MALANG POSCO MEDIA – Beragam latar belakang bergabung di Komunitas 1000 Guru. Tak hanya guru. Ada juga yang ASN, mahasiswa, pegawai kantoran, petani milenial dan banyak lagi lainnya. Bukan pelajaran Matematika, IPA atau IPS saja, tapi karena ada banyak ragam profesi, komunitas ini juga banyak memberikan pembelajaran tentang mengolah sampah, belajar mitigasi kebencanaan dan pengetahuan-pengetahuan umum lainnya.
“Komunitas 1000 Guru ini santai, tidak ada tekanan. Program utamanya adalah Teaching and Traveling, jadi kegiatannya selain mengajar ya sambil traveling. Terkadang kami juga membuat donasi jika ada masyarakat yang membutuhkan,” terang Hanif Azhari, Project Manager Komunitas 1000 Guru.
Komunitas 1000 Guru dibentuk oleh Jemi Ngadiono pada 2012. Dalam waktu singkat, komunitas itu mengalami perkembangan yang pesat di berbagai daerah. Di Malang, mulai terbentuk pada 4 April 2015 lalu dan dipegang oleh sekitar 25 anggota atau relawan tetap.
Pembelajaran yang dilakukan oleh komunitas ini, dikatakan Hanif rutin dilaksanakan setidaknya satu atau dua bulan sekali. Kegiatan pembelajarannya diadakan di sekolah yang terpelosok atau yang benar-benar membutuhkan pendidikan lebih. Biasanya, yang cukup memakan waktu lama adalah pihaknya harus mencari dan melakukan survei untuk sekolah sasarannya.
Dengan relawan yang ada, pihaknya harus mencari satu per satu dan memastikan sasarannya tepat. Setelah menemukan sekolah atau desa yang sesuai, ia segera merencanakan dan mempersiapkan segala halnya.
“Untuk pembelajarannya, itu biasanya juga ada temanya. Yang sering diambil, itu misalnya seperti profesi begitu, contohnya seperti tentara, polisi, atau bisa juga tema teknologi. Kami siapkan segala keperluannya,” sebut Hanif.
“Kami lebih mengejar ke ‘Fun Teaching’, jadi pembelajaran dan pengetahuan umum. Ada juga sesi motivasi, untuk memotivasi anak mengejar cita citanya,” sambung dia.
Tidak hanya itu, Komunitas 1000 Guru juga seringkali memberikan materi tentang parenting hingga menghadirkan layanan cek kesehatan gratis bagi masyarakat. Bahkan beberapa kali terjadi bencana seperti Erupsi Semeru di Lumajang dan bencana gempa bumi di Malang Selatan, Komunitas 1000 Guru juga terlibat aktif.
“Saat gempa di Malang Selatan itu kami langsung menyesuaikan. Kami membantu di posko dan dapur umum, lalu menyesuaikan saja dengan menghibur anak-anak yang menjadi korban bencana,” tambah Hanif.
Komunitas 1000 Guru ini dikatakan Hanif terbuka untuk umum. Untuk menjadi relawan, tidak ada kriteria khusus, asalkan siap untuk berbagi ilmu dan siap mengeluarkan biaya pribadi jika diperlukan. Sebab, komunitas ini memang merupakan organisasi non-profit yang orientasinya adalah sosial kemasyarakatan di bidang pendidikan.
“Biasanya kami ada open recruitment, pembukaan untuk relawan setiap tahunnya. Untuk relawan tetap atau anggota inti, biasanya itu ada open receuitment sekitar Mei atau Juni. Kalau untuk relawan per kegiatan, biasanya dibuka kalau pas akan ada kegiatan,” pungkasnya. (ian/van)