MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kota Malang terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting. Kini pengawasan pun ditingkatkan hingga di tingkat kelurahan. Termasuk seperti kegiatan bulan timbang yang digelar di Kelurahan Kasin Kecamatan Sukun Kamis (21/12) kemarin
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif menyampaikan, pada bulan timbang di Kasin ini dihadirkan sebanyak 10 balita yang mendapatkan intervensi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) selama 70 hari. Kegiatan ini sekaligus merupakan evaluasi untuk Puskesmas dan kader apakah intervensi yang dilakukan sudah membuahkan hasil atau tidak. Yakni dengan mengukur berat dan tinggi badan dibandingkan dengan umurnya.
“Seperti tadi kami lihat berat badan dan tinggi badan per umur kemudian dicocokkan dengan buku yang ada di standar buku KIA ternyata memang sudah hijau. Artinya ada balita yang sudah diintervensi risiko stunting ternyata keluar dari risiko stunting,” jelas Husnul kepada Malang Posco Media.
Namun demikian, meski ada hasil positif atau ada balita yang sudah berhasil dilakukan intervensi, bukan berarti intervensi berhenti dilakukan. Sebab ada juga intervensi yang dilakukan untuk calon risiko stunting. Jika tidak ada kasus yang ditemukan, baik dari calon risiko stunting maupun risiko stunting, maka bisa dinyatakan sebagai zero stunting.
“Kita berupaya zero stunting, dalam satu kurun waktu tertentu tidak ada stunting baru. Karena ini sebenarnya banyak dari calon risiko stunting, dari ibu hamil yang kurang energi dan protein, anak yang kurang gizi, berat badan kurang. Ini yang harus kita intervensi. Jadi ada 2 yang sudah risiko stunting dan calon risiko stunting. Sehingga ini kalau tidak ada yang masuk, tidak ada risiko stunting baru, ini zero stunting,” tegasnya.
Untuk intervensi berupa PMT ditujukan bagi risiko stunting. Yakni makanan dimasak oleh kader dan kemudian diberikan kepada sasaran. Tiap kelurahan bisa mencapai 10 sasaran dan per harinya sebanyak tiga kali PMT. Sedangkan untuk calon risiko stunting, intervensinya dalam bentuk kudapan yang sudah disesuaikan dengan nilai gizinya.
“Kemarin yang calon risiko stunting ada sebanyak 1.300. Kalau tidak ada yang baru, berarti intervensi kita berhasil. Ini nanti kita lihat di akhir Desember nanti,” sebut Husnul.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga menyempatkan untuk hadir dalam bulan timbang yang digelar di Kelurahan Kasin kemarin. Wahyu menegaskan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan pemantauan dengan melihat ‘before and after’ (sebelum dan sesudah) dilakukannya intervensi.
“Program percepatan penurunan stunting tidak hanya kami berikan pada OPD saja, tapi juga saya perintahkan camat dan lurah agar ada target penurunan stunting. Karena kami sudah memberikan anggaran kepada mereka untuk menekan stunting, setelah itu baru kita evaluasi,” tegasnya.
“Tentunya kami akan support dalam anggaran untuk menekan stunting. Dengan berbagai program dan inovasi dari camat dan lurah, nanti saya lihat inovasi-inovasinya. Kemarin kan juga sudah ada beberapa kelurahan yang prevalensi stuntingnya rendah, itu sudah bagus, sudah akan menuju zero stunting. Jadi harapannya ini bisa menginspirasi wilayah lainnya, kami juga akan memberikan penghargaan kepada kelurahan yang angka stuntingnya sangat sedikit,” tandasnya. (ian/aim)