.
Friday, November 8, 2024

Nasib Bakal Calon Rektor UB di SAU

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Enam bakal calon Rektor Universitas Brawijaya (UB) adu gagasan di gedung Samantha Krida, Selasa (19/4) kemarin. Selanjutnya nasib mereka ditentukan menjadi calon rektor untuk dipilih menjadi pemimpin baru UB. (baca grafis)

Dengan gayanya masing-masing, keenam bakal calon rektor itu memaparkan visi, program hingga strateginya bila terpilih menjadi rektor. Mereka diberi waktu 10 menit untuk memaparkan visi dan programnya.

- Advertisement -

Enam bakal calon Rektor UB itu yakni Drs Andy Fefta Wijaya, MDA,Ph.D (Dekan Fakultas Ilmu Administrasi),  Prof Chandra Fajri Ananda, SE MSc Ph.D (mantan Dekan FEB), Prof Dr Ir  Imam Santoso MP (Dekan Fakultas Teknologi Pertanian), Prof  Dr  Marjono M.Phil (mantan Dekan MIPA),  Prof Dr  Unti Ludigdo, SE M.Si Ak (Dekan Fakultas Vokasi) dan Prof Widodo S.Si M.Si Ph.D.Med.Sc. (Dekan MIPA).

Penyampaian visi misi disaksikan 93 anggota Senat Akademik Universitas (SAU) dan lima anggota panelis. Ketua SAU Prof Dr Ir Arifin MS  mengatakan nantinya SAU akan menentukan tiga bakal calon rektor menjadi calon rektor melalui musyawarah. Penetapan menjaid calon rektor UB rencananya dilakukan Kamis (21/4) mendatang. Apabila musyawarah tidak berhasil, maka dilakukan voting oleh SAU. Selanjutnya tiga calon rektor akan diusulkan ke Majelis Wali Amanat (MWA) UB.

“Saya berharap mereka bisa mengawal dan mengimplementasikan UB kedepannya. Saya kira semua sudah mempersiapkan diri, juga memahami tantangan UB yang kini sudah PTNBH. Mereka sudah mengetahui kelebihan dan kekuarangan UB,” jelasnya. 

Sementara itu pemaparan visi dan misi diawali Drs Andy Fefta Wijaya MDA Ph.D. Salah satu gagasan yang diutarakannya membangun sebuah sekolah internasional.

“Insya Allah we established (kami membangun) Brawijaya International School of Science and Texhnology (Bistech) dengan beberapa lintas ilmu yang berkeinginan untuk mengembangkan,” katanya. “Kita targetkan ini manajemen profesional mandiri dan otonom ditargetkan 500 mahasiswa asing dan juga ada 50 dosen luar negeri yang berkualitas,” sambung Andy Fefta.  

Ia mengatakan memilih lokasi juga yang sangat apropriate di Bali karena lebih murah marketingnya untuk dosen dan mahasiswa asing. Ini program unggulan yang akan mendongkrak akreditasi UB juga dengan dosen asing dan mahasiswa asing yang terkonsentrasi.

Selain itu Andy berkomitmen menggenjot publikasi internasional, pengembangan internasionalisasi laboratorium dan pusat kajian dengan strategi modernisasi peralatan dan material laboratorium. Kemudian juga pembelajaran berbasis IT dalam target lima tahun kedepan bisa terwujud.

“Digitalisasi layanan tidak hanya layanan mahasiswa tapi juga dalam proses pengambilan keputusan pimpinan. Sehingga suatu saat nanti dengan digitalisasi tidak terkendala waktu atau manual work,” sebut Andy yang juga m Sekretaris Dewan Pakar ICMI ini.

Kemudian  Prof Chandra Fajri Ananda SE MSc Ph.D dalam kesempatannya menyampaikan bahwa UB memiliki peran dalam menghadapi dinamika perkembangan global. UB dikatakan memiliki potensi yang mampu berkontribusi dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan menghasilkan luaran-luaran IPTEK yang inovatif, berdampak luas dan dapat menjadi solusi atas problematika masyarakat.

