
MALANG POSCO MEDIA – Bulan Juni sebentar lagi akan berakhir, menandakan bahwa sudah setengah perjalanan di tahun 2025 ini. Sepertinya waktu begitu cepat berlalu.
Ada beberapa momen spesial di bulan Juni seperti Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Islam, dan kenaikan sekolah. Ketiga acara ini membuat warga Indonesia merasakan banyaknya long weekend. Khususnya untuk liburan kenaikan sekolah yang sangat nikmat hampir 1 bulan. Kira-kira apakah para orang tua sudah mulai dibuat pusing karena anaknya libur atau malah menikmati waktu family time dengan bahagia?
Pertama-tama saya ucapkan selamat ulang tahun kepada Bapak dan Ibu Komisaris Malang Posco Media (MPM) yang kebetulan berulang tahun di bulan Juni. Semoga diberikan keberkahan melimpah di keluarga beliau serta kantor MPM pastinya. Amin Amin Amin.
Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban selalu identik dengan kambing dan sapi. Menjelang hari raya sudah banyak stand dadakan yang menjual hewan kurban dari berbagai range harga. Namun sayangnya fenomena ini tidak terlihat di Portugal. Karena hewan-hewan tidak boleh dipamerkan di sembarang tempat, hahaha.

Bagaimana cara umat muslim di Portugal yang ingin berkurban?
Meskipun kami tinggal di perantauan tetapi kami masih rutin menyisihkan tabungan yang memang diperuntukkan untuk kurban. Kami memilih kurban di Indonesia. Sudah ada teman akrab yang kebetulan mengelola peternakan. Sehingga sudah tinggal pilih foto dan harga kambing yang ingin dikurbankan. Sedangkan di Portugal, pihak masjid bekerjasama dengan pihak Talho (toko daging) halal untuk proses sembelih dan pemotongan hewan kurban.
Rindu (teman kami yang tinggal di Almada) selalu rutin berkurban disini. Bahkan di tahun-tahun sebelumnya mereka pergi ke peternakan untuk membeli dan menyembelih kambing sendiri. Namun mendadak tahun ini si peternakan tidak menyediakan hewan kurban lagi.
Sudah ada tim masjid Almada yang mengurus proses penyembelihan bersama pihak Talho. Rindu sudah langsung terima daging kambing yang sudah bersih dan dipotong-potong. Semua bagian diberikan kepada Rindu dan keluarga kecuali kepala, kaki, dan kulit. Untuk jeroan hanya hati dan paru yang diberikan.
Sementara itu berbeda halnya dengan Roya dan keluarganya (teman kami yang tinggal di Amadora). Biasanya mereka berkurban di Indonesia, namun tahun ini sengaja berkurban di Portugal untuk bisa memberikan pengalaman berbeda untuk kedua putrinya. Roya melakukan proses yang sama seperti keluarga Rindu. Sehingga nanti akan mendapatkan daging kambing yang siap untuk disateeee…..
Roya mengajak keluarga KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) untuk menyate bersama di KBRI. Ini adalah tujuan besar mereka supaya kedua putrinya bisa merasakan suasana Hari Raya Idul Adha layaknya di Indonesia. Keluarga besar KBRI dengan guyup menusuk dan membakar sate serta membuat tengkleng juga. Alhamdulillah ternyata saya ikut kecipratan juga dapat kiriman Sate Kambing dan Tengkleng Kambing. Yeeey, serasa lebaran nih.
Coba tebak berapa harga 1 kambing untuk kurban di Portugal?
Harga kambing kurban di Portugal rata-rata 170 – 180 euros per ekor atau Rp. 3.200.000 – 3.400.000. Amazing!!!! Harga kambing disini ternyata sama dengan yang saya beli di Indonesia. Untuk UMR Portugal yang setara dengan Rp. 15.000.000 kemungkinan bisa dengan mudah menyisihkan uang per bulan selama 1 tahun untuk membeli kambing. Tetapi bagaimana dengan UMR orang Indonesia yang ternyata setara dengan 1 ekor kambing? Apakah juga akan memperjuangkan untuk berkurban?

Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada hari Jumat lalu serasa bukan hari libur. DoubleZ tetap masuk sekolah seperti biasanya. Papi Fariz juga masuk kerja, tidak mengajukan cuti karena ada banyak rapat penting. Zirco juga tidak bisa bolos sekolah karena ada ujian akhir semester. Sedangkan Zygmund diberangkatkan sekolah saja biar bisa happy bermain di sekolah.
Pagi hari jam 6 dimana masih sangat petang kami bergegas menuju Masjid Central Lisbon. DoubleZ sudah bangun dan mandi di pagi hari. Mereka jelas masih mengantuk karena biasanya baru bangun jam 6.30 atau 07.00. Mereka berdua pergi ke masjid dengan atribut seragam lengkap supaya tidak perlu ganti baju di mobil.
Masjid Central Lisbon atau Mesquita Central de Lisboa mengadakan 2 kloter sholat berjamaah yaitu jam 07.00 dan 09.00 WEST (Western European Summer Time). Kami harus memilih jam 07.00 karena Zirco dan Zygmund masuk sekolah jam 09.00.
Alhamdulillah setelah melaksanakan sholat ied langsung kembali ke Cascais (rumah kami) dan mengantar DoubleZ ke sekolah. Mereka sudah sarapan roti dan telur di mobil. Perut kondisi aman, siap menerima pelajaran di sekolah.
Apakah kangen dengan tradisi menyembelih dan “nyate” bersama?

Sebenarnya kami adalah keluarga yang tidak pernah melakukan tradisi menyembelih ataupun “nyate” sendiri dirumah. Proses penyembelihan hewan kurban selalu meminta pertolongan masjid, sekolah, kantor atau yayasan. Papi Fariz juga tidak menyukai makanan olahan kambing sehingga sudah pasti tidak berminat untuk mengikuti proses penyembelihan sejak dia remaja. Hahaha.
Sedangkan saya pribadi lebih memilih membeli sate dan gule kambing dari warung daripada harus “menyate” sendiri. Sehingga tradisi ini tidak ada di keluarga saya sejak kecil.
Jadi tahun depan akan kurban di Indonesia lagi atau di Portugal? Insya Allah kalau ada rezeki maka kami akan tetap memilih kurban di Indonesia. Insya Allah, Amin Amin.
Liburan sekolah panjang DoubleZ semakin dekat. Bersiap menghadapi summer holiday pada bulan Juli dan Agustus di Eropa.
Bagaimana kira-kira liburan panjang di Eropa?
Apakah cukup membuat orang tua tambah stress atau malah happy bertemu anaknya terus? Apakah sekolah di Portugal juga ada proses pembagian rapor seperti di Indonesia? Apakah ada proses wisuda untuk kenaikan kelas ke jenjang lebih tinggi? Nantikan ritual kenaikan kelas DoubleZ di episode selanjutnya ya!! OPP.