MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Polowijen Malang menggelar Outing Class di Wahana Edukasi Susu Batu Agrowisata Kota Batu belum lama ini.
Kegiatan tersebut diikuti seluruh siswa MINU Polowijen Malang. Seluruh siswa belajar bersama tentang proses pengolahan susu sapi mulai dari pemerahan, pengolahan susu, hingga menjadi kemasan untuk dipasarkan.
Kepala MINU Polowijen Malang, Mubin Ardiansyah, S.Pd.i menyampaikan, kegiatan tersebut berjalan selama dua hari. Hari pertama untuk kelas atas. Sedangkan hari kedua untuk kelas bawah. Selain itu MINU Polowijen juga mengadakan Lomba Bertutur di Perpustakaan Madrasah.
“Kegiatan Tengah Semester (KTS) merupakan kegiatan di luar sekolah yang bertujuan memberikan suasana baru bagi siswa agar tidak hanya belajar di dalam ruang kelas saja, melainkan siswa juga dapat bermain dan belajar di luar kelas,” ucap Mubin, Kamis (29/8).
Dalam kegiatan tersebut, seluruh siswa sangat antusias mengikuti setiap tahap dalam proses pengolahan susu mulai dari pengumpulan susu dari peternakan dan menjaga agar tetap segar dan bersih. Selanjutnya susu diperiksa untuk kualitasnya, dan kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan kotoran dan mikroorganisme.
Kemudian susu dipanaskan untuk membunuh bakteri patogen yang mungkin ada, proses ini dikenal sebagai pasteurisasi dan didinginkan agar dapat diolah lebih lanjut. Selanjutnya susu dipisahkan menjadi komponen seperti krim dan air. Proses ini untuk untuk memecah partikel lemak dalam susu sehingga susu tetap stabil dan konsisten.
“Para siswa sangat senang dan antusias. Dari kegiatan ini, mereka bisa belajar dan mengetahui proses pembuatan minuman susu seperti apa, dan mereka juga senang. Selain belajar juga bisa menikmati hasil olahan susu,” ujar Mubin.
Selain itu, MINU Polowijen juga menggelar Lomba Bertutur. Lomba ini diharapkan bisa mereka dapat mengembangkan literasinya serta membentuk rasa percaya diri. Selain itu, lomba ini bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam berliterasi. Sehingga mampu membantu siswa dalam memahami dan menginterpretasikan teks-teks tertulis dengan lebih baik, menggali makna, dan menganalisis kandungan literer dengan lebih mendalam.
“Lomba bertutur ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan minat dalam berbicara dan komunikasi, yang bisa menginspirasi mereka untuk menjalani profesi yang melibatkan keterampilan berbicara,” pungkasnya. (hud/udi)