Makanan Indonesia paling dikangeni saat berada di perantauan.
Meskipun sehari-hari memasak ala Indonesia, semangat 45 membara saat mendapat informasi acara kuliner Indonesia. Contohnya Mercado Culinário Indonésio, salah satu event yang kami datangi.
=====
Bukan saya dan suami saja yang antusias, Zirco langsung berkata ingin membeli sate ayam. Sate Ayam yang benar-benar dikipas di bara api bukan hanya di grill di teflon, hehe.
Tiba di Av Dom Vasco da Gama (tempat KBRI) antrean parkiran mobil sudah panjang. Kala itu masih menunjukkan pukul 13.00 WEST (Western European Summer Time). Waktu yang tepat menyantap berbagai hidangan. Suasana ramai sudah terlihat di pintu masuk, hingga tidak ada satu pun terlihat meja dan kursi yang kosong. Para pengunjung bisa menikmati acara Mercado Culinario Indonesio sejak pukul 12.00 – 16.00 WEST. Kesuksesan Mercado Culinário Indonésio Juni 2022 lalu membuat KBRI Lisabon kembali menyelenggarakan Mercado Culinário Indonésio untuk kedua kalinya di tahun 2022. Tepatnya di bulan Oktober 2022.
Mercado kali ini diselenggarakan di tengah musim gugur di Portugal. Ini merupakan ajang memenuhi kerinduan diaspora Indonesia maupun masyarakat Portugis terhadap kuliner Indonesia.
Mercado Culinário Indonésio adalah terjemahan Bahasa Portugis yang artinya, ‘Pasar Kuliner Indonesia’. Ajang ini bertujuan
mempromosikan kekayaan kuliner serta produk Indonesia di Portugal.
Ini bertepatan dengan misi Duta Besar LBBP RI untuk Portugal Rudy Alfonso yang ingin mempromosikan citra positif Indonesia. “Saya yakin dukungan citra positif Indonesia di sisi kuliner akan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi Indonesia dan Portugal,” ujar Dubes Rudy dalam sambutannya.
Ia juga menyinggung tentang harapan ekspansi masakan tradisional Indonesia di negara yang terkenal akan permainan sepak bolanya itu. “Saya senang semakin banyak orang Portugis yang suka masakan Indonesia. Nah, kita mengharapkan juga semakin banyak pula diaspora Indonesia yang membuka restoran di sini (Portugal),” katanya dengan semangat.
Tak disangka-sangka, cuaca selama acara berlangsung sangat bersahabat. Walaupun temperatur Kota Lisabon sudah sejuk, hal ini tidak menggoyahkan semangat para pengunjung untuk merasakan kuliner Indonesia. Panas matahari tidak terlalu terik, mendung pun tidak terlihat. Sehingga meskipun antrean panjang, pengunjung terlihat sabar menunggu gilirannya memesan makanan.
Pada edisi kali ini, ada sebanyak 500 orang yang memadati halaman belakang KBRI Lisabon. Mereka sibuk memilih kudapan nusantara yang ingin dicicipi.
Ada sekitar 40 jenis makanan yang dijual, mulai dari menu favorit sate ayam, nasi goreng, mie goreng, bakso, bubur ayam, rendang, siomay, nasi kuning, ayam woku, aneka lumpia, hingga beragam gorengan dan jajanan pasar.
Di pintu masuk juga langsung terlihat stand dari SUASA. Satu-satunya supermarket Indonesia yang ada di Portugal. Jelas seluruh aneka Indomie, kecap manis, rempah-rempah, bumbu instan, hingga bir bintang tersedia di sini. DoubleZ langsung memborong Indomie sebanyak 10 biji.
Sate ayam menjadi primadona karena 1.000 tusuk sate habis terjual
sebelum acara selesai. Selain sate ayam, beberapa hidangan juga kami beli, antara lain, nasi goreng merah, rendang, lumpia, bakwan goreng, tempe goreng, risoles, bubur ketan hitam dan kacang hijau.
Tidak hanya menyajikan kuliner, kali ini KBRI Lisabon menerima partisipasi stand agen perjalanan Travelutions yang menyediakan paket-paket wisata ke Indonesia. Selain itu, Emirates sebagai salah satu maskapai internasional yang memiliki rute penerbangan (dengan satu kali transit) Lisabon – Jakarta dan Lisabon – Bali, juga ikut berpartisipasi dalam event ini.
“Banyak pengunjung yang menanyakan tentang Indonesia, khususnya setelah perbatasan dibuka dan masuknya paspor Portugal dalam daftar Visa on Arrival di Indonesia. Kami (Emirates) menyambut baik keikutsertaan Emirates dalam Mercado Culinário Indonésio karena bersamaan dengan minat pasar dan traffic yang kuat ke Indonesia, khususnya Bali,” kata Ana Paula dari Emirates di sela-sela acara.
Bila ingin mencoba pijat refleksi Indonesia, pengunjung juga dapat menikmati jasa pijat di stand Swans Spa & Message selama 10 menit. Di samping mencicipi gastronomi nasional Indonesia, Mercado Culinário Indonésio juga digunakan untuk promosi kebudayaan seperti musik dan tarian tradisional.
Salah satu musik yang ditampilkan adalah lagu ‘Indonesia Pusaka’ oleh João Oliveira, alumni beasiswa BSBI dan peserta kelas Bahasa Indonesia yang diselenggarakan KBRI. Selain itu, pengunjung juga dibuat terbuai oleh alunan permainan nada Gender Bali oleh Vanessa, alumni Darmasiswa ISI Denpasar.
Di seni tari, Grup Citraloka Dance berhasil memukau pengunjung dengan penampilan tari Topeng Keras Bali. Pengunjung juga memanfaatkan momen usai penampilan untuk foto bersama penari yang masih mengenakan kostum tradisional.
Untuk menambah semarak hiburan, KBRI mengadakan perlombaan karaoke yang diperuntukkan bagi diaspora Indonesia. Inilah yang otomatis membuat para pengunjung ikut bergoyang heboh.
“Seru sekali bisa berkumpul dengan sesama WNI sambil bernyanyi bersama,” tutur Yohana, WNI yang kini menetap di Algarve. Ia rela menempuh perjalanan sejauh 250 km untuk datang ke Mercado Culinário Indonésio.
Melihat animo pengunjung yang bahkan jumlahnya meningkat dibanding penyelenggaraan mercado sebelumnya, KBRI optimis
Mercado Culinário Indonésio diterima dengan baik oleh masyarakat di Portugal. Sudah banyak warga lokal Portugal yang cocok dengan makanan Indonesia. Saking cintanya dengan Indonesia, sudah tak sabar lagi menanti acara serupa di tahun depan. Semoga suatu saat ada stand yang jualan rujak cingur, lontong balap, tahu tek, pempek, dan prasmanan nasi padang, We Love Indonesian Food. (opp/van)