MALANG POSO MEDIA, MALANG – Orang dalam gangguan jiwa alias ODGJ di wilayah Kabupaten Malang semakin mengkhawatirkan. Ia tidak segan-segan melakukan kekerasan menggunakan senjata tajam (Sajam).
Sepanjang Januari 2025, 10 pengendara motor menjadi korban, satu orang meninggal dunia. 10 orang menjadi korban ODGJ ini terjadi di dua lokasi yang berbeda.
Di jalan kampung Dusun Krajan Lebakharjo Kecamatan Ampelgading pada Kamis 30 Januari, ODGJ membacok menggunakan sabit terhadap setiap para pemotor yang melintas. Akibatnya, delapan korban mengalami luka di bagian tangan dan lengan.
Di lain tempat, di Gang Dusun Randu Kumbolo Desa Ardimulyo Kecamatan Singosari, perawat yang masih magang terkena lemparan batu yang dilayangkan oleh ODGJ pada Jumat 7 Januari.
Kapolsek Singosari, AKP Tri Widyanto menyampaikan korban ialah Muhammad Firly Akbar Firdaus, 25, warga Jalan Hamid Rusdi Desa Ketindan Kecamatan Lawang. Ia dibawa ke UGD Puskesmas Ardimulyo, Singosari setelah kepalanya terkena lemparan ODGJ.
Kemudian korban dirujuk untuk perawatan intensif di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Namun korban dinyatakan meninggal dunia pada Selasa 4 Februari akibat luka serius pada kepala.
“Korban meninggal dunia. Menurut informasi akibat dari lemparan ODGJ tersebut menyebabkan pendarahan kepala korban dan telah dilakukan dua kali operası,” ungkap Tri saat dikonfirmasi Malang Posco Media, kemarin.
Ia menjelaskan pada waktu kejadian korban, Firly dibonceng oleh Anom Kukuh Yuwono. Mereka merupakan perawat magang di Puskesmas Ardimulyo, Singosari. Kegiatannya di Posyandu balita dan lansia di Dusun Ranu Kumbolo.
“Setelah selesai berkegiatan sekitar pukul 08.35 WIB, mereka bermaksud kembali ke Puskesmas Ardimulyo mengendarai motor,” kata Tri.
Sesampainya di mulut Gang Dusun Randu Kumbolo, Desa Ardimulyo, Singosari mereka bertemu ODGJ laki-laki bernama Agus Sulistiono, 46 tahun warga setempat.
Pada saat itu, Agus membawa gunting dan tiba-tiba berlari mengambil dua buah batu paving lalu melempar ke arah perawat muda tersebut. Batu mengenai kepala bagian kanan Anom yang mengendarai motor. Namun ia mengenakan helm sehingga tidak berakibat fatal.
“Sedangkan korban, Firly tidak mengenakan helm mengakibatkan kepalanya mengalami luka memar dan benjol hingga tidak sadarkan diri,” lanjut Tri.
ODGJ, Agus kembali mengambil batu ukuran yang lebih besar pada tangan kanan, sedangkan tangan kirinya tetap memegang gunting. Mengetahui hal ini, Anom berupaya untuk mengunci ODGJ dan menjatuhkannya ke aspal lalu berteriak meminta tolong.
“Pelaku ODGJ diamankan di rumah keluarganya. Dulu pernah dirawat di RSJ Lawang. Tapi karena terkendala biaya, jadinya pasien dipulangkan,” tambah Tri.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kabupaten Malang, M. Kasim menegaskan pihaknya akan segera menindaklanjuti potensi adanya ODGJ di tempat lain untuk mencegah kejadian serupa.
Ia mengakui bahwa sudah lama tidak menindak terkait ODGJ. Hal ini lantaran belum adanya informasi yang diterima. Pun kejadian ODGJ mengamuk di dua tempat, Singosari dan Ampelgading tersebut Satpol PP tidak menerima laporan sebelumnya.
“Memang untuk kemarin laporan dari kecamatan belum masuk sampai ke kami. Biasanya ada laporan situasi terkait trantibum di setiap kecamatan setiap bulan,” kata Kasim.
Ia menambahkan bahwa untuk penindakan akan berkoordinasi dengan pihak Dinsos Kabupaten Malang maupun pihak kecamatan. Bila ditemukan dugaan ODGJ meresahkan, juga akan identifikasi terlebih dahulu. (den/jon)