“Tri Dharma perlu diperkuat. Sebab itu saya mengusung tiga strategi. Yakni digital transformation, excellence in education and research, dan impactfull strategic partnership,” jelasnya dalam pemaparan visinya.

Di lanjuti Prof Dr  Ir Imam Santoso MP. Ia mengatakan untuk menguatkan tata kelola UB, perlu pemahaman akurat terhadap kondisi dan posisi strategi UB.

“Strategi yang saya usung adalah penguatan kinerja akademik, penguatan bidang kemahasiswaan, penguatan bidang riset, inovasi dan pengabdian masyarakat. Penguatan bidang tata kelola dan budaya mutu, pengembangan usaha, penguatan kelembagaan,” terangnya.

Sedangkan Prof Dr Marjono M.Phil mengatakan visi yang diusungnya

merupakan terusan dari yang telah dirumuskan oleh senior-senior terdahulu. Salah satu yang diperhatikan meningkatkan pelayanan prima. Kuncinya merealisasikan pelayanan prima yakni waktu, kuantitas dan kualitas.

“Tugas saya Insya Allah kalau menjadi rektor melanjutkan bapak rektor sekarang yang mana posisi di 2022 adalah strengthen international. Momen sekarang adalah sebagaimana resmi menjadi PTNBH, kita tidak ingin PTNBH seperti yang lain tapi PTNBH yang unggul. Dalam transisi ini sudah kita canangkan keunggulan di antaranya harus perhatikan pelayanan primanya,” bebernya.

Ketika ditanya oleh panelis bagaimana strategi peningkatan keuangan UB dan manajemen risiko, Prof Marjono menyebut pentingnya melihat sebuah transisi dalam setiap permasalahan.

“PTNBH memang di depan kita, kata kuncinya adalah transisi dan unggul. Dalam transisi ini, kita atur transisi kecepatannya. Ini nanti kita petakan dulu. Kemudian networking kemana saja, sebagai kata kunci,” jawabnya.

Sementara itu bakal calon rektor lain, Prof Dr Unti Ludigdo SE M.Si Ak menginginkan adanya inovasi dan kolaborasi yang berlandaskan nilai keutamaan untuk mewujudkan UB yang unggul dan bereputasi. Keunggulan itu tidak hanya bidang akademik dan minat usaha tapi juga bidang usaha.

“Saya yakin dapat dicapai dengan kita menguatkan inovasi. Tidak berhenti pada temuan prototipe, prototipe yang bisa dikembangkan menjadi produk nyata untuk kemudian kita hilirisasi. Itu menjadi hal yang penting dan spirit kepemimpinan saya bila ditakdirkan menjadi rektor UB,” paparnya.

Kuncinya  bagi Prof Unti adalah sinergi. Tidak hanya dengan internal, namun juga eksternal.

Sedangkan  Prof Widodo S.Si M.si Ph.D.Med.Sc menekankan penguatan sistem kelembagaan yang kuat. Penguatannya secara triplehelix, yakni pendidikan bagus, penelitian bagus dan praktek yang bagus untuk meningkatkan relevansi mahasiswa.

“Penguatan kelembagaan ini ada enam program utama. Yaitu penguatan relevansi pendidikan, peningkatakan global capacity mahasiswa, peningkatan SDM dengan international recognition, penguatan kapasitas infrastruktur untuk hilirisasi inovasi,  penguatan kapasistas badan usaha universitas, optimasi proses bisnis dan integrasi sistem informasi,” urai Prof Widodo.

Ditanya tentang konsep berkeadilan sesuai misi UB oleh panelis, Prof Widodo menggas adanya single data. Selain itu ia menekankan pentingnya riset dan inovasi.

“Untuk konsep berkeadilan itu kita harus melakukan sebuah kebijakan keputusan berdasarkan pada data. Sehingga kita mau tidak mau membuat single data,” katanya. “Juga pengembangan riset dan inovasi, karena dengan itu bisa mengembangkan keilmuan. Kedua knowledge bisa ditransfer kepada mahasiswa,” sambung Prof Widodo. (mda/ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img