MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Masyarakat awam mungkin menganggap tari atau dance hanya untuk berkesenian. Namun jauh dari hal tersebut, tari atau dance juga kaya akan manfaat, khususnya dalam pengembangan individu.
Bagi Yuliana Chan, dance sudah menjadi bagian dari hidupnya. Selama 35 tahun lebih ia berkecimpung di dunia seni tersebut, sudah banyak hal yang ia dapatkan. Bahkan tidak hanya berkesenian, saat ini ia juga mengurusi salah satu School Dance yang ada di Malang yakni artNmotions sebagai seorang kepala sekolah.
“Karena memang passion dari kecil di sana. Awal mulanya saya les tari Ballet saat masih kecil. Merasa nyaman akhirnya keterusan sampai SMA. Sempat berhenti saat kuliah kemudian masuk lagi. Awalnya dari komunitas kemudian bisa mengembangkan ke dance school ini, “paparnya.
Bukan hal yang mudah mengurus lembaga khusus tari ini. Bagi Yuliana banyak sekali tantangan yang dihadapi, termasuk mengubah mindset dari orang tua terkait dengan tari itu sendiri. ” Kadang merubah mindset orang tua ini yang cukup sulit. Mereka beranggapan kalau dance itu ya sekadar tari-tarian. Padahal jauh dari itu, dance itu banyak sekalian manfaatnya,” ungkap Yuliana.
Padahal menurutnya dance memberikan manfaat yang banyak, salah satunya yakni menumbuhkan rasa berani pada anak-anak. Di sisi lain, dengan saling bertemu dan berinteraksi dengan orang banyak, maka akan melatih skill komunikasi pada setiap anak.
“Di sekolah kami, peserta paling muda usia 3 tahun sampai dengan jenjang SMA. Tidak hanya menari, namun juga bonding, komunikasi dan sekaligus interaksi juga akan terasah seiring waktu,” ucapnya.
Selain itu, tak sedikit para orang tua yang menginginkan sesuatu yang instan. Seperti menuntut anaknya bisa langsung menguasai berbagai jenis dance dalam waktu yang singkat.
“Padahal dance itu bukan sesuatu yang instan, namun butuh proses. Nah proses ini yang harus benar-benar dinikmati. Kadang orang tua inginnya cepat-cepat anaknya bisa, padahal tidak semudah itu juga,” katanya. (adm/nda)