.
Friday, November 8, 2024

Oknum Suporter Nodai Sportivitas, Manajemen Minta Maaf

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Skuad PSS Sleman mendapatkan teror dari oknum suporter ketika sedang berada di hotel jelang laga melawan Arema FC, Kamis (4/8) tengah malam. Teror berupa penyalaan kembang api ke arah Hotel Grand Miami Kepanjen dilakukan oknum suporter, yang mengganggu waktu istirahat skuad asuhan Seto Nurdiantara tersebut. Arema FC, PSS hingga PT LIB pun menyesalkan kejadian yang menodai sportivitas ini.

Manajemen Arema FC langsung memberikan respon berkaitan dengan adanya oknum suporter yang melakukan aksi tidak simpatik di hotel tempat menginap PSS Sleman. Manajer Ali Rifki menyayangkan aksi tersebut, karena dinilai menodai sportivitas dalam sepak bola.

- Advertisement -

“Kami mendapatkan laporan jika ada oknum suporter yang melakukan aksi tidak simpatik di hotel tempat menginap tim PSS Sleman, jelas hal ini tidak bisa dibenarkan. Semoga ini adalah kejadian terakhir,” ungkapnya.

Ali Rifki sangat menyesalkan kejadian tersebut, apalagi saat sesi match coordination meeting sudah disepakati bersama untuk menunjukkan rasa simpati atas berdukanya PSS Sleman. Hal ini disebabkan ada pendukungnya yang meninggal beberapa waktu lalu dengan memakai pita hitam.

“Insiden itu sangat disesalkan karena menodai sportivitas. Hubungan Arema FC dan PSS Sleman ini baik, bahkan saat match coordination meeting sudah disepakati bersama kita akan menggunakan pita hitam. Ini sebagai tanda duka sekaligus menunjukkan simpati kita atas kejadian yang menimpa keluarga besar PSS Sleman,” tambah Ali Rifki.

Ali Rifki mewakili manajemen pun langsung menyampaikan permintaan maaf. Termasuk kepada tim PSS. “Atas nama manajemen Arema FC kami sampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Ini  jelas mencoreng nama baik Arema FC dan Aremania,” tegas Ali Rifki.

Media Officer PSS Sleman Juan Tirta Abditama mengatakan, bila sejatinya juga sudah pernah mendengarkan kabar bila ada tim tamu yang mendapatkan psywar dari suporter. Akan tetapi, ia tak menyangka timnya juga menjadi sasaran psywar berupa teror tersebut.

“Jadi sebelumnya kami sudah dapat kabar kalau ada tim-tim sebelumnya pernah mengalami kejadian seperti itu. Tapi, tidak menyangka terjadi sama kami juga. Ya kami cukup menyayangkan,” kata dia.

Ia mengakui, imbas peristiwa tersebut ada beberapa barang dari pemain  mengalami kerusakan.  Namun, ia menekankan bila timnya tidak mempermasalahkan hal tersebut lebih lanjut. Sebab, dari pihak Arema FC pun sudah meminta maaf.

“Yang rusak seperti beberapa sepatu yang dijemur di luar ada yang terbakar. Ya sudah tidak masalah, Arema sudah minta maaf. Dari kami juga tidak mempermasalahkan lebih lanjut,” tambahnya.

Juan menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar tengah malam, pukul 12 malam. Imbasnya, pemain terbangung dan keluar hotel. “Lumayan jadi topik hangat sih sampai pagi. Pemain keluar semua setelah kejadian itu,” urainya.

Dia berharap, hal seperti itu tak akan terulang di laga-laga berikutnya. Siapapun tim yang akan dihadapi Arema FC, atau pun di tempat lainnya. Menurutnya, psywar boleh, akan tetapi jangan sampai merugikan tim.

“Okelah itu bentuk psywar ke tim lawan, cuma jangan merugikan tim. Kami tidak tahu dari PT Liga akan bertidak atau tidak semoga itu tidak terjadi lagi ke tim lain. Kalau sampai merugikan gak enak di timnya kan,” harap Juan.

Menurut Direktur PT LIB Sudjarno, kejadian tersebut nantinya akan dipelajari. Terlebih, bila ada komplain dari tim tamu, sebagai pihak yang merasa dirugikan.  “Ya nanti diinvestigasi dan dipelajari jika ada komplain dari pihak yang merasa dirugikan bagaimana kejadian sebenarnya. Tapi bila benar ada kejadian seperti itu, patut disayangkan dan tidak boleh terjadi apalagi dilakukan kepada tim tamu,” kata dia. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img