.
Friday, November 22, 2024

Mojokerto City Tour, AMSI Jatim Napak Tilas Sekolah Presiden Pertama Indonesia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MOJOKERTO – Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno selama ini dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan sosok proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, namun tak banyak yang mengetahui masa kecilnya. Ternyata Soekarno menghabiskan masa kecilnya di Mojokerto. Kota yang pernah menjadi bagian dari pusat kerajaan Majapahit.

Mojokerto memang dikenal memiliki banyak tempat wisata bersejarah yang kaya akan budaya. Termasuk yang baru diperkenalkan Pemerintah Kota Mojokerto, yaitu keberadaan sekolah Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Ditetapkan sebagai cagar budaya, bisa dinikmati oleh para pengunjung wisata di Mojokerto.

Rombongan AMSI Jatim foto bersama di halaman depan SMPN 2 Kota Mojokerto.

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur pun mendapat kesempatan untuk mengunjungi sekolah bersejarah itu dalam agenda Mojokerto City Tour, Minggu (19/6). Pengurus dan Anggota AMSI Jatim yang sehari sebelumnya menggelar Rakerwil (Rapat Kerja Wilayah) di Pendopo Sabha Mandala Madya, Pemkot Mojokerto, diajak keliling kota yang memiliki banyak situs peninggalan Majapahit ini.

City tour diawali dengan mengunjungi SDN Purwotengah yang berada di Jalan Taman Siswa, Kota Mojokerto. Sekolah pendidikan dasar ini merupakan sekolah Koesno (panggilan kecil Soekarno). Pada masa penjajahan Belanda disebut Inlandsche School atau sekolah khusus anak warga peribumi yakni Sekolah Rakyat ‘Ongko Loro’.

Soekarno kecil di Sekolah Rakyat ‘Ongko Loro’ pada tahun 1909-1912, dari tingkat dua hingga empat. Selanjutnya, saat naik ke tingkat lima, Soekarno dipindahkan oleh ayahnya ke Europesche Lagere School (ELS) agar lebih memiliki kualifikasi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya. Soekarno sekolah di ELS tahun 1912 hingga 1916.

ELS saat ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Mojokerto yang berada di Jalan A Yani Kota Mojokerto. Ada patung Soekarno di halaman depan SMPN 2 Kota Mojokerto dan juga SDN Purwotengah. Kedua sekolah ini juga menyiapkan satu ruangan kelas yang diperkirakan jadi tempat Soekarno belajar, lengkap dengan meja kursi kuno serta papan tulisnya.

Siswa berpakaian jadul di ruang kelas yang digunakan Soekarno saat sekolah pendidikan dasar.

“Kami sudah berkeliling ke Blitar, Kediri, Sidoarjo, Surabaya untuk memastikan tentang hal ini, kesimpulannya memang Soekarno pernah ke sekolah ini. Soekarno sekolah di sini mulai kelas 2 hingga kelas 4,” kata Kepala SDN Purwotengah, Endah Pudjiastuti.

“Sekolah ini sudah menjadi cagar budaya, melalui surat keputusan Walikota Mojokerto, kami siap untuk mendukung program ini, menyiapkan generasi Soekarno, meneladani Soekarno, membuat buku cerita Soekarno, Anak-anak memakai pakaian jadul agar punya ciri khas, mohon doa nya untuk sekolah cagar budaya ini,” lanjut Ibu Kepala Sekolah yang menyambut rombongan AMSI Jatim dengan ramah ini.

Beberapa guru dan siswa-siswi yang berpakaian jadul ala Soekarno kecil menyambut kedatangan peserta city tour sejak di halaman depan. Langsung masuk ke kelas yang dikhususkan sebagai ‘museum’ untuk memerkan foto-foto Soekarno dan kondisi sekolah jadul. Selanjutnya wisatawan disuguhi penampilan musik dan permainan jadul oleh anak-anak SDN Purwotengah, sambil menikmati makanan tradisional yang sudah disiapkan sekolah.

“Kami menyiapkan satu kelas ini, semuanya masih sama seperti yang dulu, kecuali lantainya, termasuk meja kursi jadul ini. Kalau kelas yang lain kita pakai. Kami berharap, semangat Soekarno dalam belajar itu bisa dilanjutkan anak-anak,” ungkap Mulib, M.Pd., Kepala SMPN 2 Mojokerto perihal jejak Soekarno di sekolahnya.

Usai napak tilas dua sekolah yang pernah ditempati Soekarno, city tour dilanjutkan ke workshop UMKM pengerajin sepatu di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Meski skala UMKM dengan kapasitas produksi 300 hingga 500 pasang sepatu tiap hari, mereka menerima pesanan dari brand-brand besar. Produksi mereka tidak hanya untuk pasar lokal, dengan merek terkenal, sepatu-sepatu produk UMKM Mojokerto ini juga diekspor.

City tour AMSI Jatim berkunjung ke pengerajin sepatu di Mojokerto.

Rombongan AMSI Jatim yang beranggotakan wartawan dan pengelola media siber di seluruh Jawa Timur ini mendapat kesempatan melihat langsung proses produksi. Mulai tahap menjahit, pengeleman, cek kualitas, hingga pengepakan, dilakukan secara profesional. Mereka sudah mendapatkan pelatihan dan standart pembuatan sepatu dari merek-merek terkenal.

Setelah dari pengerajin sepatu, city tour dilanjutkan ke wisata peninggalan Kerajaan Majapahit di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Salah satunya ke Candi Tikus di Desa Temon. Rangkaian city tour AMSI Jatim ditutup dengan makan siang di Sambel Wader Cak Mat tepat di depan Kolam Segaran di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.

Obyek wisata Candi Tikus dalam rangkaian city tour AMSI Jatim.

“Mojokerto itu yang pertama, tidak lepas dari sejarah besar bangsa ini. Baik zaman Majapahit hingga kemerdekaan. Zaman Majapahit, Mojokerto tempat kota raja sebagai pusat pemerintahan. Karena itulah city tour kali ini adalah membangkitkan kembali semangat Majapahit. Kita ingin mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bahwa dulu kita pernah menjadi pemain dalam kancah global. Ini agar menjadi semangat teman-teman AMSI, jadi jangan punya mental inferior,” jelas Ketua AMSI Jatim, Dr Arief Rahman.

City tour dalam rangkaian Rakerwil AMSI Jatim tahun 2022 berjalan lancar dan sukses. Selain didukung oleh Pemerintah Kota Mojokerto, Rakerwil AMSI Jawa Timur juga mendapatkan support dari PT HM Sampoerna, Tbk., Djarum Foundation, PT Petrokimia Gresik, Pelindo, Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel dan Grab Indonesia. (bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img