spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

NOMADEN COFFEE; Miliki 4 Gerai, Jaga Ciri Khas Santai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Berdiri sejak 2014 dan berawal dari gerobak motor keliling, Nomaden Coffee telah mengalami transformasi besar. Kini, selain memiliki empat gerai di Malang, coffee shop tersebur memasuki kawasan Premium Student Residences Begawan Apartment.

Selama satu tahun di awal berdirinya, Satya Sandida selaku owner Nomaden Coffe menjalankan bisnisnya dengan berjualan kopi keliling menggunakan gerobak motor. Ini juga yang menjadi dasar penamaan ‘Nomaden’, karena ia awalnya tidak memiliki kedai, selalu berpindah dari tempat satu ke tempat lain menggunakan gerobak. Hingga di tahun kedua ia sudah bisa mengembangkan Nomaden Coffee menjadi sebuah coffee shop dengan menyajikan konsep ngopi di pasar namun tetap menonjolkan kebersihan, kerapian dan mengikuti tren. Konsep ngopi di pasar ini terinspirasi dari kedai pertama Nomaden Coffee yang terletak di area Pasar Tawangmangu. Kota Malang. Sedangkan tiga kedai lainnya berada di Kayutangan, Mulyo Agung dan Kawasan Premium Student Residencens Begawan Apartment.

- Advertisement -

“Pada awalnya Nomaden Coffee merupakan kopi yang saya jual keliling di pinggir jalan pakai gerobak motor, selama satu tahun seperti itu. Karena saya jualannya keliling, makannya nama coffee shopnya ‘Nomaden’. Di tahun berikutnya alhamdullilah dari hasil jualan kopi keliling dan tambahan dana lainnya saya bisa membuka kedai pertama. Pada awalnya saya ingin membuka coffee shop dengan konsep ngopi di pasar namun tetap menonjolkan kebersihan, kerapian dan mengikuti tren. Karena kedai pertama yang berada di kawasan pasar Tawangmangu,” ujar Satya kepada Malang Posco Media.

Ciri khas yang Satya coba bangun adalah ia ingin dengan adanya Nomaden Coffee tidak ada lagi orang yang ingin nongkrong tapi harus memakai baju bagus, harus rapi atau harus memakai sepatu. Cukup dengan apa adanya pakai kaos oblong atau sendal jepit-pun tidak apa-apa, karena Nomaden Coffee menjual kopi bukan gengsi, jadi setiap pengunjung berhak menikmati kopi dengan caranya masing-masing. Tidak perlu terikat dengan harus pakaian yang bagus dan semacamnya. Konsep kesederhanaan yang Nomaden Coffee bangun inilah yang membuatnya ramai diminati khalayak, hingga perhari disetiap kedai bisa menyiapkan 300 cup per hari untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang datang.

“Saya membangun Nomaden Coffee memang dengan konsep kesederhanaan, jadi yang datang kalo mau pakai kaos oblong juga gak apa-apa, pakai sendal jepit. Yang penting mereka nyaman ngopi di Nomaden Coffee. Dari konsep kesederhanaan inilah yang bikin Nomaden Coffee diminati orang-orang,” ucap Satya.

Nomaden Coffee memiliki satu menu yang tidak dimiliki coffee shop lainnya yaitu Marathon Cortado, es kopi perpaduan espresso, susu cokelat dan full cream yang di-shake dengan taburan cokelat bubuk. Selain itu, pengunjung juga dapat membuat kopi di rumah atau dibawa berpergian karena Nomaden Coffee menyediakan kopi dalam kemasan dengan berbagai varian seperti robusta, arabika, sunda gulali, arjuna madu hingga toraja sapan.

“Nomaden Coffee punya satu menu yang tidak dimiliki coffee shop lainnya yaitu Marathon Cortado. Kami juga menyediakan kopi dalam kemasan dengan berbagai varian,” tambahnya.

Meski berawal dari kedai di tengah pasar, kini salah satu cabang Nomaden Caffee sudah berhasil memasuki kawasaan Premium Student Residences, Begawan Apartment. Tak ada yang berubah, range harga yang ditawarkan tetap sama di semua kedai, cukup dengan Rp 8 ribu pengunjung sudah dapat menikmati salah satu kopinya.

“Meskipun tempatnya di kawasan menengah ke atas, di Premium Student Residences, Begawan Apartment, range harganya tetap sama mulai dari Rp 8 ribu saja, yang paling mahal Cuma Rp 25 ribu,” tegasnya.

Menghadapi pasar kuliner pasca adanya covid-19, saat ini Setya ingin berfokus pada penguatan dan pengembangan kedai-kedai yang sudah ada ketimbang membuka cabang baru. Tetap konsisten memberikan cita rasa kopi terbaik kepada para penikmat kopi yang mampir ke kedainya.

“Saat ini saya lebih ingin menguatkan akar dan ngembangun kedai yang sudah ada, tetap konsisten memberikan cita rasa kopi terbaik ke pengunjung yang mampir ke Nomaden Coffee,” pungkas Satya. (mp2/ley)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img