MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi meluncurkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia yang menggantikan Green Taksonomi yang dijalankan sebelumnya.
Peluncuran tersebut dilakukan pada Selasa (20/2) kemarin, pada agenda Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Hotel St Regis, Jakarta. Agenda tersebut juga turut dihadiri oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indarwati. Presiden RI, Ir. Joko Widodo mengungkapkan setelah diadakannya Pemilu beberapa waktu lalu, diharapkan modal investasi yang masuk dapat terus meningkat dan lebih baik lagi.
“Meski kondisi geopolitik sedang tidak stabil, namun politik negara kita masih stabil dan dapat membangkitkan industri keuangan agar semakin kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” terangnya.
Ia turut mengingatkan untuk tetap berhati-hati karena kondisi ekonomi global yang berubah sangat cepat, dan menjaga ekonomi negara inklusif dan berkelanjutan. menurutnya OJK harus terus memperkuat inklusi dan literasi keuangan. Dimana tingkat inklusi keuangan saat ini diangkat 75 persen dan tingkat literasi keuangan kita masih di angka 65 persen di 2023.
“Saya mengapresiasi penyempurnaan taksonomi keuangan berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan tadi lewat OJK sehingga inisiatif keuangan hijau dapat menyeimbangkan aspek ekonomi aspek lingkungan dan inklusivitas,” terangnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, OJK memberikan insentif bagi surat utang yang berlandaskan keberlanjutan serta mendukung peningkatan peran sektor keuangan terhadap transisi energy.
“Mendorong ekosistem keuangan berkelanjutan melalui implementasi taksonomi untuk keuangan berkelanjutan Indonesia yang akan diluncurkan hari ini (kemarin, red),” ungkapnya.
Dijelaskannya, taksonomi tersebut dirancang dengan memperhatikan prinsip interoperabilitas dan kredibilitas, menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan hidup dan sosial serta bersifat inklusif dengan mencakup penggunaan skala besar dan UMKM.
“Pada tahap ini taksonomi itu berfokus pada pengembangan sektor energi khususnya transisi energi menuju net Zero emission dan sumber daya critical atau critical mineral sebagai pendukungnya,” terangnya.
Sebagai wujud komitmen dari OJK dalam mendukung sektor perbankan menuju Net Zero Emission, dalam waktu dekat akan menerbitkan panduan terkait Cilamater Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) bagi perbankan. Hal itu untuk meningkatkan kesadaran kemampuan ketahanan model bisnis serta strategi bank dalam menghadapi risiko perubahan.
“Namun demikian untuk mengoptimalisasi pemanfaatan ekosistem keuangan yang berkelanjutan yang telah dibangun itu, dukungan berupa kebijakan yang sejalan dari kementerian dan lembaga lainnya dapat direalisasikan pada tahun ini juga. Termasuk mengatasi kendala permintaan penawaran dan likuiditas di bursa karbon yang telah beroperasi sejak diresmikan Bapak presiden pada September lalu,” ucapnya. (adm/aim)