MALANG POSCO MEDIA– Rasanya seperti baru kemarin Malang Posco Media berdiri. Baru menapaki persaingan media yang kian ganas plus desakan gaya medsos yang makin massif. Itu karena saya masih harus berkutat dengan supporting koneksi jaringan dan link and match yang tak kalah ‘menggila’ tuntutannya saat ini.
Saya Jl Junaedi yang ditugaskan sebagai Koordinator Teknologi & Informasi, ingat benar bagaimana saat New Malang Pos -awal berdirinya Malang Posco Media- membangun infrastrukturnya. Berdiri di bangunan yang bukan diset untuk kantor. Tidak disetting untuk kepentingan lalu lintas orang dan interkoneksi pekerjaannya.
Tapi karena harus mengakomodasi semangat orang orang kreatif, tidak ada kata tidak bisa. Terlebih perangkat untuk mendukung pekerjaan sudah berdatangan. Sudah diperlukan untuk menunjang kerja termasuk interkoneksi dan link and matchnya. Apakah itu secara interen ataupun dengan dunia luar.
Bersyukur saat itu, sang pemilik rumah yang tidak lain Komisaris Utama (Komut) Malang Posco Media, Juniarno D Purwanto tak risau rumah idamannya ‘diacak-acak’. Ada kamar jadi ruang kerja, ruang keluarga untuk ruang redaksi, garasi jadi ruang administrasi bahkan dapur pun juga dipakai tempat kerja.
Ruang ‘otak link and match’ pun segera menempati salah satu kamar tidur di lantai dua. Meski ruang itu harus berbagai dengan wartawan dan teman-teman pengelola media sosial, YouTube, Facebook, Instagram dan Tik Tok.
Tak hanya itu. Ruang ‘otak link and match’ atau server yang menuntut ber-AC pun belum terwujud. Alhasil, begitu server itu dihidupkan, suaranya naudzubillah. Kerasnya suara putaran kipas pendingannya bisa terdengar sampai hampir 200 meter.
Tak ayal, tetangga sekitar yang umumnya rumah tangga yang biasanya tidak mendengar suara seperti mesin pabrik itu mulai bertanya-tanya. Bunyi apa itu. Kok Kencang sekali. Sasaran tembak pun kepada Pak Pur, sapaan kami kepada Pak Juniarno D Purwanto. Apalagi, sang Komut tinggal tak jauh dari tempat Malang Posco Media berkantor.
Rumah yang digunakan untuk kantor ada di Jalan Jembawan VII, sedangkan rumah Pak Komut ada di Jalan Kembawan VIII. Berjarak sekitar 90 meter. Kedua jalan ini bersimpangan yang sama-sama menghadap lapangan untuk aktivitas warga perumahan Jembawan, Pakis, Kabupaten Malang.
Benar saja Pak Komut segera ‘komplain’ ke saya. ‘’Mas, itu suara server ya. Suaranya keras, sampai ditanya warga,’’ begitu katanya.
Sebenarnya Pak Komut sudah paham ikhwal itu. Tapi begitulah cara Pak Pur menyampaikan. Sebagai orang yang diberi tanggung-jawab atas suara bising itu, segera saya menjawab. Solusinya ruang ber-AC.
Makan besok harinya, ruang pun ber-AC. Semburan udara dingin dari AC membuat kipas server tak lagi kerja maksimal. Suaranya menjadi sekadar mendengung rendah. Komplain warga pun aman.
Selesai? Belum. Semua meja kerja butuh fasilitas interkoneksi. Ya kabel listrik untuk asupan daya komputer, laptop dan gawai lainnya dan kabel jaringan untuk interkondeksi dan Wifi. Maka, sekat- sekat ruang pun harus rela berlubang sana sini demi jalur kabel.
Dan pekerjaan inilah yang sampai saat ini terus berlanjut. Perubahan tempat dan lay out ruangan menyesuaikan untuk kebutuhan kekinian. Tahun ini, saat Malang Posco Media berusia 4 Tahun, perubahan lay out ruangan dilakukan secara besar-besaran.
Perubahan sebelumnya memindah ruang server. Dari lokasinya di ruang yang berbagi dengan ruang Media sosial, kini menempati ruang eks pantry. Tempat ini tidak luas tetapi cukup efektif meredam jeritan mesin link and match.
Di lantai satu, kolam ikan di halaman depan harus menjadi ruangan Dirut, Pak Sudarno. Ruang pertemuan yang tadinya menempati raung tamu, menjadi ruang administrasi. Ruang admin pun kini menjadi tempat pertemuan sekaligus Studio Idea Club. Konten video Malang Posco Media di berbagai plat form.
Di lantai 2, tak kalah frontal perubahannya. Kini ada balkon untuk tempat santai dan tempat merokok. Ada Musala. Ada studio terbatas Podcast, ruang wartawan sekaligus ruang medsos dan dua tempat rapat.
Konsekuensinya menuntut perubahan mainnet -system jaringan utama yang biasa digunakan dalam lingkaran uang kripto- untuk diubah. Bersyukurnya, semua itu bisa berjalan tanpa mengganggu pekerjaan baik secara real time dan daily.
Perubahan itu rasanya benar-benar menjadikan Rumah Kita -begitu sebutan kantor Malang Posco Media- mengalami metamerfosa dari humian rumah menjadi tempat idealisme yang kreatif. Tempat yang hanya tadinya hanya untuk istirahat bermetamorfosa menjadi tempat kerja yang produktif. Selesai? Belum. Perubahan berikutnya sedang menunggu seiring dengan perkembangan dan tuntuan kreativitas di masa mendatang. (jun/van)