MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kurikulum Merdeka Belajar sangat ditunggu setiap satuan lembaga pendidikan dan pelajar saat ini. Berdasarkan itu, SMAN 8 Malang menggelar Webinar Nasional dengan tema Kurikulum dan Pembelajaran yang Memerdekakan. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan.
Kepala SMAN 8 Malang, Anis Isrofin, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT ke-49 SMAN 8 Malang. Diikuti Sebanyak 400 peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. “Dengan webinar kami ingin share ilmu, kepada masyarakat khususnya pelajar, guru dan tenaga pendidikan yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Kegiatan ini mengundang dua narasumber. Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd, dan Afifuddin, M.Sc., PhD. Dalam kesempatan tersebut Prof Djoko mengatakan bahwa pendidikan yang baik tidak bisa diciptakan dengan sulapan. Begitu juga kurikulum dan pembelajaran. Semua harus dirancang dengan baik, terencana dan terlaksana. “Tidak bisa disulap begitu saja,” ucap Djoko.
Ia menyampaikan, Merdeka Belajar bukan sebagai tujuan pokok. Hal itu dijelaskan oleh Djoko saat webinar nasional yang dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting. Tetapi, sebagai jalan dalam menciptakan pendidikan bermutu dan berkualitas untuk Sumber Daya Manusia (SDM). “Merdeka Belajar itu salah satu jalan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas,” ujarnya.
Adapun karakteristik Merdeka Belajar, kata dia, meliputi kejelasan komitmen pada tujuan belajar, kesanggupan berefleksi, dan kemakmuran belajar. Djoko menambahkan, bahwa pendidikan selalu menjadi garda terdepan untuk masa depan pelajar, sehingga bersifat visioner dan antisipatif.
Sementara itu, pemateri kedua, Afifuddin, M.Sc., PhD menjelaskan tentang fleksibilitas dalam pembelajaran. Menurutnya, penting untuk satuan lembaga pendidikan membuat pelajaran atau pembelajaran menjadi fleksibel. Alasannya, karena pelajar saat ini berbeda dari generasi dahulu.
“Kita berhadapan dengan peserta didik yang berbeda dari generasi dulu. Apalagi teknologi saat ini melalui lompatan yang cepat. Pelajar saat ini adalah generasi millenial,” kata dia.
Sebelum teknologi tersebar luas, mencari informasi atau melaksanakan pembelajaran serba terbatas. Arti terbatas adalah cara dan sumbernya tidak mudah didapatkan. Begitu juga dengan kurikulum, harus disesuaikan dengan peserta didik. Sehingga, siswa dapat dengan mudah menentukan pertanyaan serta menyelesaikan persoalan yang ada.
Selain itu, tantangan lapangan kerja tahun 2030 akan semakin ketat dan persaingan akan semakin berat. Sehingga, guru atau tenaga pendidik lainnya harus beradaptasi dengan lingkungan yang semakin canggih.
Kepala Cabang Dinas Wilayah Malang-Batu, Dr. Dra. Ema Sumiarti, M.Si, yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan webinar tersebut merupakan hal yang ditunggu. Selain membahas topik inti, webinar ini memberikan banyak manfaat. Seperti, meningkatkan kompetensi, menunjukkan karya, mengembangkan diri secara mandiri, serta mengembangkan karir guru. “Dengan begitu juga akan meningkatkan karir guru. Mereka bisa mendapatkan kenaikan pangkat apabila kompetensi meningkat,” pungkasnya. (mda/imm)