.
Sunday, December 15, 2024

Menepis Hepatitis Misterius

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Sebuah virus baru muncul pada awal April di benua Eropa yaitu Acute severe hepatitis of unknown origin merupakan peradangan pada organ liver yang terjadi secara mendadak dan sangat berat, namun belum diketahui penyebabnya. Hepatitis akut atau hepatitis misterius digunakan sebagai identifikasi terhadap virus ini. Hal tersebut disebabkan gejala yang dialami oleh pasien penderitanya sama seperti penyakit hepatitis. Menurut situs cnbc Indonesia (6/5/2022), penyakit tersebut kini sudah masuk Indonesia. Penyakit ini sudah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir dari laman situs Kementerian Kesehatan Indonesia, pada hasil penelitiannya tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E pada penderita penyakit ini. Kasus pertama muncul dengan publikasi resmi oleh badan kesehatan dunia (WHO) pada 15 April 2022. Pada 21 April 2022, sebanyak 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya telah dilaporkan dari 11 negara yaitu Inggris Raya termasuk Irlandia Utara (114 kasus), Spanyol (13 kasus), Israel (12 kasus), Amerika Serikat (9 kasus), Denmark (6 kasus), Irlandia (<5 kasus), Belanda (4 kasus), Italia (4 kasus), Norwegia (2 kasus), Perancis (2 kasus), Rumania (1 kasus), dan Belgia (1 kasus). Kasus tersebut kebanyakan terjadi pada anak-anak di rentang usia 1-16 tahun.

Gejala awal penyakit ini meliputi demam, mual, muntah selama empat hari, dan diare berat. Gejalanya hampir sama seperti penyakit tifus. Namun pada tahap akut akan disertai kuning pada mata dan warna kulit. Beberapa gejala lanjut lainnya seperti air kencing berwarna pekat seperti teh, feses berwarna pucat, gangguan pembekuan darah, dan kejang. Apabila anak mengalami gejala tersebut disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Sebab, perlu adanya pengecekan fungsi organ liver. Pada pengecekan tersebut apabila tidak ditemukan virus hepatitis maka bisa dipastikan anak terjangkit hepatitis misterius.

Indonesia mulai melaporkan kasus pertama diduga hepatitis misterius awal Mei 2022 melalui laman Kementerian Kesehatan Indonesia. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, tiga pasien anak di DKI Jakarta meninggal dunia setelah mengalami gejala lanjut hepatitis misterius. Terdapat 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis misterius yang tercatat di Indonesia. “Sebanyak 4 kasus diklasifikasi sebagai pending klasifikasi dan 11 lainnya masih memerlukan pemeriksaan laboratorium”, ujarnya, Sabtu (14/5/2022).

Dari situs resmi www.cnnindonesia.com (2022) juga melaporkan bahwa selain di Jakarta, seorang anak berusia tujuh tahun di Tulungagung meninggal dunia. Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmad, dilansir dari Antara pasien anak tersebut telah mendapatkan perawatan insentif di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Hasil pemeriksaan laboratorium tidak terdeteksi virus hepatitis A,B,C,D maupun E dalam tubuh pasien anak tersebut. Pasien anak tersebut mengalami gejala umum dari penyakit hepatitis misterius sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Kementerian Kesehatan maupun badan kesehatan dunia (WHO).

Terkait kejadian hepatitis akut di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022. Dinas kesehatan dan rumah sakit diminta untuk melakukan identifikasi dan pengecekan jika ada anak yang mengalami gejala serupa hepatitis.

Hingga saat ini, pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan belum mengambil keputusan terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan. Pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan hampir di seluruh Indonesia berdasarkan level PPKM yang berlaku di daerah masing-masing. Bahkan, di beberapa daerah boleh melakukan PTM 100% layaknya masa sebelum pandemi.

Kasus munculnya virus baru ini tentunya menjadi kekhawatiran orang tua, sebab virus ini menjangkit anak-anak usia 1-16 tahun. Pada usia tersebut anak masih duduk di bangku sekolah dengan interaksi yang terkadang cukup intens dengan teman sebayanya. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menjadi pemicu terjangkit maupun persebaran virus ini di kalangan anak-anak. Terlebih lagi, kekhawatiran orang tua jika anak-anak mengabaikan protokol kesehatan ketika berada di lingkungan sekolah tanpa pengawasan orang tua.

Menurut CNN Indonesia, Menteri Kesehatan Bapak Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa virus yang menyebabkan hepatitis misterius ini menular lewat asupan makanan atau melalui mulut (10/5/2022). Berbeda dengan virus Covid-19 yang dapat menular lewat hidung, mulut maupun udara. Persebarannya yang masih tergolong terbatas dapat menjadi acuan cara pencegahan.

Pencegahan persebaran virus ini dapat dilakukan bersama-sama. Kolaborasi dapat dilakukan oleh sekolah dengan orang tua siswa. Pada kegiatan pembelajaran tatap muka, sekolah dapat melakukan kolaborasi untuk melakukan pencegahan dan perlindungan terhadap anak terkait merebaknya virus hepatitis misterius ini. Hal tersebut disebabkan jika pendampingan hanya di sekolah saja, sukar membuat anak paham akan pentingnya protokol kesehatan.

Pihak sekolah dan guru dapat menyelenggarakan pembelajaran yang ketat dan taat dengan protokol kesehatan. Guru melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap aktivitas siswa, sehingga tidak ada waktu atau celah yang membuat anak melakukan interaksi tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Pendampingan di sekolah dapat mencegah siswa untuk berinteraksi berlebih dengan temannya. Selain itu, pendampingan orang tua juga memiliki andil untuk menanamkan pemahaman pencegahan virus hepatitis misterius ini kepada anak.

Melalui CNBC Indonesia (6/5/2022), Dicky Budiman, Epidemiologi dari Universitas Griffith, berpendapat bahwa pencegahan virus ini dengan beberapa hal. Adapun hal yang perlu diperhatikan meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga jarak, menggunakan masker, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, mencuci tangan setelah memegang benda atau sebelum makan, minum air bersih dan matang, mengonsumsi makanan yang bersih dan matang, dan menggunakan alat makan sendiri-sendiri.

Adanya kolaborasi pihak sekolah dan guru dapat menjadi tameng kuat untuk anak. Perlindungan dapat dilakukan baik di rumah dan di sekolah melalui kolaborasi tersebut. Memulai untuk taat protokol kesehatan yang mulai kendor dapat digalakkan lagi oleh anak-anak baik di sekolah maupun di rumah. Hal tersebut demi memutus mata rantai persebaran virus hepatitis misterius ini.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img