MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Drama teatrikal kolosal mewarnai Peringatan Hari Santri Nasional di MTs Negeri 3 Malang, Minggu (22/23) lalu. Sebanyak seribu peserta yang terdiri dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, memenuhi minidome madrasah dengan busana bernuansa putih.
Drama teatrikal kolosal ditampilkan oleh para siswa dengan peran sebagai santri pejuang yang ikut mengusir penjajah. Drama teatrikal ini ditampilkan setelah upacara bendera.
“Peringatan HSN 2023 tahun ini kamis kemas berbeda. Selain upacara bendera. Juga ada penampilan para siswa untuk menggugah kembali semangat kejuangan,” ucap Kepala MTs Negeri 3 Malang Dra. Hj. Warsi, M.Pd.
Tema HSN 2023 ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ menjadi pusat perhatian dalam kegiatan tersebut. Tema ini mewakili semangat heroik santri dalam menyongsong era baru Indonesia.
Drama teatrikal kolosal yang dimainkan oleh siswa-siswi MTsN 3 Malang menggambarkan peran santri dan kiai dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dalam sambutannya, Warsi menegaskan, ketokohan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh ulama dan tokoh sosial politik memberikan nasihat bersejarah, “Jepang makin dekat, kini saatnya bangkit membela umat. Hubbul Wathon minal iman.” Pernyataan ini memberikan legitimasi kepada para santri untuk bangkit sebagai pejuang melawan penjajah.
Selain itu, Warsi juga berharap kepada para peserta upacara dapat menghayatinya secara visual melalui penampilan drama kolosal yang mengusung jihad santri yang dipimpin KH Hasyim Asy’ari saat melawan kekejaman penjajah Jepang dibawah pekik “Allahu Akbar!”. Yang mana hal tersebut merupakan sebuah peristiwa heroik yang kemudian menjadi dasar-dasar Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.
“Dengan upacara pagi ini, kita bisa mengenang kembali nilai kesejarahan yang luar biasa terhormat. Tak terhitung berapa banyak santri yang turut berjuang dan gugur sebagai pahlawan bangsa,” ujar Warsi.
Pada puncak acara, Warsi membacakan Amanat Apel dari Menteri Agama pada Hari Santri Nasional 2023. Bahwa Kemenag menekankan makna mendalam tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Jihad tidak hanya terkait dengan perjuangan fisik, tetapi juga perjuangan untuk menguatkan iman, memperdalam ilmu, dan secara berkelanjutan memperbaiki diri.
Dalam sambutan Kemenag tersebut, juga mengingatkan bahwa peran santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak kemajuan bangsa. Santri diharapkan tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan tindakan sehari-hari.
Sebagai penutup dalam sambutannya, mengajak semua untuk terus belajar, menjadi insan yang cerdas, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Perjuangan santri bukan hanya fisik, melainkan perjuangan melawan kebodohan, ketidakadilan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan.
“Upacara Hari Santri di MTsN 3 Malang tahun ini diwarnai dengan semangat perubahan positif dan kemanunggalan santri dalam menjayakan negeri. Semoga peringatan Hari Santri tahun ini menjadi titik awal bagi generasi santri untuk lebih bersemangat dan berkontribusi positif bagi negeri, agama, dan bangsa,” ujar Warsi. (hud/imm)