Friday, October 10, 2025
spot_img

Muda Tekuni Bisnis, Tenang di Hari Tua

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Memulai usaha di usia muda, kini menjadi salah satu tren yang dilakukan banyak anak mdua.  Salah satunya Qintharra Ulya Yassifa, yang memiliki usaha di bidang penanganan proyek arsitektur, interior, dan lanskap. Ia membuktikan bahwa muda bisa berkarya dengan membuka usaha.

Perempuan yang akrab disapa Qin ini bukan hanya dikenal lewat karyanya di dunia desain arsitektur dan urban development, tetapi juga melalui perannya sebagai Ketua Umum BPC HIPMI Kabupaten Malang. Ia  juga menjembatani para pengusaha muda dalam membangun masa depan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

-Advertisement- HUT

Bukan perkara mudah membangun usaha di usia muda, apalagi sebagai perempuan. Qin mengaku sempat kesulitan mencari tim yang sevisi, meyakinkan klien, hingga meraih kepercayaan saat usianya belum genap 23 tahun.

“Leadership itu bukan soal usia, tapi konsistensi, nilai, dan kejelasan visi. Lika-liku itu yang membentuk saya menjadi pemimpin yang lebih tangguh, terutama sebagai perempuan di dunia usaha dan politik yang masih sangat maskulin,” ungkapnya.

Dengan pengalaman yang makin matang, ia kerap menjadi mentor dan role model bagi banyak pengusaha muda. Khususnya perempuan yang ingin berkiprah di sektor industri kreatif dan tata kota.

Namun, usaha yang dibangunnya ini memang jarang dilakukan oleh kebanyakan anak muda lainnya. Qin mengatakan, tren saat ini menunjukkan bahwa banyak pengusaha muda terjun di sektor kreatif, digital, kuliner, dan wellness.

“Tapi, saya juga melihat lonjakan minat di sektor jasa, teknologi ramah lingkungan, dan urban development. Ini sinyal baik, artinya anak muda mulai melihat bisnis sebagai kontribusi nyata untuk menjawab tantangan masa depan,” bebernya.

Bagi Qin, menjadi pengusaha bukan hanya soal mengejar untung, tapi  menghadirkan solusi baik melalui desain ruang, maupun membangun ekosistem usaha yang memberdayakan. Ia menyebut mental tahan banting dan kepekaan sosial sebagai dua kekuatan utama yang harus dimiliki pengusaha muda masa kini.

“Kami bukan cuma bicara bisnis, tapi kontribusi. Dalam menghadapi dinamika bisnis yang tak menentu, kuncinya adaptif dan strategis. Saya belajar membaca tren global tapi tetap grounded pada realitas lokal,” ungkapnya.

Saat disinggung soal omzet dan aset, Qin memilih menjawab dengan prinsip, fokus kepada pengembangan diri dan usaha terlebih dahulu. Menurutnya, yang lebih penting dari angka adalah kualitas tim, kekuatan jaringan, dan investasi pada teknologi serta aset intelektual.

“Saya lebih fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan kesehatan arus kas. Saya percaya bahwa dalam jangka panjang, pondasi bisnis yang kuat akan lebih bertahan dibanding sekadar kejar omzet sesaat,” ucapnya. (rex/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img