Malang Posco Media – Menulislah maka Kamu Ada, apa maksudnya? Sudah diketahui oleh seluruh khalayak di dunia kepenulisan maupun dunia pendidikan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan pokok dalam belajar berbahasa Indonesia. Menulis sering kali menjadi salah satu wadah bagi setiap orang dalam mencurahkan pendapat atau perasaan yang sedang dirasakan.
Tidak jarang pula menulis juga dikreasikan dalam beberapa bentuk yakni puisi, pantun, syair, cerpen, novel, opini, buku dan lain sebaginya. Dengan menulis kita bisa semakin berkreasi dalam mencurahkan pendapat atau perasaan dalam bentuk tulisan yang selamanya akan dikenang oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menulis bagi pemula memang dirasa sulit, mengapa kok sulit? Ya kerena bingung akan memulai menulisnya dari mana. Atau bisa jadi kita ingin memulai menulis atau tidak, inilah akar permasalahan yang sebenarnya. Tidak ada hal yang tidak mungkin dan tidak akan ada keberhasilan apabila tidak gagal dahulu.
Seorang aktor terkenal di dunia hiburan nasional bahkan di kalangan internasional pasti mereka juga mengalami dan melewati apa itu yang dinamakan sebuah proses. Proses dimana hal yang diinginkan atau yang dicita-citakan bisa terwujud. Gagal memang pasti, kalau gagal ya harus mencoba lagi, membuat strategi lagi dalam mencapai cita-cita tersebut, berlatih lebih giat lagi sampai harapan yang diinginkan bisa digapai dengan maksimal.
Penulis pun juga harus seperti itu. Mencoba menulis dari tata bahasa yang paling sederhana yang nanti dalam tahapan selanjutnya akan lebih tertata bahasa penulisannya maupun pola dalam kepenulisannya. Semua tergantung dari adanya sebuah proses. Apabila seorang penulis yakin bahwa suatu saat karya tulisannya akan dikenal banyak orang maka tahapan dari proses yang demikian harus selalu diasah dengan selalu menulis di setiap waktunya.
Dalam menulis, kadang kala hati kecil kita berbisik apakah tulisan saya layak dibaca? Apakah tulisan saya sudah benar sistematikanya? Apakah tulisan saya sudah runtut struktur alurnya? Pertanyaan pertanyaan itu yang muncul tu memang sangat wajar apalagi yang dirasakan oleh penulis pemula.
Namun, perasaan-perasaan yang muncul seperti tidak ada rasa kepercayaan diri terhadap tulisan yang kita buat sangat bisa diantisipasi dengan cara-cara yang sangat mudah. Salah satu caranya mencoba memulai membaca karya-karya dari orang lain. Dengan begitu akan muncul rasa percaya diri dan makin yakin dengan apa yang kita tulis.
Tak Kenal Ruang dan Waktu
Di zaman sekarang menulis sudah tidak kenal ruang dan waktu. Dimanapun kita sempat menulis di situlah ada karya yang luar biasa. Sebuah tulisan di era digital seperti saat ini bisa ditemukan hanya dengan browsing melalui internet pada gawai masing-masing. Inilah salah satu kesempatan untuk mengembangkan diri kita dalam menuliskan beberapa karya agar lambat laun akan dikenal oleh khalayak umum.
Tulisan yang mulai kita tulis jadikanlah sebuah kekuatan dalam mencapai target keberhasilan. Yakinlah bahwa tulisan kita dapat dicerna oleh semua orang dari remaja, dewasa, bahkan usia lanjut.
Dari pengalaman yang sudah saya alami, dalam tulisan ini saya ingin berbagi beberapa tips agar percaya diri dalam menulis. Pengalaman ini juga saya padukan dari beberapa literasi yang sudah saya pernah baca.
Pertama, Sering membaca tulisan orang lain.
Dalam memulai kegiatan menulis, sering-sering membaca karya tulisan orang lain ini sangat penting. Mengapa? Karena kita akan lebih memiliki wawasan luas tentang model kepenulisan yang kita baca. Selain itu kita akan mendapatkan ide menarik setelah membaca karya tulisan orang lain. Tetapi, kita harus mencari fokus tulisan terlebih dahulu.
