Malang Posco Media – Dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan dari sosok yang disebut sebagai guru. Guru adalah pelaku utama dalam suksesnya pendidikan. Tantangan menjadi guru di era saat ini menuntut seorang guru untuk bisa menjadi lebih berinovasi dalam mengajar. Tidak hanya dari segi keilmuan mengajar dan kecanggihan teknologi informasi saat ini, namun juga guru yang bisa lebih dekat dengan siswanya.
Guru sebagai sosok yang diharapkan bisa ‘digugu’ dan ‘ditiru’ sudah seyogyanya mengemban amanat tersebut dengan sebaik-baiknya. Berbagai upaya penelitian dan metode dalam membelajarkan ilmu pengetahuan bisa dengan mudah diakses dan dipelajari. Namun semua teori-teori pendidikan tersebut hanya akan menjadi sebuah teori saja manakala dari dalam sosok guru tersebut belum ada ‘jiwa guru’ yang mengiringi setiap langkah dalam pembelajaran. Lalu guru seperti apa yang dikatakan memiliki ‘jiwa guru’? Maka guru STMJ bisa menjadi salah satu jawabannya.
Guru STMJ hanya sebuah istilah yang diberikan untuk guru yang memiliki Semangat, Teladan, Menginspirasi, dan Jiwa pen-jelajah dalam mendidik. Seorang guru atau pendidik diharapkan bisa memberikan efek positif pada siswa saat membelajarkan ilmunya.
Hal ini selaras dengan semboyan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Apa sebenarnya peran guru STMJ?
Guru yang semangat dalam kesehariannya, baik itu saat mengajar atau pun di luar waktu mengajar akan membawa pengaruh pada siswanya. Ketika siswa melihat sosok guru yang setiap harinya membimbing dan mendidik tampak bersemangat serta menyenangkan, maka siswa juga akan ikut bersemangat pula dalam belajar.
Dalam beberapa kajian tentang psikologi perkembangan oleh para ahli, disimpulkan bahwa tugas seorang guru bukan hanya sekadar memberikan atau materi, namun guru dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai faktor dalam pembelajaran agar siswa bisa lebih nyaman dan mudah dalam belajar.
Semua orang bisa menjadi guru. Namun yang perlu disadari adalah anggapan dan harapan sebagian besar masyarakat tentang sosok guru yang sebaiknya bisa memberikan teladan atau contoh yang baik untuk siswanya. Untuk menjadi guru yang bisa diteladani oleh siswa perlu kiranya memperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, menganggap murid sebagai anak sendiri. Ruang kelas ibarat rumah kedua bagi siswa. Di sinilah perang guru sebagai orang tua sangat diharapkan untuk mendidik dan membimbing ‘anak-anaknya’ yang tidak lain adalah siswa-siswanya. Membimbing mereka dengan sepenuh hati akan membawa dampak positif pula bagi siswa.
Kedua, menghindari ucapan kasar kepada mereka. Sikap dan perilaku dibangun dari ucapan. Ketika siswa mendapati kata kasar dari gurunya, hal itu bisa menyakiti hati mereka. Lalu bagaimana sebaiknya guru bersikap manakala sedang diuji kesabarannya oleh siswa? Kalau menurut saya, ucapan adalah do’a. Jadi meski dalam kondisi marah, do’a yang terbaik untuk siswanya adalah sebaik-baik ucapan. Karena bagaimana pun juga siswa tetap akan memperhatikan semua sikap dan ucapan gurunya.
Ketiga, memberikan penghargaan kepada karya siswa. Guru perlu menyadari bahwa setiap anak itu unik. Sebaiknya guru tidak ‘nggebyah uyah’ atau menyamaratakan kemampuan siswa. Setiap anak memiliki bakat dan keterampilan yang berbeda-beda.
Di situlah salah satu peran guru terus memberikan semangat atas keunikan yang dimiliki siswa sebagai bentuk penghargaan kepada siswa. Sekecil apa pun bentuk penghargaan itu akan berpengaruh besar pada diri siswa di masa mendatang, meski hanya sekadar pujian. Hal ini kembali lagi pada istilah setiap ucapan adalah do’a.
Yang terakhir, keempat, berusaha mendengarkan setiap keluhan siswa dan bersedia membimbing mereka. Ada anggapan bahwa ‘guru itu sakti.’ Anggapan tersebut tidak lain muncul dari kepercayaan siswa pada setiap ucapan dan nasehat yang diberikan oleh guru.
Bahkan sebagian siswa lebih memilih bercerita tentang apa yang menjadi masalahnya kepada gurunya, baik itu masalah belajar, masalah dengan teman, bahkan masalah dalam keluarganya. Di sinilah peran guru sangat diharapkan untuk bisa menjadi pendengar dan penasehat yang baik. Harapannya tidak lain agar siswa bisa kembali belajar dengan nyaman dan tidak sampai salah dalam memilih teman sebagai tempat berkeluh kesah.
Kepercayaan yang besar terhadap guru bisa membuat siswa mendapatkan inspirasi dari sosok guru tersebut. Guru yang bisa menginspirasi siswanya adalah guru yang luar biasa. Jangan dibayangkan menjadi seorang inspirator itu harus memiliki prestasi yang luar biasa. Guru yang menginspirasi adalah guru yang bisa memberikan contoh yang baik dan inovatif, serta rutin melakukannya.
Meski berawal dari anggapan aneh, namun jika sesuatu yang dilakukan oleh guru ternyata bisa membawa dampak yang baik bagi siswa hingga akhirnya siswa mengikutinya, di situlah tanda guru berhasil menginspirasi siswanya.
Bekal berikutnya yang perlu dimiliki oleh guru adalah jiwa penjelajah. Melakukan jelajah yang dimaksud di sini adalah semangat guru untuk terus melakukan eksplorasi dan inovasi pada aktivitas pembelajarannya. Harapannya, guru bisa menemukan metode-metode yang tepat dalam membelajarkan ilmunya.
Saat ini fasilitas untuk mendukung kegiatan belajar mengajar sudah semakin canggih. Ditambah lagi perkembangan teknologi informasi yang terus melakukan perubahan dari masa ke masa. Yang terbaru dari pemerintah untuk mendukung pendidikan di Indonesia adalah diresmikannya tol langit pada 14 Oktober 2019 lalu.
Tol langit adalah upaya yang dilakukan pemerintah dengan membangun jaringan Palapa Ring untuk mendongkrak kualitas jaringan internet di seluruh Indonesia. Bagi dunia pendidikan, adanya tol langit ini diharapkan bisa membantu mempermudah guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya.
Menjadi guru STMJ atau apapun istilahnya, semuanya membutuhkan kesabaran, ketekunan, ketelatenan, semangat, dan do’a guru dalam mendidik. Setiap guru tentu berharap siswanya bisa tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang bermanfaat ilmunya di masa mendatang, mengingat semakin berkembangnya teknologi informasi dan pendidikan. Terus semangat guru Indonesia, teruslah berjuang untuk generasi emas Indonesia.(*)