spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

Menikmati Makan di Dapur Omah Povoa, Pemiliknya Arek Kenjeran

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media-Kuliner adalah salah satu wisata favorit apabila sedang mengunjungi daerah baru. Bukan hanya berlibur di mancanegara melainkan di dalam Indonesia. Orang Surabaya berangkat ke Malang bisa saja hanya untuk kuliner makanan.

Berangkat pagi untuk mencoba sarapan di café hits hingga malam petang. Tak kaget lagi bahwa pertumbuhan food blogging dan konten kuliner melonjak signifikan. Banyak individu yang menggunakan media sosial seperti Instagram, YouTube, dan blog pribadi untuk memberikan ulasan terhadap makanan dan restoran. Berkat mereka lah kami yang hidup di Portugal terus bisa menikmati perkembangan kuliner Indonesia dan juga mencatat café atau restoran apa yang worth it untuk dikunjungi di Portugal. Bagaimana persebaran kuliner di Portugal??

-Advertisement-

Malang Posco Media
Menu yang tersedia di Dapur Omah Povoa

Bagi warga Eropa, makanan Italia merupakan kuliner terbaik. Pizza, pasta, dan ice cream. Hampir 1,5 tahun tinggal di Portugal lebih sering beli Pizza Hut dibandingkan harus pergi ke Restaurant Italia. Dan menu yang sering dibeli adalah dengan topping keju atau tuna. Karena rata-rata menggunakan daging/sosis/ham/pepperoni dari babi. Begitu juga dengan aneka pasta. Topping dan isiannya kurang sesuai. Seringnya buat pasta atau lasagna sendiri di rumah.

Malang Posco Media
Ayam geprek rasanya juara

Sepanjang observasi dari Portugal, sekarang ada kota-kota di Indonesia yang dikenal sebagai surga kuliner, antara lain: pasti Surabaya kota tercinta, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, dan Bali. Mendengar mereka pasti sudah terbayang betapa lezatnya makanannya. Bahkan mungkin sudah banyak list resto yang tersimpan di Instagram reel. Entah kapan mau dikunjungi yang penting disimpan terlebih dahulu.

Bagi kami menikmati makanan Indonesia dari benua Eropa merupakan cara mengobati rindu akan tanah air. Restoran Asia cukup banyak beragam di Eropa. Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, Swedia, dan Spanyol adalah beberapa negara di Eropa yang semarak memiliki restoran Asia. Paling banyak dijumpai adalah restoran Jepang, Cina, India, Thailand, dan India. Namun makanan Indonesia masih jarang sekali. Terbanyak restoran Indonesia ada di Belanda.

Malang Posco Media
Bakso adalah favorit DoubleZ

Beruntung di Portugal juga kaya akan restoran Asia. Ada menu lokal Indonesia dibeberapa restaurant juga seperti Nasi Goreng, Mie Goreng, dan Sate Ayam. Namun jangan ditanya terkait rasanya. Jauuuuh sekali dengan aslinya. Bukan nasi goreng merah khas Chinese food, bukan mie goreng tek-tek ala abang gerobak lewat, bahkan bukan sate ayam khas madura. Masih mending buat sendiri deh moms.

Makanan China yang terkenal medok dan juara rasanya, disini tidak begitu nampol. Resto China favorit kami adalah buffet all you can eat. Bisa pilih aneka menu appetizer, main course, dan dessert dengan harga terjangkau. 10 Euro (Rp. 166.000) untuk makan siang dan 14 Euro (Rp. 230.000) untuk makan malam. Bisa makan nasi, mie, bihun, daging, ayam, gorengan, sushi, sayuran, seafood, es krim, kue, pudding. Bisa ada 100 macam makanan tersedia. Best deal banget!!! Makan sampai puas dan kenyang selama 1,5 jam.

Malang Posco Media
Mie goreng Jawa khas rasa abang gerobak lewat

Yang paling menggembirakan adalah berdirinya restaurant Indonesia pertama kali di Portugal. Letaknya di Povoa de Varzim – kota kecil yang terletak di pantai utara Portugal. Namanya adalah Dapur Omah Povoa. Untuk pertama kalinya kami sekeluarga sudah pergi ke Povoa dengan menempuh jarak 366 kilometer untuk menikmati makanan Indonesia. Perjalanan kami kesana sekalian dengan liburan di Kota Aveiro beberapa waktu lalu. Dari penginapan di Aveiro ke Dapur Omah Povoa masih menempuh jarak 106 kilometer. Letak Dapur Omah Povoa juga cukup strategis karena dekat dengan pemberhentian metro dan kawasan ramai Casino da Povoa.

