.
Friday, December 13, 2024

Minta Enam Usulan Direalisasikan Tahun Ini, Warga Tutup Akses TPA Tlekung

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Puluhan warga Desa Tlekung menutup akses jalan menuju TPA Tlekung, Jumat (28/7) kemarin. Penutupan jalan tersebut dikarenakan Pemerintah dalam hal ini DLH Kota Batu tidak bisa mengatasi bau sampah yang menjadi permasalahan klasik setiap tahunnya.

Selain masalah bau sampah, warga Tlekung juga merasa kecewa karena usulan yang disampaikan ke DLH belum terealisasi sepenuhnya. Beruntung penutupan akses jalan satu-satunya ke TPA Tlekung tersebut tidak berlangsung lama karena pihak DLH langsung menemui warga, sehingga akses menuju TPA kembali dibuka.

Mewakili warga, Kepala Desa Tlekung menyampaikan bahwa protes yang dilakukan warga karena warga menilai pengelolaan sampah oleh DLH di TPA Tlekung tidak maksimal. Selain itu dari enam usulan warga masih dua yang direalisasikan. “Maksud tujuan kami untuk mengumpulkan bapak ibu semua disini biar jelas. Saya kira semua warga ini adalah korban bau sampah. Tidak cuma seseorang. Kami juga mohon kesabarannya, pengertiannya bahwa kita berjuang harus sampai kapanpun dan harus ada hasil,” ujar Mardi.

Mardi menerangkan, beberapa usulan warga yang dijanjikan akan diselesaikan oleh Pemerintah daerah terkait pengelolaan sampah akan diproses menjadi pupuk. Kemudian masyarakat sekitar yang terdampak langsung bau sampah akan mendapat kompensasi berupa pupuk tersebut.

Padahal, ujar dia, masyarakat hanya minta sampah–sampah tersebut dimanfaatkan dengan dikelola supaya tidak hanya ditumpuk begitu saja, dan kerap mengusik ketenangan warga sekitar terkait baunya. “Kemudian terkait drainase barat makam sebelah barat jalan, masyarakat meminta ada drainase dan di atasnya ada bunga sedap malam. Selanjutnya di gangsiran ledok, kanan kiri jalan harus bunga sedap malam,” bebernya.

Masyarakat juga minta drainase sudetan di depan Balitjestro, perlengkapan sarana prasarana lapangan, pengaspalan di Jalan Tarimin atas dan PJU di Jalan Tarimin bawah. Sementara itu Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan yang menemui warga meminta maaf atas persoalan yang terjadi. Terutama persoalan bau sampah dan usulan warga yang belum terealisasi.

“Mewakili DLH terkait persolan sampah saya mohon maaf sebesar-sebesarnya. Ini kesalahan kami karena tidak bisa maksimal permasalahan sampah di Desa Tlekung. Terkait usulan pengajuan Desa Tlekung baru terealisasi 2 titik dari pengajuan 6 titik,” ungkapnya.

Mengenai pengelolaan sampah di TPA Tlekung pihaknya menyampaikan bahwa ada permasalahan yang dialami DLH. Dimana DLH terkendala dua alat berat yang rusak dari empat alat berat yang dimiliki.

“Kemudian untuk sarpras juga terbatas. Staf kami ada 50 orang di TPA Tlekung dengan 48 orang merupakan warga Tlekung. Jumlah tersebut tidak memungkinkan untuk mengelola sampah selama 24 jam,” papar Aries.

Begitu juga dengan mesin pengolah sampah pirolisis juga terkendala di tahun ini. Dimana satu mesin tersebut tidak beroperasi tahun ini karena daya listrik tidak mencukupi. Tahun lalu, mesin dikelola oleh UPT, tahun ini oleh DLH. “Sehingga di perubahan tahun ini kami tambah anggaran untuk usulkan tambah daya. Harapannya, bisa mengoperasionalkan satu mesin lagi yang yang memiliki kapasitas pembakaran besar nantinya,” jelasnya.

Diketahui untuk volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung setiap harinya rata-rata mencapai 120 ton dari 24 desa/kelurahan di Kota Batu. Jumlah teresebut akan meningkat ketika masuk akhir pekan dan libur panjang. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img