Misalnya Anda akan menulis karya yang seperti apa? Jika ingin memulai menulis sebuah cerpen berarti yang harus kita lakukan adalah sering membaca cerpen karya orang bukan malah membaca tentang puisi ataupun opini. Begitu seterusnya sampai kita mendapatkan ide untuk memulai menulis sebuah karya tulisan.
Kedua, Mulailah menulis pengalaman pribadi.
Jika pada tahap satu sudah dilakukan, selanjutnya adalah kita memulai tahapan menulis dari cerita pengalaman pribadi kita sendiri. Ketika memulai menulis pengalaman pribadi tulislah cerita dengan apa adanya tanpa memikirkan ejaan benar atau salah terlebih dahulu. Yang penting alur dari tulisan yang kita buat bisa jelas. Masalah ejaan atau tata bahasa bisa direvisi ketika tulisan sudah selesai.
Apabila kita belum selesai menulis kemudian sudah bingung membenahi ejaan dan sebaginya maka yakinlah tulisan yang anda buat tidak bisa selesai sesuai dengan target. Bahkan bisa jadi apabila merasa kurang sesuai akan ada pengahpusan kata atau kalimat secara terus menerus.
Ketiga, Target menulis satu halaman per hari.
Pada tahapan ini sebisa mungkin yang harus dilakukan adalah kita harus meniatkan bahwasannya dalam satu hari membuat satu karya per satu halaman. Mengapa? Kalau kita sudah terbiasa dalam satu hari membuat tulisan satu halaman, semakin hari kelincahan keterampilan menulis kita akan semakin terasah dan semakin tajim. Bahkan saya sangat yakin kalau kemampuan ketrampilan kita sudah terasah dan tajam dalam satu hari tidak akan cukup membuat tulisan hanya dengan menulis satu halaman saja.
Keempat, Lakukan editing ketika selesai menulis.
Dalam tahapan menulis pasti rasanya ada perasaan “gatal” untuk mengedit tulisan. Nah ini hiraukan saja dahulu agar tulisan yang kita coba tulis bisa segera cepat terselesaikan. Kalau kita terlalu merespon rasa “gatal” itu tulisan Anda akan semakin terhambat dan tidak selesai-selesai.
Jangan pedulikan jika ada kesalahan dalam mengetik kalimat yang kita rasa itu jauh dari sempurna, argumentasinya kurang kuat, atau pilihan kata yang tidak tepat. Biarkan ide tulisan yang sedang ditulis Anda mengalir deras dengan sendirinya serta tuangkan ke dalam tulisan meskipun kita rasa tulisan kita belum beraturan. Tahapan koreksi dan editing tulisan ini dapat dilakukan setelah Anda selesai menulis karya tersebut.
Kelima, Mulai menulis keadaan di sekitar lingkungan.
Pada tahapan ini Anda bisa memulai mengembangkan karya tulisan yang semula hanya menulis berdasarkan pengalaman pribadi bisa ditingkatkan dalam menulis keadaan di lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Atau menulis tentang persahabatan Anda bahkan keluarga.
Nah itu tadi ada lima tips yang bisa digunakan dalam memulai keterampilan menulis. Jangan lupa terus belajar, mencoba, dan berkarya. Satu hal yang tidak akan merugikan kita ketika kita menulis adalah tulisan kita sendiri.
Cogitu Ergo Sum adalah ungkapan dari bahasa Latin yang disampaikan oleh Rene Descartes, filsuf ternama Prancis yang artinya “Aku berpikir maka Aku ada.” Ungkapan tersebut untuk membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan manusia itu sendiri. Keberadaan manusia bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa untuk berpikir sendiri.
Menurut pandangan psikolog, manusia adalah obyek ilmu pengetahuan yang memiliki pola pikir sehingga memiliki kecenderungan untuk mempelajari ilmu. Kemampuan manusia untuk dapat berpikir sendiri dan kecenderungannya untuk mempelajari ilmu sangat dipengaruhi oleh informasi atupun ilmu pengetahuan yang ia dapat.
Mengadopsi ungkapan Rene Descartes di atas, maka dalam hal kepenulisan, Menulislah maka kamu akan Ada dimanapun berada.(*)