MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Baru dua jam dibuka nasi bakar mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang langsung ludes terjual. Empat mahasiswa Prodi Teknik Industri S-1 membawa “Naskarin by Jlascafood” ke event bergengsi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XIII Tahun 2022. Mereka adalah Sisca Aldevia Azizah (ketua tim), Anisa Diah Permatasari, Muhammad Dzikrulloh, dan Bagus Afrizal. Naskarin merupakan akronim dari nasi dibakarin.
KMI Expo 2022 diikuti sekitar 351 perguruan tinggi dengan 951 produk usaha, dan lebih dari 3000 peserta mahasiswa. Sebanyak 402 booth pameran dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia turut memeriahkan KMI Expo yang diselenggarakan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu.
KMI Expo digelar sebagai wadah bagi kelompok wirausaha mahasiswa untuk menunjukkan produk terbaiknya. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).
Nasi bakar merupakan kuliner yang eksotis sekaligus praktis. Nasi campur lauk dan bumbu rempah yang terbungkus daun pisang ini begitu harum aromanya ketika dibakar. Wajar saja booth pameran mahasiswa ITN Malang laris manis diborong pengunjung KMI Expo. “Alhamdulillah di hari pertama baru buka langsung diserbu pembeli. Dua jam habis. Kami menyediakan sehari 5 kg nasi, sekitar 50 porsi,” ujar Sisca Aldevia Azizah.
Uniknya, Naskarin tidak dijual langsung berbentuk bungkusan. Ketika ada pembeli nasi bakar baru diracik. Nasi, lauk, dan bumbu baru dicampur, dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dibakar. Ini menjadi daya tarik, sehingga pembeli bisa melihat secara langsung isi Naskarin. Selain itu, bagi tim juga menjadi menguntungkan, untuk menghindari terbuangnya nasi bakar ketika tidak laku. Ukuran nasi bakar juga lebih besar dari umumnya dipasaran, dan topingnya lebih banyak.
“Diracik ditempat baru dibakar. Sebenarnya ini trik kami untuk mengurangi bahan yang terbuang. Kalau ada sisa nasi bakar tidak terjual kan sayang. Nasi dan lauk bisa untuk menu makanan yang lain,” tambah mahasiswa semester 7 ini.
Sisca bersama rekan-rekannya lolos KMI Expo berawal dari diperolehnya pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan (coaching) usaha kepada mahasiswa peserta P2MW.
Wakil Dekan 3 FTI, ITN Malang Drs. Sumanto, M.Si, mengapresiasi prestasi Tim P2MW ITN Malang yang lolos KMI Expo. Menurut Sumanto, masing-masing prodi di ITN Malang ada mata kuliah kewirausahaan. Lolosnya pendanaan P2MW dan KMI expo merupakan salah satu implementasi dari mata kuliah tersebut.
Dikatakan Sumanto, sebenarnya ada dua tim ITN Malang yang mendapat pendanaan P2MW. Namun, hanya usaha nasi bakar yang lolos mengikuti KMI Expo. “Semoga keberhasilan ini akan semakin bertambah di tahun yang akan datang. Dengan lolosnya dua tim tahun ini, kami jadi banyak menemukan pelajaran untuk menambah jumlah proposal P2MW yang diajukan di tahun-tahun mendatang,” tandasnya. (imm/udi)