.
Sunday, December 15, 2024

Mengenal Andhika Pratama, Juru Bahasa Isyarat di Piala Dunia U-17; Bantu Akses Teman Disabilitas Tuna Rungu, Juga Dalang Wayang Potehi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Andhika Pratama selalu bersiap di Information Center Surabaya yang berada di Grand Swiss Belhotel Darmo yang disiapkan Kominfo dan LOC selama helatan Piala Dunia U-17 2023. Ia standby di sana dan akan duduk di sebelah kiri panggung, menghadap kamera dan berada di depan green screen. Lantas, ia selalu menjadi juru bahasa isyarat selama sesi jumpa pers berlangsung.

Keberadaan Andhika Pratama adalah ajakan dari Kominfo yang mendapatkan request agar setiap sesi jumpa pers, terlebih disiarkan secara live di Youtube menggunakan bantuan tenaga bahasa isyarat.

Gerak dan tangannya, membantu setiap audience atau penonton yang berkebutuhan khusus, yakni tuli. “Saya ditugaskan Kominfo supaya informasi yang diberikan mengenai Piala Dunia U-17 ini tidak hanya bisa diakses oleh teman-teman dengar, akan tetapi juga oleh teman-teman tuli,” ujar Andhika ditemui Malang Posco Media di Information Center Piala Dunia U-17 di Surabaya.

Dia mengatakan, tugasnya berlangsung sejak Information Center dibuka 9 November lalu. Ia akan berada di sana sampai helatan Piala Dunia U-17 berakhir. Bahkan, tugas Andhika bukan hanya saat konferensi pers digelar, tetapi setiap hari ketika ada teman tuli yang datang.

“Saya bertugas sesuai dengan keahlian saya, menjadi juru bahasa isyarat dan saya merasa bangga pastinya,” jelasnya.

Pria berusia 25 tahun itu mengakui bila dia akan sepenuh hati bertugas. Ia mau maksimal dalam memberikan pelayanannya. Termasuk dirinya mesti belajar mengenai sejumlah bahasa sepak bola hingga bahasa internasional misalnya dalam hal penyebutan nama negara.

“Karena sifat sepak bola adalah olahraga yang visual, jadi segala macam istilah itu saya pelajari lebih dulu. Apa makna istilah tersebut dan ketika mungkin istilah itu bisa tergambarkan secara visual, itu bisa membantu,” jelasnya.

Menurut Andhika, ia menggunakan isyarat yang dipakai dalam bahasa isyarat Indonesia (Bisindo). Selain itu, dia terus menambah pengetahuan dan pembelajaran melalui guru-guru tuli yang dikenalnya.

“Lalu untuk nama-nama negara atau isyarat untuk negara peserta di Piala Dunia U-17 ini saya mengambil dari versi isyarat internasional. Karena bahasa isyarat di dunia ini sangat bervariasi,” tambahnya.

Kemudian, untuk lebih menguasai isyarat ketika bertugas, dia sudah mempelajarinya sejak jauh-jauh hari. Misalnya seperti apa itu isyarat gol, offside dan lain sebagainya. “Selain itu tantangan mungkin pada teknis saja. Jadi bagaimana memberikan hasil yang lebih aksesibel bagi teman-teman tuli,” imbuh pria yang juga dalang wayang potehi ini. Sementara itu, pria asal Jakarta ini mengatakan, jika sebelum bertugas di Piala Dunia U-17 ini, di sudah pernah jadi juru bahasa isyarat di media center ketika Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 dan Asean Paragames Surakarta 2022. (ley)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img