MALANG POSCO MEDIA – Ketika tatapan mayoritas penggemar sepak bola mengarah ke Marcus Rashford yang menjalani debutnya di Barcelona, seorang anak berusia 17 tahun diam-diam mencuri perhatian.
Saat Barcelona menundukkan tim Jepang 3-1 pada laga persahabatan, Minggu (27/7), penampilan perdana Rashford, pemain tim nasional Inggris yang didatangkan dari klub ternama Manchester United, memang sangat ditunggu.
Seakan mendengar harapan penggemar, pelatih Barcelona Hans-Dieter “Hansi” Flick menurunkan Rashford untuk bermain pada awal babak kedua. Akan tetapi, dia kembali ditarik ke bangku cadangan 32 menit kemudian karena alasan kebugaran.
Tidak ada gol atau assist dari Rashford. Akan tetapi, bocah remaja yang masuk untuk menggantikannya, Pedro “Dro” Fernandez, yang juga debut di tim utama Barcelona, ternyata bukan sekadar pemain muda biasa.
Begitu menginjakkan kakinya di Stadion Kobe City Misaki Park, Kobe, Jepang, Dro mulai beraksi begitu bola bergulir. Talentanya pun terlihat.
Pesepak bola kelahiran Nigran, Spanyol, itu mempertontonkan kualitas khas yang dimiliki gelandang Barcelona, yakni mumpuni dalam umpan-umpan pendek, lincah saat menguasai bola, cerdas membuka ruang, dan memiliki visi bermain yang bagus.
Hasilnya, sembilan menit setelah berkeringat di lapangan (87′), Dro sukses melesakkan gol pertamanya untuk tim senior Barcelona, yang mengunci kemenangan 3-1 “Blaugrana” atas Vessel Kobe.
Sebelum melesakkan gol tersebut, Dro dengan piawai “mengendus” peluang dengan menunggu pantulan bola sedikit di luar kotak penalti. Begitu kesempatan tiba, dia langsung mengeksekusinya dengan baik.
“Saya sempat gugup tetapi Hansi (pelatih Barcelona Hansi Flick-red) meminta saya untuk menikmati saja pertandingan. Saya tentu saja senang dengan gol pertama itu tetapi saya bingung bagaimana caranya merayakannya,” ujar Dro usai laga kontra Vessel Kobe, dikutip dari media suporter Barcelona, Barca Blaugranes.
Mirip Iniesta
Bernama lengkap Pedro Fernandez Sarmiento, Dro merupakan seorang pesepak bola keturunan Filipina dari sang ibu. Namun, saat ini, dia masih mengantongi kewarganegaraan Spanyol seperti ayahnya.
Lahir di Nigran yang menjadi bagian dari komunitas otonom Spanyol, Galicia, Pedro mulai mengasah kemampuannya dalam mengolah di Val Minor Nigran (dahulu bernama Ureca), akademi yang juga menelurkan nama-nama terkenal di sepak bola seperti Alcantara bersaudara Thiago dan Rafael (Rafinha), Santi Comesana (Villareal), serta Rodrigo Machado (eks pemain Benfica dan Valencia).
The Athletic melaporkan, pemain muda Liverpool Stefan Bajcetic (20 tahun) juga sempat merasakan asuhan para pengasah bakat di Val Minor.
Kepada media Spanyol, Sport, pelatih Dro di Val Minor Javi Roxo menyebut anak asuhnya itu memiliki kecerdasan sepak bola di atas pesepak bola seusianya.
Menurut Roxo, yang melatih Dro sejak pemain berkaki utama kanan itu berusia empat tahun, Dro merupakan pemain kreatif dengan kemampuan teknik yang mirip dengan Thiago Alcantara.
“Namun visi bermain Dro lebih superior,” tutur Roxo.
Pelatihnya menggambarkan Dro sebagai pemain yang dapat menggunakan kaki kanan dan kiri serta mampu menyundul dengan baik. Oleh sebab itulah, selain gelandang serang, dia dapat pula bertugas sebagai sayap kiri.
Di dalam tim, pemain yang lahir pada 12 Januari 2008 itu disebut mampu mengorkestrasikan serangan dari awal hingga akhir. Bagi sang pelatih, permainan Dro lebih mirip gelandang legendaris Barcelona, Andres Iniesta.
“Kalau Flick (Hansi Flick-red) menempatkannya di sayap, Dro mungkin tidak seperti Raphinha (penyerang sayap Barcelona saat ini-red), tetapi lebih mirip Iniesta yang bermain di kiri. Visi dan bakatnya luar biasa,” tutur Roxo. (ntr/mpm)