MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Upaya mengasah potensi dan keterampilan penyandang disabilitas kini semakin mendapat perhatian serius, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Menjawab kebutuhan ini, Bangun Bangsa bekerja sama dengan Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co) meluncurkan program inkubasi bisnis bernama Empower Academy dengan dukungan Komunitas Lingkar Sosial (Linksos) dan Malang Creative Center (MCC).
Program Empower Academy difokuskan untuk memberdayakan penyandang disabilitas melalui edukasi keterampilan bisnis. Salah satu materi yang disampaikan adalah cara membuat dan mendaftarkan logo usaha. Dengan desain logo yang khas, usaha dapat memperkuat identitasnya di ranah digital, mulai dari media sosial hingga produk kemasan dan materi pemasaran lainnya.
“Materi ini diberikan agar teman-teman disabilitas yang sudah memiliki usaha bisa membuat merek secara mandiri. Harapannya, mereka bisa menjalankan bisnisnya dengan percaya diri setelah logo usahanya selesai dan terdaftar,” ujar Andina Paramitha, CEO Ngalup.co.
Program Empower Academy juga mengajarkan peserta untuk mengecek merek secara mandiri sebelum mendaftarkannya melalui platform Trademark Analyzer dari Mebiso. Hal ini melengkapi pengetahuan peserta tentang pentingnya perlindungan hak merek dan membedakan produk mereka dari kompetitor.
Empower Academy hadir sebagai wadah bagi penyandang disabilitas dan komunitas marginal untuk memperoleh keterampilan bisnis dan kemandirian finansial. Program ini berlangsung selama delapan bulan dengan peserta sebanyak 25 individu dari Komunitas Linksos, baik yang telah memiliki bisnis maupun yang baru akan memulai.
“Melalui program ini, kami berharap teman-teman disabilitas dapat memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan sosial dan teknologi,” kata Andina.
Ia menambahkan, Empower Academy memberikan pelatihan mulai dari dasar hingga lanjutan, termasuk aspek legal, pemasaran digital, dan risiko bisnis.
Peserta dibagi ke dalam dua kategori: Unbusiness (Business Creation) bagi mereka yang baru merintis bisnis dan Inbusiness (Business Scale Up) untuk bisnis yang ingin berkembang. Materi yang diberikan mencakup kewirausahaan dasar, validasi pasar, pengembangan produk, pengelolaan rantai pasokan, hingga ekspansi pasar dan manajemen keuangan.
Dian Widyanarti, Penanggung Jawab Empower Academy, berharap program ini dapat menciptakan dampak positif yang inklusif dan berkelanjutan. Sehingga lebih banyak Penyandang Disabilitas yang terbangu.
“Empower Academy adalah komitmen kami untuk memberdayakan penyandang disabilitas sesuai dengan prinsip no one left behind di mana semua orang berhak mendapatkan akses dan kesempatan,” jelasnya.
Sesuai dengan salah satu dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, no one left behind, Empower Academy ini merupakan komitmen Bangun Bangsa untuk turut memberdayakan dan membina kelompok penyandang disabilitas agar mereka menjadi berdaya dan mandiri, melalui perluasan akses dan kesempatan.
“Kami juga mengajak para pemangku kepentingan di luar sana untuk turut berkolaborasi dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif,” kata dia.
Pendiri Linksos, Ken Kerta menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu membangun stigma positif di masyarakat terkait pemberdayaan disabilitas, dengan menunjukkan bahwa individu dengan disabilitas memiliki potensi luar biasa yang patut didukung. “Ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan,” tandasnya. (adm/aim)