Oleh: Umam Rojiin
Guru SD Aisyiyah Kamila Kota Malang
Pada tanggal 13 Desember 1957 terjadi peristiwa penting bagi bangsa ini yakni Deklarasi Juanda. Tokoh sentral peristiwa tersebut adalah Ir Djuanda Kartawidjaya. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa wilayah laut sekitar sejauh 3 mil dari garis pantai dan di dalam kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah Indonesia.
Tujuan Deklarasi Djuanda untuk melindungi wilayah perairan Indonesia dan menegaskan kedaulatan Indonesia atas seluruh wilayah kepulauan. Sebagaimana diresmikan melalui UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia dan mendapat pengakuan internasional melalui Konvensi Hukum Laut PBB pada tahun 1982.
Dengan adanya pengakuan Internasional maka ada hal- hal yang dibisa dicapai Indonesia yaitu mengamankan kedaulatan wilayah, melindungi kepentingan maritim, menyatukan wilayah geografis, mengatur lalu lintas maritim, dan memperkuat posisi Indonsesi secara internasional.
Tak terlepas dari tujuan tersebut, sudah tentu semakin luas wilayah Indonesia semakin kaya dan beragam potensi sumber daya alam yang dimiliki. Mulai sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, pariwisata bahari, energi terbarukan, jalur transportasi, keanekaragaman hayati lautan, bahkan sampai bahan pendidikan dan penelitian tentang kemaritiman.
Kekayaan dan beragam potensi sumber daya alam tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Misalkan meningkatkan ekonomi dan pembangunan nasional melalui ekspor tambang dan menghasilkan devisa negara. Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diperoleh dari sektor ekonomi perikanan lokal seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan program tanggung jawab sosial perusahaan tambang (CSR) seperti pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur lainnya.
Ketahanan energi yang melimpah; minyak, gas bumi, batu bara, energi terbarukan. Berdirinya industri pengolahan bahan baku seperti pengolahan tambang sampai pengolahan perikanan menjadi produk yang memiliki daya saing global. Konservasi pengelolan hutan laut sebagai paru – paru dunia dan menjaga keseimbangan ekosistem. Terakhir bisa menjadi pusat pariwisata bahari yang menarik bagi wisata domestik dan internasional.
Pada 18 November 2024 lalu merupakan milad Muhammadiyah ke 112 tahun yang mengusung tema; Memberikan Kemakmuran untuk Semua. Tema ini mencerminkan bahwa organisasi berkomitmen membantu pemerintah dengan berbagai programnya.
Program peningkatan kesejahteraan sosial melalui pengembangan ekonomi rakyat dan pengentasan kemiskinan. Menghadirkan program pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan mutu dan akses yang bisa dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Melayani kesehatan masyarakat secara umum.
Program penguatan karakter dan akhlak di semua lini baik pendidikan sampai kesehatan. Program pembangunan berkelanjutan berupa infrastruktur sampai kelestarian lingkungan. Berkolaborasi dan sinergi antara elemen Muhammadiyah dengan pemerintah, swasta dan lembaga internasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Adapun simbol komitmen organisasi ini ikut andil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Milad kali ini khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa timur yang dipusatkan pada salah satu amal usaha Muhammadiyah di Surabaya mengintruksikan kepada pimpinan di bawahnya mengadakan kegiatan berbagi makan siang bergizi sebanyak 112.000 porsi.
Makanan sehat bergizi seimbang didistribusikan di lingkungan amal usaha seperti sekolah, panti asuhan dan warga binaan. Dengan kegiatan ini diharapkan menjadi pelopor peduli pentingnya pola makan sehat dan bergizi seimbang khusus bagi siswa seluruh Indonesia sebagaimana harapan pemerintah saat ini.
Hemat kata, jangan – jangan tema milad Muhammadiyah kali ini sebenar merupakan sindiran keras bagi pemerintah saat ini agar memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena hasil dari deklarasi Djuanda bisa sebagai warisan (bekal) untuk menyejahterakan dan memakmurkan rakyat Indonesia.
Coba kita renungkan bersama, bagimana deklarasi Djuanda terjadi? Ir Djuanda merupakan tokoh Muhammadiyah. Di momentum bersejarah ini beliau berperan sebagai seorang negarawan yang berasal dari Muhammadiyah. Yakin tujuannya tidak hanya masalah keamanan melainkan berpandangan jauh ke depan. Memikirkan keberlangsungan generasi bangsa ini untuk mengisi kemerdekaan. Salah satunya menyediakan kekayaan dan keragaman potensi sumber daya alam sebagai warisan yang dibutuhkan setiap saat mulai dari berupa sumber energi sampai sumber protein. Oleh karena itu jika pemerintah peka dan mampu mengelola warisan tersebut dengan baik tidak mustahil seluruh rakyat hidup sejahtera dan makmur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Maret 2024 jumlah angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,03 persen sekitar 25, 22 juta orang. Bisa jadi presentase angka kemiskinan yang sebenarnya lebih besar daripada yang terdeteksi. Artinya berapapun jumlah angka tersebut perlu uluran tangan langsung dari pemerintah untuk mencapai kesejahteraan.
Sekarang semua tergantung pada kebijakan dan kesadaran para pemangku kekuasaan. Apalagi usia kemerdekaan negara ini sudah mencapai 79 tahun, sudah saatnya rakyat Indonesia sejahtera dan makmur secara keseluruhan. Bagaimana menurut anda?(*)