Muhamad Fasha Fais Fadillah, Peraih Emas Kyorugi Porprov IX 2025
MULANYA terpaksa, lalu terbiasa dan berubah menjadi luar biasa. Itulah perjalanan menuju podium juara yang dilewati Muhamad Fasha Fais Fadillah. Ia atlet taekwondo Kota Malang yang kini berdiri gagah sebagai peraih medali emas Porprov IX Jawa Timur 2025, dari cabor Taekwondo kategori Kyorugi Senior M+87.
MALANG POSCO MEDIA-Sehari-harinya ia disapa Fasha. Tercatat sebagai mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Fasha mengaku awalnya tidak menyukai olahraga yang kini menjadi bagian hidupnya itu. Namun, justru dari keterpaksaan yang dijalaninya dulu, membawanya ke titik saat ini.
“Waktu itu saya masih kelas 1 SD, tahun 2010. Saya ingin ikut ekstrakurikuler futsal, tapi orang tua malah mendaftarkan saya ke taekwondo. Waktu itu terpaksa ikut, karena memang dipaksa,” kenangnya.
Paksaan itu perlahan berubah menjadi kecintaan. Semangat dan dedikasi mulai tumbuh ketika dia mengikuti kejuaraan pertamanya. Dirinya mulai menjalani seni beladiri itu dengan sepenuh hati.
“Waktu itu saya masuk final dan meraih medali perak pertama. Meskipun belum emas, tapi itu memacu saya untuk lebih serius,” ujarnya.
Untuk terus meraih prestasi jalan yang ditempuh Fasha tidak mudah. Ia menjalani latihan intens dua kali sehari. Sesi pagi dimulai pukul 05.00 hingga 07.00 WIB. Sedangkan sesi sore dimulai pukul 15.30 hingga 18.00 WIB. Ia mengatakan, bahwa upaya ini juga berbuah manis saat ia terpilih mengikuti ajang Porprov IX Jatim 2025.
“Saya harus bangun jam 4 pagi untuk salat subuh dan bersiap latihan. Begitu pula sore harinya, latihan intensitas tinggi yang menuntut stamina, teknik, dan mental,” jelasnya.
Fasha menyebut kebersamaan bersama tim Kota Malang sebagai hal paling berkesan selama proses latihan. Di ajang Porprov IX 2025, Fasha tampil luar biasa. Ia mengalahkan lawan-lawannya dari Kabupaten Malang, Surabaya, hingga Sidoarjo di final. Semua pertandingan dimenanginya dalam dua ronde langsung.
“Kami saling mendukung, saling dorong, dan pelatih kami menanamkan disiplin yang sangat kuat. Latihan bukan cuma soal fisik, tapi membentuk karakter,” kata pemuda berusia 21 tahun, itu.
Namun bagi Fasha, musuh terbesar bukanlah atlet dari kota lain, melainkan dirinya sendiri. Lawan terberat menurutnya adalah emosi dan ego. Untuk bisa membangun mental yang baik, harus bisa menundukkan keduanya.
“Kalau nggak bisa mengontrol itu, siapapun bisa jatuh saat pertandingan. Tapi kalau bisa mengendalikan diri, pasti bisa menang atas siapa pun,” sebutnya.
Di tengah kariernya sebagai atlet, Fasha tak melupakan pendidikannya. Saat ini, ia tengah menjalani kuliah aktif di Universitas Brawijaya. Mengatur waktu antara latihan intens dan perkuliahan bukan hal yang mudah, namun Fasha terus mencari keseimbangan.
“Dua-duanya penting, jadi saya harus bijak. Ada jadwal kuliah, ada jadwal latihan. Kadang capek, kadang bosan, tapi saya harus tetap konsisten karena saya tahu ini jalan yang saya pilih,” tegasnya.
Kesuksesan Fasha tak lepas dari dukungan penuh keluarga dan orang-orang sekitarnya. Mulai dari orang tua, pelatih, tim, hingga Pemkot Malang. Sinergitas dukungan jadi suntikan motivasi terbaik baginya.
Bagi Fasha, medali emas yang disumbangkannya untuk Kota Malang adalah hasil kerja keras kolektif. Banyak peran di luar pribadinya, yang membawa semangat perjuangannya. Proses panjang yang ditempuh penuh peluh, pengorbanan, dan kesetiaan terhadap proses.
“Saya berterima kasih ke semuanya, khususnya orang tua, Pak Wali Kota, KONI, Disporapar Kota Malang, pelatih, teman-teman tim. Dukungan mereka yang jadi booster semangat saya,” ujarnya.
Setelah gelaran Porprov IX ini, Fasha tidak ingin berhenti sampai di titik ini saja. Ia menargetkan bisa kembali bergabung dalam tim Puslatda Jawa Timur, demi bisa berlaga di tingkat nasional dan bahkan internasional.
“InsyaAllah saya ingin membawa nama Jawa Timur ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Saya minta doa dari semua agar proses ini bisa saya jalani dengan lancar,” ungkapnya.
Dari kisah perjalananya, Fasha berharap bisa menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang dalam apa pun yang sedang mereka tekuni. “Kalau kita konsisten dan punya tujuan, Tuhan pasti bantu. Yang penting kita lakukan yang terbaik dan jangan mudah menyerah,” pungkasnya. (rex/van)