spot_img
Sunday, June 1, 2025
spot_img

Okupansi Hotel Tembus 70 Persen

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kecuali di Kabupaten Malang Landai

MALANG POSCO MEDIA– Tingkat okupansi hotel  selama libur panjang pekan ini meningkat hingga 70 persen. Itu terjadi di Kota Batu dan Kota Malang menyusul meningkatnya jumlah wisatawan.

Di Kota Batu, okupansi hotel   capai 70 persen selama libur panjang akhir pekan ini. Hal itu ditegaskan Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi.

“Okupansi tertinggi kisaran 70 persen untuk kemarin dan hari ini. Sedangkan hari yang lain masih di kisaran 50 persen untuk rerata okupansi hotel di Batu,” ujar Sujud kepada Malang Posco Media.

Ia menjelaskan meski okupansi terbilang cukup bagus, namun hotel-hotel di Kota Batu menurunkan rate harga dari tahun sebelumnya. Itu karena daya beli masyarakat tahun ini cukup rendah.

“Harga weekend aja dipakai long weekend. Ini karena tahun ini daya beli masyarakat turun karena berbagai hal seperti perekonomian global hingga efisiensi masyarakat,” bebernya.

Ditambahkan oleh General Manager Aston Inn Batu, Didik Rocki W bahwa untuk Aston dari hari Rabu okupansi diatas 90 persen hingga Sabtu hari ini. Tetapi memang dari segi harga long weekend seperti sekarang sudah tidak bisa pasang harga tinggi dengan adanya penurunan harga dari long weekend tahun lalu sekitar 30 persen.

“Memang terlihat daya beli masyarakat sudah menurun terutama untuk membeli dan membooking kamar hotel untuk liburan. Apalagi sekarang  hotel sedang dalam mode survive karena di Batu kehilangan satu segment marketnya yaitu Government MICE dan perjadin, jadi sekarang tinggal mengandalakan segment market family leisure, itupun dengan daya beli yang lebih rendah dari tahun lalu,” ungkapnya.

Bahkan pihaknya memantu dari harga-harga online travel agent sperti Traveloka, Booking.com , tiket.com sepertinya memang ada penurunan semua. Namun untuk prosentase rangenya mulai dari 20-40 persen, terutama di weekday.

“Sebenarnya strategi kami bukan menurunkan harga, tapi lebih ke memasang harga yang realistis sesuai dengan jumlah demand/permintaan pasar/jumlah tamu yang akan/sedang mencari hotel/kamar di Batu. Kalau tahun lalu long weekend seperti ini seminggu sebelumnya kami sudah full dan harga kami naikkan 50-100 persen pun marketnya/demandnya masih banyak,” paparnya.

Jadi istilahnya, lanjut dia, jasa akomodasi bisa memilih tamu dengan daya beli yang tinggi. Tapi tahun ini berbeda, hotel tidak lagi bisa memilih milih tamu lagi, karena tamunya tidak sebanyak tahun lalu.

“Untuk menarik tamu agar okupansi tinggi,  strategi lainya adalah kita mencari market baru, seperti social event, wedding, lamaran, wisuda, sunatan,ulang tahun dan komunitas-komunitas otomotif untuk nonton bareng dengan harga food & beverage yang competitive dengan cafe-cafe, tetapi dengan fasilitas dan pelayanan dan kualitas produk yang berstandard hotel,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto menyampaikan rekap sementara kunjungan wisatawan di 91 jasa usaha akomodasi dan 45 DTW/Daya Tarik Wisata di Kota Batu saat ini masih rendah. Pasalnya pelaku wisata masih belum mengirim rekap hasil kunjungan.

“Perkiraan rata-rata per hari kunjungan ke Kota Batu bisa 10 ribu wisatawan. Dengan kunjungan tertinggi ke Alun-alun Kota Batu dan Jatim Park Group,” katanya.

Begitu juga di Kota Malang, libur panjang pekan ini mengisi rata-rata 70 persen okupansi hotel  di Kota Malang. Dari total kurang lebih 3.500 kamar yang ada di Kota Malang, maka ada sebanyak 2.400 kamar yang di-booking selama liburan pekan ini.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basuki menjelaskan bahwa okupansi memang mulai terisi atau meningkat untuk pemesanan mulai Jumat 30 Mei kemarin.  Kondisi okupansi yang meningkat ini tercatat hingga libur panjang berakhir atau pada Minggu 1 Juni 2025 besok.

“Rata-rata tamu datang menginap atau lama stay   di dua harian,” tegas Agoes saat dikonfirmasi Malang Posco Media, Jumat (30/5) kemarin.

Dia menjelaskan diprediksi rata-rata okupansi di tiap hotel 70 persen dari kamar-kamar yang tersedia. Hanya beberapa hotel saja yang hingga kemarin tercatat sudah mendapat okupansi melebihi rata-rata yakni di 80 persen.

