.
Thursday, December 12, 2024

Mewujudkan Malang Smart City

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kota Malang sebagai kota besar nomor dua di Jawa Timur setelah Surabaya dengan jumlah penduduk 847.192 jiwa (BPS, 2023) merupakan primadona masyarakat Jawa Timur dan luar provinsi untuk memilih tinggal di Kota Malang. Saat ini, Malang telah menjadi kota berskala besar dengan luas 110,06 km 2  dan merupakan salah satu basis pusat kegiatan pendidikan, pariwisata, budaya, dan sejarah di Indonesia.

Kota ini didirikan pada masa  Pemerintahan Belanda  pada tanggal 1 April 1914 dengan E.K Broeveldt sebagai wali kota pertama. Konon status Kota Malang yang pada zaman kolonial punya sebutan sebagai “Paris Van Java” menjadi barometer bersih, indah, sejuk, dan tempat tinggal yang nyaman.

Dorongan ekonomi, pertambahan penduduk yang cepat, dan perluasan kota, yang dapat dikaitkan dengan pertumbuhan luar biasa di sektor komersial, industri, dan pendidikannya, telah membawa banyak potensi dan peluang Kota Malang.

Data mencatat ada 330 ribu mahasiswa yang membanjiri Kota Malang pada tahun ajaran baru seperti tercatat pada tahun 2022/2023. Bagi sebagian masyarakat merasa bahwa kedatangan para mahasiswa baru ini berdampak negatif dengan peningkatan jumlah kendaraan, dampaknya kemacetan dan tentunya penambahan jumlah penduduk.

Ditinjau dari aspek ekonomi tentu ini mendatangkan banyak perkembangan dan manfaat bagi masyarakat luas, secara otomatis menjamurnya kos-kosan kelas bawah hingga premium, pertumbuhan real estate, hotel, bahkan industri-industri baru kian meningkatkan pendapatan daerah.

Seiring perkembangan tersebut, beberapa permasalahan kota juga muncul di dalamnya. Studi dari Tarigan et al. (2016) melaporkan beberapa masalah perkotaan kritis di kota besar, termasuk buruknya kinerja pembangunan transportasi perkotaan, sistem pengumpulan sampah, pengelolaan banjir, perbaikan kawasan kumuh, penyediaan air bersih, dan kerjasama antar pemerintah, yang dapat merusak atau menghambat upaya untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan.

Kota Cerdas merupakan cerminan dari kondisi kota yang sehat, bersih, aman, nyaman, berbasis digital dan bernuansa Teknologi Informasi atau IT untuk ditempati oleh warganya. Sebutan kota sehat menjadi simbol bagi wilayah yang telah memenuhi kriteria tersebut dimana bertebaran cafe dengan taman estetik lengkap dengan wifinya.

Kota yang cerdas bukan berarti di kota tersebut warganya dari kebanyakan kaum cerdik-cendikia tapi juga harus melibatkan dan mendapat sentuhan desain pembangunannya dari pemerintah daerahnya. Penilaian kota cerdas tidak dilihat dari banyaknya orang yang cerdas, melainkan dari upaya mengelola penduduk asli Malang dan para pendatang untuk ikut bersama-sama membangun Smart City untuk mewujudkan visinya menjadi kota besar yang berkelas.

Permasalahan perkotaan tersebut pada dasarnya terjadi pada kota-kota di dunia di belahan dunia lain. Urbanisasi menjadi salah satu transformasi dan dinamika urban secara global yang menyebabkan hal tersebut. Di samping itu, masyarakat dan kota di dunia memasuki transformasi dan dinamika menuju industri 4.0 dan masyarakat 5.0 dimana perkembangan teknologi yang pesat menjadi karakteristiknya.

Merespon dua proses yang terjadi secara global, yakni urbanisasi dan perkembangan teknologi, kota-kota di dunia memiliki agenda menuju kota cerdas (Smart City). Kota cerdas dapat dilihat sebagai projek pembangunan perkotaan melalui pemanfaatan internet of thing dan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi berbagai problematika urban dengan menciptakan berbagai bentuk inovasi baru dalam tata kelola pemerintahan

Mewujudkan Malang Kota Cerdas

Dalam rangka menjadikan Kota Malang menuju Kota Cerdas (Smart City) yang huniannya banyak dibanjiri mahasiswa, maka sudah selayaknya lingkungan berbasis pemanfaatan internet of thing dan teknologi informasi dan komunikasi untuk dibangun selaras dalam sebuah Master Plan Malang Smart City. Tujuan dari Malang Kota Cerdas berdimensi smart governance, smart education, smart economy, smart society, smart branding, smart living, dan smart environment.

Kondisi ini tentunya harus dilengkapi dengan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi. Secara infrastruktur Malang harus memiliki Command Center yang merupakan salah satu ikon kota cerdas di Kota Malang. Dilengkapi dengan teknologi yang canggih, operasional Malang Command Center ditujukan untuk menyempurnakan pelayanan publik dan layanan pendidikan dari Pemerintah Kota Malang kepada masyarakat.

Kelak Malang Command Center menjadi salah satu inovasi Pemerintah Kota Malang dalam hal pelayanan publik. Selain itu, Malang Command Center juga merupakan salah satu kunci penting dalam upaya Pemerintah Kota Malang untuk mewujudkan Malang Kota Cerdas.

Permasalahan utama dalam mewujudkan Malang Kota Cerdas adalah adanya gap di dalam interelasi ketiga komponen penggerak utama kota cerdas. Berkenaan dengan itu, posisi komunitas khususnya, cenderung ditempatkan sebagai penerima manfaat semata.

Kemunculan inovasi sosial yang berasal dari aktor lokal masih bersifat sporadis serta potensi sosial budaya kurang maksimal diafirmasi ke dalam program kota cerdas. Inovasi sosial di Kota Malang sebagaimana dijabarkan mungkin menjadi tidak relevan dalam konteks kota cerdas ketika tidak berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Namun bagaimanapun inovasi sosial yang ditampilkan dapat dimaksimalkan melalui pemanfaatan tekonologi digital. Tentunya kita berharap kolaborasi antar stakeholder juga menjadi signifikan dalam mewujudkan Malang Smart City.

Oleh sebab itu, pendekatan pembentukan formasi jaringan sosial dapat berguna untuk mengurai dan menyeleraskan tujuan tersebut. Selamat HUT Kota Malang ke-110. Semoga Semakin Maju dan Berselaras Untuk Kota Malang Berkelas.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img