spot_img
Saturday, July 12, 2025
spot_img

Museum Musik Indonesia Gelar Seminar Internasional Musik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Kita pernah mengenal konser besar bertajuk Live Aid yang digagas oleh Bob Geldoff pada tahun 1985 dan berlangsung di dua negara, yaitu Inggris (London) dan Amerika (Philadelphia).

Kegiatan tersebut adalah konser pengumpulan dana untuk membantu penduduk benua Afrika yang saat itu dilanda kelaparan.

Demikian diungkapkan Kepala Museum Musik Indonesia (MMI) Ratna Sakti Wulandari kepada Malang Posco Media, Jumat (11/7).

Nana, sapaan akrabnya menambahkan, dalam memperingati 40 tahun Live Aid, Museum Musik Indonesia bersama Ambon Music Office dan Museum Ullen Sentalu Yogyakarta berinisiatif menggelar sebuah acara Seminar Internasional untuk memperkuat pandangan bahwa musik dapat menjadi gerakan yang berkontribusi terhadap kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Seperti kepedulian social, pemeliharaan lingkungan, ataupun perdamaian dunia.

“Seminar internasional ini akan berlangsung di Gedung KPPN Kota Malang selama 2 hari yakni hari Sabtu dan Minggu (12 dan 13 Juli 2025),” urainya.

Nana mengungkapkan, terdapat tujuh pembicara yang akan berbagi pengetahuan dan pengalamannya. Dua pembicara datang dari kota kreatif Ipoh di Malaysia (Nur Hanim Dato’ Mohamrd Khairudin) dan Suphanburi di Thailand (Somjin Chankrabi). Dari Indonesia akan tampil Ronny Loppies, Direktur Ambon Music Office yang sekaligus menjabat sebagai Koordinator UNESCO ICCN (International Creative City Network) region Asia-Pacific. Daniel Haryono, pimpinan Museum Ullen Sentalu Yogyakarta juga akan tampil menyampaikan pengaruh Live Aid sampai saat ini.

Kemudian dari kalangan akademis ada Lono Simatupang dari Universitas Gajah Mada. Pembicara lainnya adalah MS Panca Waluyo, Hamy Wahjunianto, Veri Setiawan dan Rhony Sapulette. Bila tidak ada aral melintang, dari kalangan pemerintah akan hadir menyampaikan makalah tentang kebijakan pemerintah di bidang musik. Beliau adalah Mohammad Amin, Direktur Musik di Kementerian/Badan Ekonomi Kreatif RI.

Materi utama seminar adalah tentang musik yang akan diulas dari berbagai aspek. Ada aspek pengembangan kreatif komunitas, aspek pendidikan, sosial dan moral movement, diplomasi budaya, inovasi di era digital, HAKI, mengangkat kearifan lokal menuju global, pengembangan musik berkelanjutan dan UNESCO creative city branding.

“Dari setiap sesi seminar akan diambil kesimpulan yang selanjutnya dirangkum menjadi output seminar dalam bentuk deklarasi atau bentuk lainnya,” tandasnya.

Kemudian, untuk keberlanjutan seminar ini, panitia penyelenggara telah mengagendakan perjanjian kerjasama antara fihak-fihak yang berperan dalam pengembangan musik ke depan. Naskah MOU (Memorandum of Understanding) akan ditandatangani oleh berbagai fihak di Balai Kota Malang pada Sabtu (12 Juli 2025) malam dalam acara Business Meeting dengan Walikota Malang sebagai tuan rumah.

“Acara seminar ini merupakan salah satu kegiatan Museum Musik Indonesia tahun 2025 yang pembiayaannya didukung oleh Kementerian Kebudayaan melalui program Dana Indonesiana. Terdapat sekitar 100 undangan dari stake holders bidang musik yang terdiri dari pemerintah, komunitas, perguruan tinggi, pengusaha, musisi, dan media. Untuk peserta asing diundang beberapa konsulat negara sahabat di Surabaya dan mahasiswa asing yang sedang kuliah di Malang,”pungkas Nana.(nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img