Malang Posco Media
Tampak luar dapur Omah Povoa

Dapur Omah Povoa baru saja berdiri di awal tahun 2022. Terbilang masih baru. Namun penggemarnya sudah banyak. Pengunjung berasal dari warga Indo dan juga bule lokal. Povoa de Varzim dekat dengan kegiatan laut seperti selancar dan pelayaran. Sehingga banyak warga Indonesia yang berprofesi pelayaran singgah kesini. Dengan porsi banyak dan harga terjangkau di kantong. Menjadi jujukan untuk makan siang atau makan malam.

Rasa makanannya benar-benar otentik medoknya Indonesia. Dari seluruh menu yang tersedia jadi bingung mana yang paling favorit. Karena semuanya suka. Mulai dari ayam geprek, bakso, mie goreng jawa, bebek hitam madura, tempe mendoan, dan tahu kriuk. Rasanya istimewa!!!! Terbayarkan sekali menempuh ratusan kilometer mendapatkan makanan super enak.

Freyda bersama suami penuh tekad bulat membuka resto dan Asian minimarket di Kota Povoa. Tangan seorang ibu dengan 3 anak ini mampu membuat hidangan Indonesia digemari banyak pengunjung. Setelah mengobrol panjang ternyata Freyda merupakan warga Suroboyo Tanah Merah – Kenjeran Surabaya. Pantesan masakannya cocok sekali di lidah jowo. Sudah lama merantau di Lampung dan membuka jasa katering. Kualitas rasa tidak diragukan lagi. Warga Lisbon yang penasaran dengan rasanya bisa menunggu di Mercado Culinario yang diselenggarakan oleh KBRI setahun 2x (Juni dan Oktober).

Freyda tidak sendirian mengelola restoran. Dia dibantu dengan rekan dari Indonesia juga untuk memasak di dapur. Ada pegawai lokal juga yang bisa berbahasa Portugis. Sekitar 30 kursi sudah disiapkan untuk menyambut pengunjung. Sambil menunggu hidangan disajikan bisa melihat ke rak display minimalis yang tersusun rapi barang Indonesia. Dari mulai indomie, teh botol, bumbu dapur, jajanan, susu ultra, dkk terpajang dengan rapi.

Dapur Omah Povoa belum melayani pengiriman luar kota. Hanya offsite di tempat saja. Itu pun biasanya sudah laris diserbu dengan para nelayan Indonesia.

“Akses pemesanan online melalui Glovo (aplikasi sejenis go food) saja biasanya aktif dan non aktif. Karena sudah fokus dengan pemesanan di tempat”, kata Freyda. Hingga ada pelanggan yang hampir setiap hari memesan ayam geprek. Dengan gigih memohon kepada Freyda untuk dibukakan akses pemesanan lewat Glovo hanya khusus untuk dia.

Tidak hanya restaurant makan di tempat, Freyda dan tim juga menerima orderan katering dan tumpengan.

“Saya pernah melayani orderan katering H+2 setelah lahiran lho, karena sudah kadung janji eee lah kok si bayi bungsunya mberojol”, ceritanya dengan khas nada jowoan.

Harapannya Dapur Omah Povoa bisa mengepakkan sayap lebih besar dan luas. Kerjasama bisnis pun mulai menggandeng beberapa negara tetangga. Semoga bisa buka di Lisbon nih. Kalau capek masak bisa cuus pergi ke resto Indonesia. Hihihi.

Tingkat antusiasme terhadap kuliner dapat bervariasi secara signifikan dari individu ke individu. Kecintaan terhadap kuliner dan makanan adalah aspek penting dari kehidupan banyak orang, dan makanan sering kali tidak hanya dianggap sebagai kebutuhan fisik tetapi juga sebagai pengalaman sosial dan budaya penting saat kita singgah di tempat baru. Kalau untuk kawan pembaca apa arti kuliner?? OPP

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img