.
Tidak hanya saat pandemi saja, saat banyak jalan berlubang pun wali kota panen kritikan dari masyarakat. Bahkan ada tagar Ajorji (#ajorji) di berbagai platform media sosial. Di jalan-jalan berlubang pun tak luput dari coretan tagar Ajorji yang tertulis. Tapi semua itu tidak ditanggapi dengan reaksioner apalagi marah.
Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko bahkan berterima kasih kepada masyarakat yang mengkritiknya sampai ada tagar Ajorji. Semuanya dihadapi dengan cinta. Baginya, kritikan yang disampaikan kepadanya sebagai bukti cinta warga kepadanya.
“Jadi pemimpin jangan baper. Kritikan itu sebagai bentuk cinta mereka kepada kami. Karena cinta mereka itu, saya juga mencintai mereka. Mungkin mereka belum satu frekuensi, sehingga masih belum mengetahui irama frekuensinya,” terangnya Sutiaji.
Sebagai bukti cintanya kepada masyarakat Kota Malang, pria berkacamata itu menjawab setiap kritikan dengan kerja nyata untuk masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbagai program dibuatnya, salah satunya untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Malang dengan membangun Malang Creative Center (MCC) sebagai rumah besar bagi pelaku ekonomi kreatif dari 17 sub sektor.
Awalnya juga banyak yang mengkritik. Tapi kini sejak disoft launching akhir tahun lalu, sampai dengan saat ini pertumbuhan ekonomi kreatif Kota Malang yang terus meningkat. Hampir setiap hari ada saja kegiatan di MCC, baik itu skala komunitas kecil ataupun besar. Dari catatannya, setidaknya sudah ada 102.000 penerima manfaat MCC sejak Januari 2023 lalu hingga saat ini.
“Sejak adanya MCC sekitar 10 ribu lowongan kerja mampu terisi di Kota Malang dari sektor ekonomi kreatif. Nantinya kita juga akan kembangkan menjadi smart city yang dapat menumbuhkan kreativitas dan mengangkat ekonomi Kota Malang,” terangnya.
Begitu juga dengan revitalisasi Kayutangan Heritage. Awalnya mendapat kritik keras dari banyak masyarakat. Tapi kini menjadi destinasi wisata baru di Kota Malang yang selalu ramai setiap harinya, hingga mendapatkan juara dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekraf RI tahun ini.
Baginya memimpin dengan cinta bukan berarti lemah dan tidak berdaya, kepemimpinan yang didasarkan pada cinta akan membangun kepercayaan dan kebaikan serta ikatan yang kuat antara pemimpin dan masyarakatnya.
Diakhir kepemimpinannya, Sutiaji bersama Sofyan Edi pun menunjukan kecintaannya kepada masyarakat. Keduanya berpamitan kepada para mantan wali kota dan keluarganya yang pernah memimpin Kota Malang, kemudian kepada tokoh masyarakat, pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Malang dan juga media.
“Kami ingin membangun budaya cinta. Awal kami menjabat sowan kepada mereka, saat akhir pun berpamitan. Apa yang kami lakukan tidak lepas dari kepemimpinan para wali kota sebelumnya, baik Ebes Sugiono, Pak Suyitno, Pak Peni, Abah Anton dan lainnya,” jelasnya. (aim)