MALANG POSCO MEDIA – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru memang harus kreatif, menyenangkan dan membahagiakan. Itu berlaku di semua tingkatan, baik SD, SMP, dan SMA/SMK. Baik sekolah swasta maupun negeri. Semua harus taat dan patuh terhadap regulasi MPLS yang berfokus pada edukasi siswa baru.
Kegiatan MPLS juga tidak boleh membebani siswa dan orang tua murid. Semua prosedur kegiatan harus dilakukan dengan standart yang wajar dan natural. Tak boleh ada unsur kekerasan yang masuk kategori perploncoan dalam kegiatan MPLS, yang masing-masing sekolah punya cara yang berbeda-beda. Semua tergantung kreativitas dan tujuan masing-masing sekolah.
Namun semua kegiatan MPLS intinya harus berfokus pada penyampaian informasi dan edukasi kepada siswa baru. Kemasannya harus menyenangkan namun mengandung nilai-nilai yang bisa berkesan dan berdampak pada siswa. Sehingga siswa yang baru memulai pendidikan di lembaga baru akan betah dan kerasan di sekolah tersebut.
Jangan sampai kegiatan MPLS justru melahirkan trauma atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi siswa baru. Menanamkan disiplin, tanggungjawab dan kepedulian siswa memang harus dilakukan sejak awal. Namun cara yang digunakan juga harus sesuai dengan pembelajaran yang menyenangkan.
Apalagi era sekarang, dengan pembelajaran berdiferensiasi, membuat guru harus lebih jeli apa yang dibutuhkan dan disukai oleh siswa. Guru kemudian mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa agar makin menonjol.
Saat MPLS inilah kesempatan emas untuk mengetahu minat, bakat dan potensi masing-masing siswa baru. Selain memberikan informasi soal visi-misi, aturan, dan kebijakan-kebijakan sekolah, MPLS juga bisa digunakan untuk unjuk bakat masing-masing siswa. Dengan begitu, guru-guru di sekolah lebih awal mengetahui potensi-potensi yang dimiliki masing-masing siswa baru.
Seperti nama kegiatannya, MPLS harus menjadi kegiatan awal yang membuat siswa ‘jatuh cinta’ akan sekolahnya. MPLS harus membuat siswa betah, kerasan dan nyaman bersekolah. MPLS juga harus membuat rasa percaya diri, semangat, dan karakter siswa baru makin menguat. Kalau siswa sudah jatuh cinta dan betah di sekolah, maka guru akan mudah menerapkan pembelajaran. Kolaborasi guru dan siswa akan membuat proses belajar menjadi mudah. Tujuan pembelajaran pun akan tercapai. Siswa nyaman, guru tenang, orang tua pun senang.(*)
