.
Friday, November 22, 2024

Mengapa Vertigo Dapat Menjadi Tanda Awal Stroke? Ini Penjelasan Dokter Neurologi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Menurut dokter spesialis saraf (neurologi) RS Cipto Mangunkusumo, dr. Dinda Dafiri Sp.N(K), vertigo yang disertai sakit kepala dan terjadi secara tiba-tiba bisa memiliki kaitan dengan penyakit yang menunjukkan tanda-tanda awal stroke.

“Jadi ada keluhan berputar, ada keluhan kepala berdenyut, terasa berat kemudian kalau ada gejala lain biasanya berputar, merasa mual atau muntah,” ucap Dinda dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (8/11).

Dinda menambahkan bahwa adanya gejala lain seperti penglihatan kabur atau ganda, sensasi kebas di sekitar wajah atau mulut, kelemahan dan kesemutan di satu sisi, serta gerakan mata yang tak terkendali, dapat dikategorikan sebagai gejala vertigo yang bisa mengindikasikan adanya risiko stroke karena menyerang otak dan terjadi secara tiba-tiba.

Dokter yang lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa vertigo bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala yang dapat menjadi petunjuk terhadap kondisi kesehatan lainnya.

Vertigo adalah sensasi yang salah di mana seseorang merasa seperti ruangan berputar padahal sebenarnya tidak ada gerakan fisik yang terjadi.

Terutama, vertigo seringkali disebabkan oleh gangguan pada saraf keseimbangan dalam telinga tengah, yang umumnya bersifat jinak, tetapi juga dapat menjadi indikasi gangguan pada pusat otak, termasuk otak besar dan batang otak, yang bisa menjadi gejala awal stroke.

Jika seseorang mengalami serangan vertigo yang parah di rumah, Dinda menyarankan untuk tetap duduk atau berbaring. Jika rasa pusing semakin meningkat, disarankan untuk membuka mata dan mencoba fokus pada satu titik, sehingga sensasi berputar dapat berkurang secara singkat.

“Posisinya jangan bergerak sampai keluhan berputarnya ada perbaikan, kalau nggak perbaikan dalam satu hari dan bolak balik timbul disarankan ke dokter,” ucap Dinda.

Dinda menjelaskan bahwa vertigo bukanlah suatu penyakit yang dapat sembuh dengan konsumsi obat. Jika gejala vertigo berlangsung secara berkelanjutan, ia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan seorang dokter spesialis saraf agar dapat mengetahui penyebab vertigo lebih lanjut.

Jika vertigo disebabkan oleh masalah pada saraf keseimbangan di telinga, terdapat terapi khusus yang melibatkan gerakan. Pasien dapat menjalani terapi gerakan dengan memutar benda di atas kepala. Selain itu, pasien juga dapat melakukan terapi ini di rumah dengan merujuk pada gerakan yang tersedia secara online, dan melakukan terapi ini tiga kali sehari, masing-masing lima kali gerakan. Terapi ini biasanya dilakukan secara rutin selama dua minggu, bahkan jika gejala vertigo sudah tidak lagi muncul, dengan tujuan membantu tubuh beradaptasi terhadap sensasi berputar.

“Kalau vertigo sifatnya berulang disarankan ke dokter ditentukan vertigonya dari penyakit apa, dan tata laksana dan terapinya sesuai dengan keluhannya. Kalau berulang terus satu hari tiga kali bisa jadi stroke,” ucap Dinda.

Konsumsi makanan sehat dan hindari konsumsi gula, garam dan lemak yang berlebihan jika vertigo yang dialami merupakan gejala stroke. (ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img