MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ngobrol Mbois Ilakes (Ngombe) ke-5 yang digelar Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berbeda dengan biasanya. Tidak lagi digelar di Gazebo Balai Kota Malang. Selasa (20/2) kemarin, Wahyu memilih “Ngombe” bersama warga di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang dan disambut dengan kesenian Bantengan Mberot.
Ia terkesan dengan antusiasme warga Kelurahan Cemorokandang yang mau menerimanya hingga menyambut dengan meriah pelaksanaan program “Ngombe” tersebut. Atraksi dan penampilan kebudayaan seperti Bantengan itulah yang menjadi kekayaan budaya warga Malang yang harus tetap dilestarikan.
“Ini kali pertama Ngombe kami adakan di luar Balai Kota Malang. Dan disambut meriah seperti ini, sangat terkesan. Kami adakan di luar ini agar memang langsung dekat ke masyarakat di wilayah Kedungkandang,” kata Wahyu kepada Malang Posco Media.
Soal atraksi Bantengan Mberot ini, Wahyu menjelaskan hal tersebut merupakan kearifan lokal khusus bagi warga Kecamatan Kedungkandang. Diketahui ada sekitar 11 kelompok pelaku seni Bantengan yang ada di Kedungkandang.
Pihaknya akan senantiasa memberi ruang dan pembinaan bagi seluruh pelaku seni di Kota Malang, termasuk pelaku seni Bantengan Malang.
Dirinya juga melihat, bahwa ada potensi besar dalam atraksi Banteng Mberot yang disaksikannya kemarin. Diharapkan nantinya dapat terus dikembangkan lebih lanjut dan dapat dipromosikan dengan menggabungkan lagu-lagu lokal dan tema lain yang relevan.
“Saya minta ada beberapa kegiatan atraksi atau obyek yang dapat dipromosikan melalui bantengan ini dan dapat tersalurkan dengan lagu-lagu. Baik lagu terkait dengan Kota Malang atau pun yang lainnya. Itu akan ditindaklanjuti dan tentu kami mendukung sepenuhnya,” tegas Wahyu.
Sementara itu, dalam program “Ngombe” tersebut beberapa masukan dan keluhan warga Kelurahan Cemorokandang tercurahkan. Salah satunya pengadaan TPS 3R dan pengadaan lahan makam yang menjadi permintaan warga.
Ini disampaikan warga Kelurahan Cemorokandang yang hadir, Mansur dan Wahyudi. Keduanya meminta adanya TPS 3R dan lahan makam baru. Karena menjadi kebutuhan warga yang jumlahnya terus bertambah di wilayah Kelurahan Cemorokandang. Warga meminta lahan makam baru seluas 1.300 meter persegi.
Hal ini langsung ditanggapi Kepala BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah) M Subkhan yang turut hadir menjelaskan bahwa permohonan lahan malam sudah masuk dan diproses.
“Sudah kami proses. Ini dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) juga kami koordinasikan agar segera tersedia dengan lahan milik Pemda,” tegas Subkhan.
Begitu pula dengan permintaan pembangunan TPS 3R yang diminta warga. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahmad Wijaya menjelaskan sudah merencanakan adanya pembangunan TPS 3R baru di wilayah Kelurahan Cemorokandang tersebut. Nantinya warga akan dilibatkan untuk mengelolanya.
Beberapa masukan lain yang diutarakan warga berkaitan dengan drainase. Warga meminta adanya perbaikan-perbaikan sistem drainase di titik-titik yang selama ini kerap mengalami genangan air. Pj Wali Kota Malang Wahyu langsung menginstruksikan dinas terkait mendata dan melakukan eksekusi perbaikan. (ica/aim)