Pesantren Ramadan 1443 H SMA Islam Malang
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pesantren Ramadan yang digelar SMA Islam Kota Malang, menjadi satu momentum pembangkit semangat belajar dan ibadah. Masa pandemi yang melanda lebih dari dua tahun telah memberikan pengaruh besar pada perkembangan belajar siswa. Begitupun ibadahnya.
Ramadan tahun lalu, tidak selonggar tahun ini. Angka kasus covid-19 masih sangat tinggi. Ruang gerak siswa pun terbatas. Belajar masih full secara online.
Namun tahun ini semangat itu mulai menggeliat. Pemerintah sudah memberi izin untuk tatap muka meskipun masih terbatas. Namun setidaknya, Pesantren Ramadan di sekolah memberikan spirit tersendiri.
Hal itu yang dikatakan Ketua Pesantren Ramadan Fathurrohman, S.Ag., kepada Malang Posco Media, Rabu (13/4) kemarin. Dia berharap kegiatan pondok ramadan tahun ini membuat siswa semakin semangat untuk belajar dan beribadah. “Karena dua tahun kita ditempa pandemi. Kondisi itu dapat menurunkan keimanan. Maka momentum ini dijadikan ajang untuk penguatan kembali mental dan spiritual siswa,” katanya.
Pesantren Ramadan SMA Islam Malang digelar selama enam hari dengan dua gelombang. Gelombang pertama untuk siswa putra, dimulai tanggal 6 April. Sedangkan gelombang 2 siswa putri. Dimulai tanggal 11 April dan Rabu (13/4) kemarin merupakan hari terakhir atau penutupan.
Fathurrohman mengungkap, antara kelompok putra dan putri materinya sama. Karena Pesantren Ramadan mengacu pada juknis dan materi yang ditentukan oleh Kemenag Provinsi Jawa Timur. “Tanggal 27 Maret kami mendapat kiriman juknis dari provinsi. Secara umum materinya hampir sama dengan tahun lalu,” kata dia.
Dari juknis tersebut, tertera sembilan materi inti. Antara lain Dirasah Islamiyah. Meliputi materi akidah dan fiqih. Dan semua materi agama Islam include dalam satu topik tersebut.
Selain itu juga ada materi penanaman karakter. Didalamnya termuat materi tentang bullying dan penanggulangan narkoba. “Kami juga menerangkan materi tentang materi kepemimpinan dalam Islam. Sesuai dengan konsep yang ada dalam juknis,” terangnya.
Meskipun begitu, lanjut Fathur, SMA Islam secara teknik memiliki cara dan muatan materi sendiri. Tantangan materi tersebut dimasukkan dalam bentuk pembiasaan karakter. Seperti Tartil Alquran. Mulai dari makharijul huruf hingga kajian tentang kemuliaan dan keutamaan Alquran sebagai pedoman hidup manusia.
Sebelum Tartil Alquran, kegiatan diawali Salat Duha, baru setelah itu masuk pada materi inti. Setiap hari ada tiga materi inti. “Pembiasaan ini menjadi materi tersendiri yang mengawali setiap hari kegiatan pesantren ramadan sebagai salah satu pembiasaan karakter siswa,” ujarnya.
Fathur menjelaskan setiap selesai satu sesi langsung ada evaluasi. Caranya siswa menjawab beberapa pertanyaan yang telah ditentukan guru secara online. Mereka membawa perangkat berupa gadget atau laptop untuk mengisi jawabannya. “Evaluasinya berupa soal-soal yang kami berikan linknya untuk dikerjakan,” tuturnya.
Selama kegiatan Pesantren Ramadan, sekolah di Jalan Kartini ini juga menghimpun Zakat Fitrah. Dilakukan setiap akhir gelombang pesantren Ramadan. Siswa kelas 12 juga dianjurkan untuk menyalurkan zakatnya melalui sekolah, termasuk infak dan sedekah. “Kami himpun hati anak-anak untuk bisa menyalurkan zakat di sekolah. Alhamdulillah sejauh ini mereka merespon dengan baik,” kata Fathur.
Zakat Fitrah rencananya akan ditasyarufkan pada 26 dan 27 April mendatang. Diutamakan untuk siswa-siswa SMAI yang berasal dari keluarga kurang mampu. Selanjutnya zakat akan disalurkan kepada warga di sekitar sekolah.
Satu kupon dikemas 5 kilogram beras. Sehingga terhitung bisa dua jiwa. “Yang untuk warga kami salurkan melalui RT masing-masing dengan menggunakan kupon,” tukasnya.
Selain itu, rencananya SMA Islam akan melaksanakan kegiatan takjil gratis keliling. Dicover langsung oleh pengurus OSIS yang hari ini sudah bergerak menggalang untuk kegiatan tersebut. Takjil keliling akan dilaksanakan pada 21 April bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. “Baik zakat maupun takjil merupakan kegiatan yang menanamkan rasa kepedulian kepada sesama. Serta edukasi kepada siswa kami tentang kewajiban seorang muslim,” pungkasnya. (sir/imm)