MALANG POSCO MEDIA- MALANG- Musik didengarkan menggunakan kaset dan kaset player? Mainan eyang puthut hingga penampilan angklung membawa siapapun seperti kembali ke masa lalu. Tepatnya di era 70-80 an. Hal inilah yang dapat dirasakan ketika mengunjungi Malang Retro II di Mal Sarinah, Jumat (10/3) sore tadi.
Pameran yang mengankat tema retro ini menghadirkan berbagai koleksi barang, seni, penampilan khas zaman dahulu. Terlihat tumpukan kaset-kaset musik (kaset pita) koleksi penyanyi hingga grup musik di era 70 hingga 90-an.
Kemudian ada pula komik-komik hingga majalah seperti Bobo, Gadis, Popular, majalah kartun Donald Duck dan banyak lainnya. Di sisi lain ada pula ditunjukan permainan-permainan zaman dahulu seperti boneka Eyang Puthut.
Koordinator Malang Retro II, Wahono Eko Putro menjelaskan kegiatan ini diadakan atas inisiatif beberapa komunitas yang menyukai barang dan koleksi jadul. Kemudian disatukan dan digabungkan dengan bazar-bazar makanan dan penampilan dari komunitas seni.
“Tahun 2021 akhir kita pertama kali adakan dan antusias warga lumayan besar. Tahun ini kita adakan lagi mulai hari ini sampai Minggu nanti,” jelas Eko saat ditemui di sela acara.
Malang Retro II ini diadakan melibatkan sekitar 20 komunitas dan 50 pelaku UMKM lainnya yang mengisi stan-stan bazar.
Selain ingin kembali membawa suasana retro dan zaman dahulu di Kota Malang, Malang Retro II juga diadakan untuk membantu pelaku-pelaku UMKM menjajakan dagangannya. Untuk itulah pengunjung juga disuguhkan berbagai produk kuliner UMKM asli Kota Malang di lantai 1.
“Selain bazar, ada penampilan musik dari teman-teman pemain angklung, lalu ada juga berbagai talkshow seperti talkshow digital marketing. Malang Retro kali ini juga kita padukan dengan nuansa modern seperti kombinasi jadul dan juga modern,” tegas Eko.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Ir Sofyan Edi Jarwoko yang hadir membuka Malang Retro II mengatakan apresiasi besarnya pada kelompok-kelompok masyarakat Kota Malang ini.
Menurutnya mereka yang gemar dengan barang-barang zaman dahulu juga ikut melestarikan budaya dan menjaga sejarah Malang. Karena selain bisa ber nostalgia, warga yang hadir bisa melihat mulai dari perbedaan literasi, selera musik hingga perkembangan dari zaman ke zaman.
“Lalu ada bazar nya juga. Ini juga membantu pertumbuhan dan pemulihan ekonomi kita. Tadi saya sangat tertarik lihat kaset-kaset musik jadul seperti dulu ya, tapi sekarang sudah ndak punya kaset playernya,” jelas Sofyan Edi.
Ia berharap koleksi-koleksi retro ini tetap dijaga dan dipelihara. Benda-benda ini dianggapnya seperti sejarah dan koleksi masa lalu yang nyata. (ica/jon)