MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Para petani memanfaatkan sistem pompanisasi untuk mengatasi sawah kekurangan air disaat musim kemarau sejak Mei lalu. BPBD Kabupaten Malang menyebut puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.
Petani di Dusun Ketangi Desa Tegalgondo Kecamatan Karangploso Karianto mengatakan bila sawah di sekitar tempatnya mengalami kekurangan air. Sebab, aliran irigasi letaknya jauh sehingga, debit air tidak mampu mengalirkan air lebih banyak.
“Petani menggunakan bantuan pompanisasi untuk menambah air masuk ke sawah. Bantuan pompa diberikan oleh dinas melalui kelompok tani,” kata Karianto, Jumat (12/7) kemarin.
Menurut pria berusia 46 tahun tersebut, bila pengunaan pompanisasi hanya sebagian petani yang melakukan. Sebab, para petani juga mempertimbangkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dikeluarkan.
“Musim kemarau debit air berkurang. Kalau dari aliran sungai induk jauh, sampainya kecil ke sawah,” imbuhnya.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang memang berupaya mewujudkan ketahanan pangan dengan memberi bantuan dalam program pompanisasi.
“Program pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman padi dan bantuan alat mesin pertanian guna percepatan olah tanam,” ucap Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Avicenna M. Sani Putera.
Avi, juga menyampaikan selain memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian, juga terdapat program untuk peningkatan kapasitas SDM petani dalam adaptasi iklim ekstrem.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Malang, Zainuddin menyampaikan bila musim kemarau diprediksi lebih maju, sejak Mei lalu. Puncaknya bulan Agustus yang akan datang.
“Dalam konteks pertanian pra bencana, dapat memanfaatkan Mulsa. Mulsa ini adalah material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah juga saat menekan pertumbuhan gulma dan penyakit. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik,” imbau Udin, nama sapaannya. (den/aim)