MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU– Wali Kota Batu Nurochman dan Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto yang baru dilantik pada Kamis (20/2) kemarin, siap memimpin Kota Wisata Batu dengan penuh optimisme. Komitmen keduanya akan diwujudkan melalui visi MBatu SAE dan misi Nawa Bhakti Utama selama lima tahun ke depan.
Sebagai langkah awal, pasangan ini akan memanfaatkan 100 hari pertama kepemimpinan mereka untuk merealisasikan enam program prioritas yang telah dijanjikan kepada warga Kota Batu saat kampanye Pilkada. “Mengawali kepemimpinan di Kota Batu, ruang gerak kami di tahun 2025 memang terbatas. Namun, Alhamdulillah, kami telah berkoordinasi dengan Pemkot Batu untuk merancang program yang bisa dijalankan dalam 100 hari pertama Pemerintahan Kota Batu,” ujar Wali Kota Batu, Nurochman, kepada Malang Posco Media.
Lima program tersebut mencakup peningkatan insentif bagi Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), RT, RW, dan guru keagamaan, serta penurunan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 30 persen dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
“Kenaikan insentif bagi GTT, PTT, RT, RW, dan guru keagamaan adalah bentuk apresiasi kami atas pengabdian mereka yang luar biasa. Mereka berperan penting dalam kebijakan pemerintah dan pembangunan masyarakat,” jelas Nurochman, yang akrab disapa Cak Nur.
Sementara itu, penurunan PBB menjadi prioritas karena banyak warga, terutama di tingkat desa, merasa terbebani dengan kenaikan pajak sebelumnya. Dalam jangka panjang, Nurochman dan Heli Suyanto akan fokus pada pengembangan sektor pertanian melalui pembangunan laboratorium pertanian serta pengembangan Smart and Integrated Farming dan Spiritual Botanical Garden.
“Laboratorium pertanian adalah komitmen kami untuk berpihak pada mayoritas masyarakat Kota Batu, yaitu para petani. Dengan fasilitas ini, industri pertanian harus berkembang dan memberikan dampak ekonomi bagi petani, di samping sektor pariwisata,” terang Cak Nur, sapaan akrab wali Kota Batu ini
Laboratorium ini diharapkan menjadi pusat penelitian bagi petani muda, memungkinkan mereka untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Program ini juga merupakan kelanjutan dari inisiatif Heli Suyanto di DPRD, yang membina petani kentang di Desa Sumberbrantas.
“Ke depan, petani muda perlu berkolaborasi dengan akademisi dan dinas terkait untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan serta mengatasi permasalahan di sektor ini,” tambah Heli Suyanto.
Selain sektor pertanian, pembangunan Mall UMKM akan menjadi wadah pengembangan usaha kecil serta akses pemasaran yang lebih luas dan berkelanjutan. Pemkot Batu juga berencana membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola hasil pertanian, sampah, dan pasar.
“Kami juga akan membangun Kawasan Industri Pengolahan Sampah sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan dalam menangani persoalan sampah, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru,” jelasnya.
Sebagai bagian dari Misi Nawa Bhakti Utama, Pemkot Batu menargetkan pencetakan 1.000 sarjana per tahun melalui program beasiswa, yang akan dibiayai dengan skema sharing bersama Pemerintah Provinsi dan Pusat.
Di sektor infrastruktur, program penambahan dana bagi hasil kepada pemerintah desa hingga Rp 5 miliar akan memperkuat pembangunan desa dan pelayanan dasar bagi masyarakat. Pembangunan Sport Center dan optimalisasi lapangan desa juga dirancang untuk mendukung pembinaan atlet serta menyediakan ruang bagi kegiatan sosial dan olahraga.
Di bidang seni dan ekonomi kreatif, Pemkot Batu akan membangun Batu Artpreneur dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesenian guna mengembangkan kreativitas serta kewirausahaan berbasis seni.
Untuk merealisasikan visi-misi tersebut, Nurochman menegaskan pentingnya sinergi dengan semua elemen masyarakat, DPRD, dan instansi vertikal, termasuk kolaborasi dengan Pemda di Malang Raya.
“Kami akan menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak, termasuk pemerintah pusat dan provinsi, agar program-program strategis ini dapat berjalan dengan dukungan yang luas,” pungkasnya. (eri/aim)