KH Moh Said Penggerak Laskar Hizbullah (2)
KH Moh Said tak hanya mendirikan Ponpes Pendidikan dan Perguruan Agama Islam (PPAI) Ketapang Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Namun ia juga dikenal luas sebagai kiai yang memberi kontribusi besar bagi bangsa dan negara.
MALANG POSCO MEDIA – Berkacamata dan memakai serban, itulah almarhum KH Moh Said yang terlihat dalam figura yang terpajang di dinding ruang Sekretariat Ponpes PPAI Ketapang Kecamatan Kepanjen saat Malang Posco Media berkunjung, Selasa (13/8) lalu.
Ponpes tersebut didirikan KH Moh Said sekaligus menjadi pengasuh sejak 1946 hingga wafatnya pada tahun 1965. Kini, ponpes salafiyah tersebut diteruskan oleh penerusnya.
KH Moh Said mengabdikan dirinya untuk agama, nusa, dan bangsa. Para santri tidak hanya diajarkan tentang agama, namun juga diajarkan membela Tanah Air untuk melawan penjajahan Belanda pada masanya.
“Meskipun beliau diam di pondok, tapi beliau menggerakkan dan memandu santri untuk melawan penjajah,” kata Samsul Muslim, alumni Ponpes PPAI Ketapang Kecamatan Kepanjen.
Ia menuturkan, KH Moh Said pernah menjadi pegawai Kantoran di Surabaya sejak tahun 1925 sampai 1927. Namun sang kiai memilih melepas pekerjaannya sebagai pegawai pemerintahan Belanda. Itu demi mendirikan ponpes untuk perjuangan umat.
“Beliau mengundurkan diri sebagai pegawai di Kantor Gubernur Surabaya karena ingin fokus mendirikan ponpes,” kenang Samsul.
KH Moh Said kemudian pindah ke Kabupaten Malang. Di samping membentuk kepribadian para santri, juga untuk membentuk semangat perjuangan melawan penjajah.
“Pak Liman dan Pak Ilyas (santri KH Moh Said.red) mengatakan, mereka ke ponpes bukan tujuan utama untuk mengaji, tapi memang untuk menjadi pejuang di bawah komando KH Moh Said,” bebernya.
Lebih lanjut, Samsul menceritakan bila KH Moh Said sebagai Rois Syuriyah Nahdatul Ulama (NU) Cabang Kabupaten Malang sejak tahun 1950 sampai 1965. “Dulu kan NU awalnya menjadi organisasi sosial, kemudian politiknya NU ikut Masyumi,” cerita Samsul.
“Kemudian tahun 1984 NU tidak menjadi partai politik sampai sekarang,” sambung lansia berusia 63 tahun tersebut.
KH Moh Said juga diutus oleh Pemerintah Indonesia ke Moskow, Rusia dan Karachi menjadi ketua misi ulama se-Jawa Timur atas nama Partai Nahdatul Ulama wilayah Jawa Timur pada tahun 1956.
Dikatakan Samsul, bila tujuan pemerintah mengutus KH Moh Said ke luar negeri dalam rangka mempromosikan Indonesia setelah beberapa tahun memproklamrikan kemerdekaan.
“Tujuannya untuk mempromosikan Indonesia yang agamis dan Indonesia yang penuh dengan kebudayaan. Itu yang dipromosikan. Kiai memang dikenal pandai berbahasa asing,” tagasnya. (den/van)