.
Wednesday, December 11, 2024

Ngaji Aswaja Universitas Islam Malang, Kaji Pemikiran Besar Wahbah Az-Zuhaili

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) mengkaji lebih dalam pemikiran tokoh-tokoh besar Ahlussunnah wal jamaah. Kali ini menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, KH. Dr. Marzuki Mustamar, M.Ag. Kajian tersebut dilaksanakan di Perpustakaan Unisma, Selasa (19/3) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Marzuki menjabarkan secara gamblang pemikiran Wahbah Az-Zuhaili. Tema kajian : Nalar dan Karakter Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah dalam perspektif Wahbah Az Zuhaili. Dihadiri Pengurus Dewan Pembina Yayasan Unisma, Rektor, para wakil rektor dan dosen.

“Syekh Wahbah Az-Zuhaili hampir seratus persen mencerminkan dan merepresentasikan keulamaan mazhab Imam Syafi’i. Beliau menerangkan hukum dengan sangat detail tidak hanya dari sudut pandang ilmu fikih tetapi juga nahwu dan shorofnya (Bahasa Arab),” ujar Kiai Marzuki Mustamar.

Misalnya kata Kiai Marzuki, pembahasan hukum membaca basmalah dalam salat. Wahbah Az-Zuhaili begitu detail menerangkan argumentasinya. Demikian dengan hukum bacaan qunut salat subuh dan lain sebagainya. Pembahasan dan sumber dalilnya begitu lengkap.

Sebelum membahas pemikiran Wahbah Az-Zuhaili, Kiai Marzuki menjelaskan lebih dulu pemikiran Imam Syafi’i. Menurut mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu, sosok Imam Syafi’i sangat layak menjadi Syaikhul Islam yang menjadi rujukan hukum fikih. Tidak lain karena, ketakwaan, kecerdasan dan kezuhudannya.

“Imam Syafi’i detail dalam menentukan keshahihan suatu hadits. Pun dengan Wahbah Az-Zuhaili. Konsep merumuskan dan memadukan sekian hadits untuk mencari titik terang sebuah masalah hukum, menjadi karakter beliau. Dalam mencari kebenaran berdasarkan ilmu diiringi dengan ketekunan dan kesabaran,” terangnya.

Dia menambahkan, kecerdasan Imam Syafi’i tidak lepas dari gennya sebagai satu-satunya imam mazhab yang memiliki jalur silsilah yang bersambung kepada Rasulullah. Selain itu, cemerlangnya pemikiran imam yang satu ini karena berasal dari orang tua yang memiliki ketakwaan dan kezuhudan yang luar biasa.

Imam Syafi’i berhasil menentukan jalan tengah dari dua pemikiran imam besar yang menjadi gurunya. Yakni Imam Malik dan Imam Hanafi. Imam Syafi’i menengahi dua kutub itu dalam hal periwayatan hadits.

Kiai Marzuki mengungkapkan, Imam Syafi’i mengutamakan kualitas perawi atau pembawa ikhbar. Meskipun satu orang tetapi memiliki kecerdasan dan ketakwaan kepada Allah serta muttasilus sanad maka itu layak dikategorikan shahih dalam periwayatan hadits.

“Ciri imam Syafii sanadnya lengkap. Tidak fanatik pada satu guru. Guru beliau Imam Malik dan Imam Hanafi. Serta salah satu guru terbesarnya adalah Imam Waqi’, yang belajar langsung pada Imam Hasan Basri sebagai murid Abdullah Ibnu Mas’ud yang belajar langsung pada Nabi Muhammad,” tuturnya.

Karena itu, di akhir kajian tersebut Kiai Marzuki berharap pemikiran Imam Syafi’i dan Wahbah Az Zuhaili dapat dicontoh oleh civitas Unisma. Terutama dalam menjalankan semangat keilmuan dan perjuangan Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Kami ingin civitas akademika Unisma, memiliki semangat akademik yang seperti ini. Imbang antara kecerdasan intelektual, keimanan dan kesabaran. Watawa shaubil haqqi watawa shoubisshobr. Konsep ini menjadi inspirasi bagi kita keluarga besar Unisma,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor Unisma Prof. Dr. Maskuri, M.Si terus mengobarkan semangat akademik dan belajar seluruh civitas akademika. Melalui kajian ini dia berharap daya literasi yang digawangi oleh Perpustakaan Unisma semakin meningkat.

Menurutnya, mengkaji pemikiran Wahbah Az Zuhaili akan menjadi pencerahan bagi civitas akademika terutama dalam bidang akidah, akhlak dan syariah yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah. “Keilmuan ini akan menjadi gaiden civitas Unisma untuk bersama-sama memajukan kampus dengan satu konsep pemikiran yang strategis dan cemerlang,” ucapnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img