Agoes mengungkapkan kondisi libur panjang seperti pekan ini memang membawa keuntungan pada okupansi hotel. Dan berharap hal ini bisa meningkatkan perputaran ekonomi Kota Malang di berbagai sektor lainnya.

“Memang rata-rata 60 sampai 70 persen itu untuk okupansi selama libur panjang seperti ini. Beberapa hotel, sekitar empat sampai lima hotel saja yang sudah 80 persen sejak Jumat ini. Itu adalah hotel-hotel yang letaknya dekat dengan obyek wisata,” kata  pria yang saat ini menjabat sebagai Manager The Shalimar Boutique Hotel Malang itu.

Sementara itu libur panjang pekan ini juga memengaruhi pergerakan kedatangan dan kepergian di Stasiun Kotabaru Malang. Menurut catatan PT KAI Daops 8 Surabaya,  Jumat (29/5) kemarin terdapat 2.812 penumpang melakukan keberangkatan dan sebanyak 3.635 yang tiba di Kota Malang melalui Stasiun Kotabaru Malang.

Kemudian dari Sabtu (30/5) hingga Minggu (1/6) rata-rata kedatangan penumpang di Kota Malang berada di angka 1.600 hingga 2.400 orang penumpang. Dengan pergerakan terbanyak berasal dari kereta- api relasi jarak jauh yakni relasi Jakarta, Bandung, dan dari Banyuwangi menuju dan bertolak dari Kota Malang.  

Berbeda dengan Kabupaten Malang.

Momen libur panjang pekan ini tak terlalu berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel di Kabupaten Malang.

Hal itu sebabkan kondisi daya beli masyarakat menurun diiringi dengan kebutuhan tahun ajaran baru sekolah. Di sisi lain, pengunjung beberapa objek wisata di Malang Selatan tidak seramai momen libur panjang sebelumnya.

Ketua PHRI Kabupaten Malang Wahyu Indriyanti kepada Malang Posco Media mengatakan,  libur panjang ini tidak berpengaruh  pada tingkat hunian hotel.

“Kalau ditanya tingkat hunian hotel, landai malah menjurus sepi,” kata Wahyu Indriyanti, Kamis (29/5) lalu. Ia menyebut kenaikan 20 – 30 persen saja sudah bagus.

“Ada beberapa hotel lumayan, yang bekerjasama dengan travel agen dan corporate, daerah Karangploso,” imbuhnya.

Saat disinggung apakah masyarakat atau wisatawan beralih ke penginapan lain seperti vila, Wahyu Indriyanti menyampaikan memang kondisi saat ini sepi.

“Memang sepi kok, lihat saja di jalan gak terlalu macet-macet banget,” katanya.

Menurutnya, masyarakat saat-saat ini memilih membiayai untuk kebutuhan hidup dan skala prioritas untuk kebutuhan pendidikan karena, pertengahan tahun ini adalah ajaran baru sekolah.

“Kondisi ekonomi tidak baik-baik saja, daya beli menurun. Daripada buat jalan-jalan lebih baik untuk biaya kebutuhan hidup, apalagi ini ajaran baru, masyarakat berpikir skala prioritas pendidikan,” jelasnya.

PHRI Kabupaten Malang, lanjut Wahyu Indriyanti, tidak ada persiapan khusus pada momen libur panjang ini seperti mengadakan promo, event, atau semacamnya, tidak ada.

“Kalau bisnis lain, paket wedding, itu aja,” katanya seraya menegaskan, PHRI Kabupaten Malang juga berdampak oleh efisiensi anggaran pemerintah.

Di sisi lain, pengunjung objek wisata di Kabupaten Malang pada hari pertama libur panjang Kamis (29/5) dan Jumat (30/5) kemarin belum terjadi lonjakan pengunjung.

“Untuk momen liburan hari pertama masih sedang saja, estimasi 275-an pengunjung. Rata-rata pengunjung dari Pasuruan,” kata Plt Kepala Unit Pantai Ngliyep Kecamatan Donomulyo Arifin.

Sementara itu, pengelola Pantai Tanjung Penyu Kecamatan Sumawe Hariono menyampaikan sudah mendata sekitar 3.000 pengunjung momen liburan ini.

“Pengunjung dominasi 80 persen Jatim, sedangkan 20 persennya dari Jateng dan Jabar,” urai Hariono.

Namun angka pengunjung tersebut tidak seramai seperti halnya momen libur panjang Waisak, 12 Mei 2025 lalu. 

Hariono menguraikan pada tanggal 10 Mei lalu pengunjung mencapai 4.910 orang dan esok harinya melonjak menjadi 9.840 orang pengunjung. “Pengunjung gak seramai libur Waisak dua Minggu yang lalu,” tambah Hariono. (eri/ica/den/van)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img