Geger Karangploso, Polisi Temukan Titik Terang Pelaku
MALANG POSCO MEDIA- Dusun Manggirsari Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang digegerkan peristiwa berdarah, Selasa (7/6) kemarin. Wurlin, nenek berusia 70 tahun tewas dengan kondisi kepala tertutup bantal, berlumur darah. Cucunya, Muhammad Syaifudin, 18 tahun, kritis akibat luka serius.
Geger kejadian di RT 04 RW 06 Dusun Manggirsari Desa Bocek itu bermula dari Udin, sapaan akrab Muhammad Syaifudin meminta tolong. Masih pagi, sekitar pukul 07.30 WIB, Udin dalam kondisi tak berdaya merangkak keluar rumah. Ia seperti hendak meminta tolong namun tak kuat bersuara. Tubuhnya berdarah-darah.
Tasim seorang tetangga yang sedang memperbaki atap rumahnya terkejut melihat kondisi Udin. Luka parah di bagian leher dan perut Udin bikin Tasim tak tega.
“Setengah delapan pagi, pertama tahu si cucunya itu seperti merangkak minta tolong. Saya kaget tidak berani mendekat dan langsung mencari teman meminta tolong,” cerita Tasim saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP).
Dia tak berani masuk ke rumah korban untuk memeriksa. Warga lalu melaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke polisi.
Petugas Polres Malang langsung mendatangi TKP. Petugas melakukan identifikasi, meminta keterangan saksi dan olah TKP. Namun belum diketahui motif dan pelaku kejahatan itu.
Udin yang mengalami luka parah dilarikan ke RS Prasetya Husada Karangploso. Petugas melakukan visum luar jenazah Wurin lalu dibawa ke RSSA.
Dari temuan di TKP, Wurlin tergeletak di dapur dalam keadaan kepala tertutup bantal dan berlumur darah. Diduga Udin berusaha keluar dari rumah usai dibacok.
Suwoto yang juga tetangga korban menuturkan tak ada sesuatu yang mencurigakan. Sedangkan keluarga lainnya jarang berada di tempat tersebut. Suami Wurlin contohnya bekerja sebagai pencari rongsokan jarang berada di rumah.
“Tadi pagi sepi. Tidak ada keributan, nggak tahu penyebabnya tiba-tiba ada yang meninggal. Yang cucunya dibawa ke rumah sakit,” kata Suwoto, yang tinggal di depan rumah korban.
Udin merupakan cucu Wurlin yang diasuh sejak cukup lama. Semenjak kedua orang tuanya bercerai. Sang ayah dikabarkan berada di luar kota. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia. Udin bekerja sebagai buruh tani dan serabutan seperti sang nenek.
Salah seorang sepupu korban asal Dusun Prodo Desa Kebonjati Klampok Singosari mengetahui kejadian tersebut karena ditelepon warga yang tinggal di sekitar rumah korban. Setelah itu ia lansung bergegas ke lokasi kejadian.
“Terjadi sekitar pukul 07.00 pag. Mayat nenek ditemukan tidak bernyawa di bagian dapur rumah, sedangkan cucu ditemukan di kamar tidurnya. Nenek luka pada bagian leher sedangkan sang cucu luka di leher dan perut,” ungkap pria yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Dia tak mengetahui aktivitas sehari-hari korban. Sebab rumah korban dengan keluarganya itu cukup jauh. Menurut penjelasannya, kerabatnya itu selama ini baik-baik saja.
“Di rumah itu yang tinggal tiga orang. Nenek, kakek dan cucunya itu,” ujarnya.
Kasatreskrim Polres Malang AKP Donny Kristian Bara’langi mengatakan, dari hasil keterangan saksi sementara, polisi mendapatkan titik terang pelakunya.
“Pelakunya masih kami dalami, namun sudah ada titik terang. Ada tujuh saksi yang kami mintai keterangan. Yakni tetangga sekitar, keluarga serta saksi yang kali pertama menemukan,” jelasnya.
Kendati begitu, motif pembunuhan masih belum terungkap. Namun kasus ini dinyatakan murni penganiayaan dan pembunuhan.
“Hasil olah TKP, kami temukan beberapa barang bukti berupa pisau yang digunakan menganiaya dan membunuh korban. Serta sebuah HP yang diduga kuat milik korban,” ungkapnya. (tyo/mp3/van)