MALANG POSCO MEDIA, MALANG- MTs Negeri 3 Malang kembali mencatatkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih medali perak dalam ajang Madrasah Young Researcher (Myres) 2024 yang digelar di Ternate akhir pekan kemarin.
Ajang yang digelar oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan (KSKK) tersebut, dua siswi berbakat yakni Dyah Kartika Ratna Damayanti dari kelas 8H dan Cut Ariana Fahira dari kelas 8E mamaku meraih prestasi melalui penelitian yang berjudul “E-Sove Alternatif Trend Barcode Self Injured Menuju Self Love”.
Kepala MTs Negeri 3 Malang, Dra. Warsi, M.Pd., menyampaikan rasa bangga atas pencapaian anak didiknya. Ia merasa bersyukur dan memahami perjuangan siswanya sangat gigih di bawah bimbingan Wiwik Jumakyah, S.Pd. “Ini adalah buah dari kerja keras dan semangat juang mereka yang tidak kenal lelah. Saya berharap prestasi ini dapat menginspirasi siswa lain untuk terus berkarya dan berinovasi di bidang penelitian,” ungkap Warsi.
Penelitian tersebut berfokus pada upaya penanggulangan perilaku melukai diri sendiri (self-injured) dengan metode inovatif berupa E-Sove, yang mengkombinasikan teknologi barcode dengan pendekatan psikologis untuk mendorong seseorang beralih dari self-injured menuju self-love. Karya ini berhasil memukau para juri hingga mengantarkan keduanya meraih medali perak dalam kompetisi riset tingkat nasional tersebut.
Dalam tahapan-tahapan yang dilalui mulai dari 3.400 judul tingkat Madrasah Tsanawiyah lolos menjadi 120 besar dan berturut-turut 30 besar hingga 6 besar. Di tingkat 30 besar lolos 2 judul bidang Ilmu Sosial Humaniora yakni E-Sove dan Eco Sodaqoh oleh Jihan kelas 9A dan di tingkat grand final 6 besar E-Sove melaju ke Ternate.
“Keberhasilan Dyah dan Cut Ariana menunjukkan bahwa siswa madrasah memiliki potensi luar biasa dalam bidang riset, terutama dalam mengatasi isu-isu sosial yang relevan dengan kondisi saat ini,” imbuhnya.
Selain itu, sebagai pembimbing, Wiwik merasa lega. Menurutnya, mereka merupakan siswa yang kuat, bersemangat dan memiliki motivasi yang tinggi. “Kami bimbing hampir dua bulan mulai dari kelas 7 sampai naik kelas 8. Dengan bimbingan karantina bimbingan luring dan daring membuat mereka kuat mental, paham detail dan mampu mempertanggungjawabkan,” tandasnya. (hud/udi)