MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang melaksanakan pengabdian masyarakat (Abdimas) dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti. Pada kegiatan tersebut, mereka melaksanakan pengabdian di Desa Sawahan, Turen, Kabupaten Malang. Dimulai Bulan Juni hingga September 2022.
Salah satu anggota tim pengabdian, Sinar Perbawani Abrina Anggraini,ST., MT, menuturkan bahwa sasaran kegiatan Abdimas ini adalah pelaku UMKM, seperti usaha pengrajin batu bata merah milik Ahmad Waris. “Kegiatan yang kita lakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, baik dalam hal manajemen maupun tentang perolehan peningkatan pendapatan,” ujar Rina.
Selain melakukan binaan terhadap pelaku UMKM, tim dosen juga memodifikasi alat pengaduk bahan batu bata merah yang belum bisa efektif. Sehingga dampaknya hasil pendapatan yang diperoleh para pengrajin belum maksimal. “Makanya kita modifikasi, dari yang sebelumnya hanya satu rangkaian, kita modifikasi jadi tiga rangkaian,” lanjut Rina.
Ketua kelompok pengabdian masyarakat, Handika Setya Wijaya,S.Pd,MT berharap dengan dibuatnya alat tersebut dapat meningkatkan hasil produksi para pengrajin batu bata merah. “Pekerjanya ada tiga, biasanya satunya kerja yang dua menunggu. Adanya alat ini bisa sekaligus tiga-tiganya kerja,” terangnya.
Menurutnya, produk inovasi yang dihasilkan para akademisi dalam hal ini tim dosen Unitri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Muaranya peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor UMKM,” kata Handika.
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dilakukan oleh tiga dosen Unitri dari fokus ilmu yang berbeda, yakni Teknik Kimia, Teknik Sipil serta Agroteknologi. Ia menambahkan selain dilakukan oleh dosen, kegiatan tersebut juga menggandeng mahasiswa sebagai salah satu program dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Karena sesuai dengan anjuran Kemenristek Dikti kegiatan pengabdian kepada masyarakat maupun penelitian juga dengan sistem kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. “Dua mahasiswa ini melakukan magang di sana. Jadi mereka membantu membuat batu bata merah. Hasil magang ini dapat dikonversikan ke nilai akademik, jumlahnya 20 SKS,” tutur Handika.
Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen dari Unitri tersebut adalah teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Selain itu Kemenristek Dikti juga mengharuskan adanya luaran berupa publikasi jurnal karya ilmiah di rumah jurnal terakreditasi nasional. (mp1/imm/adv/bua)