MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjelang tahun politik ada beberapa kerawanan yang perlu menjadi perhatian dan harus diwaspadai. Terlebih seiring dengan perkembangan IT, salah satu yang harus dicegah adalah adanya penyebaran paham radikal yang tidak sesuai dengan falsafah negara.
Hal ini disampaikan Wali Kota Malang Sutiaji dan ditekankan kepada ratusan anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) di Kecamatan Blimbing, Rabu (16/11) kemarin. Pemahaman terkait pencegahan radikalisme ini bersinergi dengan TNI/Polri sebagai narasumbernya.
“Seorang Linmas harapannya juga teredukasi dan diberikan literasi berkaitan dengan masalah bagaimana penangkalan dan bagaimana faham-faham radikal di wilayah. Harapannya ya terbekali itu. Jadi saya pastikan ini tidak usah dikasih bahasa yang muluk-muluk, di ajak menyenangkan dan dikasih pesan-pesan moral,” tutur Sutiaji usai acara kepada Malang Posco Media.
Menurut Sutiaji, seluruh wilayah harus terus dibangun kewaspadaan terhadap tumbuhnya paham radikalisme. Tidak hanya kawasan yang sering dipandang rentan paparan paham tersebut.
“Yang banyak itu malah di Lowokwaru dan Klojen, tapi perlu waspada di mana pun. Contoh saja kemarin yang di Bumiayu malahan. Tempatnya justru yang tidak banyak (keramaian), itu yang justru harus di waspadai. Karena tidak menutup kemungkinan justru mereka-mereka itu tumbuh subur. Ingat kan, ISIS dulu malah di wilayah Kedungkandang yang lepas dari perhatian kita,” jelas Sutiaji.
Oleh karenanya, Sutiaji menegaskan, tidak bisa begitu saja diklasifikasi daerah itu rawan atau tidak. Yang penting adalah semua pihak harus waspada dimanapun berada.
“Terlebih ini menjelang tahun-tahun politik. Nah tahun-tahun politik negara kita juga ada masa-masa transisi. Khawatir ada goncangan-goncangan, nah saya sampaikan terima kasih kepada Linmas, kalau ada apa-apa segera melapor ke kepolisian, kepada TNI, supaya bisa ditindaklanjuti,” tegas Sutiaji.
Tidak hanya masalah paham radikalisme, Sutiaji juga mengajak Linmas untuk memahami dan mewaspadai permasalahan sosial lain yang sering terjadi di masyarakat.
“Termasuk juga konflik sosial. Konflik sosial kan saat ini ya mudah terhasut, ada berita hoax, ada berita-berita yang tidak (benar), sehingga Linmas itu diberikan pemahaman,” tandasnya. (ian/aim)