Campak di Wilayah Kabupaten Malang
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tidak hanya menyebar di Kota Malang, kasus campak di Kabupaten Malang juga cukup tinggi. Sampai dengan kemarin (23/9) total ada 194 terdeteksi suspek campak. Penyebarannya juga cukup merata di wilayah Kabupaten Malang.
Sebelumnya diberitakan Malang Posco Media, kasus campak per 21 September 2025 sudah menyebar di lima kecamatan di Kota Malang. Awalnya di Kecamatan Kedungkandang, kini sudah menyebar di Kecamatan Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru. Total ada 27 kasus dengan 176 suspek.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalaian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti, SKM, M.Mkes menyebutkan penyebaran suspek campak di Kabupaten Malang telah menyebar di 37 Puskesmas wilayah Kabupaten Malang. “Sesuai data yang kami miliki ada 194 pasien suspek campak,’’ katanya kepada Malang Posco Media kemarin.
Dia menyebutkan hanya ada dua Puskesmas di Kabupaten Malang yang bebas campak. Tapi sayangnya, Awignami begitu Tri Awignami Astoeti akrab dipanggil, tidak menyebutkan dua Puskesmas yang bebas campak tersebut. Yang jelas, mereka yang suspek telah mendapatkan pengobatan yang tepat. Termasuk pengobatan simptomatik dan pengobatan komplikasi.
Terkait dengan tingginya suspek campak, pihaknya gencar melakukan surveilans. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dan memantau kasus campak, serta mengidentifikasi sumber penularannya. “Kami juga meningkatkan cakupan imunisasi campak pada anak-anak dan melakukan imunisasi tambahan pada kelompok berisiko tinggi. Imunisasi diberikan oleh Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Malang,’’ ungkap Awig.
Disinggung dengan upaya pencegahan? Awignami pun menjelaskan selain imunisasi, pihaknya juga menganjurkan kepada masyarakat untuk penggunaan masker dan sering mencuci tangan. “Rajin mencuci tangan dan menggunakan masker. Karena campak sendiri sangat mudah menular,’’ tambahnya.
Dia menyebutkan, penularan campak dapat melalui udara, atau melalui alat makan atau benda dimana virus campak dapat menempel. “Kami juga memberikan edukasi tentang bahaya campak, serta sosialisasi cara pencegahan, dan pentingnya imunisasi,’’ tambahnya.
Awignami pun mengatakan terkait penanganan campak pihaknya tidak bisa sendirian. Butuh kerjasama yang intens dengan lintas sektoral, juga masyarakat. “Karena edukasi dan sosialisasi penting. Tapi kami juga sadar tidak bisa bekerja sendirian. Sehingga butuh kerjasama lintas sektor. Baik dengan bidang pendidikan, maupun masyarakat umum. Kami bersukur, semuanya pun sudah jalan,’’ ungkapnya. Yang pasti dikatakan Awignami untuk pencegahan campak, paling efektif adalah dengan imunisasi campak. Imunisasi campak dapat diberikan kepada bayi usia 9 bulan. Booster atau dosis penguatan dapat diberikan kepada bayi berusia 18 bulan dan saat usia 7 tahun. “Orang dewasa juga dapat diberikan, jika mereka berisiko tinggi, serta belum mendapatkan imunisasi campak sama sekali,’’ pungkasnya.(ira/lim)