MALANG POSCO MEDIA – Nyai Dr (HC) Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum istri Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid memberikan tausyiah kebangsaan. Selain membawa pesan menjaga kerukunan, ia menyinggung maraknya pejabat yang suka pamer harta alias flexing.
Agenda itu digelar bersama berbagai lapisan masyarakat di Ballroom Sanika Satyawada Polresta Malang Kota, Rabu (5/4) kemarin.
Nyai Sinta Nuriyah menyapa dan memberikan pesan kepada seluruh hadirin. Tepat di momen Bulan Suci Ramadan, ia menyampaikan bahwa momen puasa ini masyarakat wajib berpedoman tehadap makna berpuasa.
Ratusan peserta yang hadir antusias mendengarkan ceramah yang disampaikan. Ketika berpuasa, tidak hanya menahan lapar dan haus. Tetapi juga menahan napsu negatif, agar puasanya murni mengembalikan seorang manusia kembali kepada fitrahnya.
Dalam kesempatan itu, Nyai Sinta Nuriyah menyebutkan, bahwa puasa kesempatan untuk menahan amarah. Selain itu, juga untuk menjaga kejujuran hingga ketulusan.
“Jadi berpuasa itu harus bisa saling menjaga. Menjaga sesama, ini yang menjadi bekal untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan,” ujarnya.
Nyai Sinta menyebutkan bahwa di bulan puasa ini, saatnya umat muslim menempa keimanan dan ketakwaan. Karena di momen ini, selain menjalankan ibadah puasa, banyak ibadah lain yang turut menguatkan ukhwah persatuan.
“Keimanan kita dan moral kita, kemanusiaan, kerukunan, persaudaraan sesama anak Bangsa Indonesia, harus ditempa. Kerukunan persaudaraan dan persatuan anak bangsa, merupakan tiang utama tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.
Di kesempatan berikutnya, ia menyinggung terkait maraknya pejabat yang suka pamer harta alias flexing. Apa yang dilakukan itu bukan buah dari kerja keras yang jujur.
“Itu bukan dari harta yang jujur dan bersih. Begitu kok dipamerkan, bagaimana coba pola pikirnya. Kecuali, itu hasil kerja kerasnya, dan dengan tujuan untuk bisa dicontoh orang lain,” tandasnya.
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, bahwa kedatangan Nyai Sinta Nuriyah ke Kota Malang bukan tanpa alasan. Kota yang penuh dengan keberagaman ini miniatur Indonesia.
“Kota Malang sangat beragam dan sangat kental tentang kebhinekaan. Banyak organisasi dan golongan, berbagai agama. Ini sangat relevan dengan ceramah kebangsaannya,” terangnya.
Buher sapaan akrab Kombes Pol Budi Hermanto merupakan lulusan Akpol angkatan tahun 2000, yang kala itu dilantik Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dirinya melihat bahwa Gus Dur merupakan sosok teladan.
“Candaan (jokes) dari beliau, bahwa hanya ada tiga polisi yang jujur, yakni patung polisi, polisi tidur dan polisi Hoegeng ini menjadi motivasi kami. Kami mengambil nilai kejujuran dan nilai profesionalisme,” sebutnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto juga hadir dalam kesempatan tersebut. Perwira tinggi polisi itu juga memberikan sebuah kado berupa lukisan Gus Dur dari susunan batok kelapa sebagai hadiah, kepada Nyai Sinta Nuriyah.
Acara tersebut juga dihadiri Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji dan Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE MM. Para tokoh lintas agama juga hadir. (rex/van)