.
Friday, November 22, 2024

Olah 70 Game Jadi Media Pembelajaran Siswa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Dari Malang Letsplay Indonesia Makin Populer

Dari hobi  main game, Arif Bawono Surya merintis Letsplay Indonesia. Perusahan vendor yang menawarkan game sebagai metode pembelajaran ini telah menjajaki beberapa kota di Indonesia. Materi pembelajarannya sangat beragam. Seperti sains, humaniora, sastra hingga bisnis.

 

Sehari-harinya disapa Arif. Ia  memanfaatkan sekitar  70 game (permainan) untuk pembelajaran. Berprinsip dengan metode pembelajaran, Game Based Learning banyak permainan memiliki nilai akademis di tangannya.

Memanfaatkan game yang sudah ada, Arif bersama temannya, Anggara menciptakan modul pembelajaran. Modul ini mengekstrak nilai positif sebuah permainan. Dihubungkan dengan materi pembelajaran atau topik tertentu.

Ide tersebut dikembangkan sejak tahun 2019 lalu bersama Anggara. Mulanya dua sahabat ini terjebak dalam kebosanan. Karena sebelumnya sibuk bergerak di dunia usaha event organizer (EO).

“Awalnya memang sibuk di dunia EO, kemudian karena bosan kami ingin mencoba hal baru. Setelah melihat serta mempelajari situasi dan kondisi, ternyata industri game ini terus berkembang pesat,” kata dia. “Selain itu saya sendiri hobi main game. Setelah kami mencari informasi dan riset, kami mengembangkan metode game dalam proses pembelajaran,” sambungnya.

Bukan perkara mudah  memanfaatkan game yang sudah ada dengan mengambil sisi positif yang relevan dengan materi pembelajaran. Ia mengaku bahwa banyak waktunya yang difokuskan untuk menyiapkan materi dan modul pembelajaran, untuk satu jenis permainan yang akan dimanfaatkan.

“Awalnya itu kami harus melakukan review dan overview dari game tersebut. Kemudian kami mencoba menarik intisari dan poin positif yang relevan dengan materi pembelajaran,” urainya.

Setelah itu lanjutnya, baru susun modul pembelajaran yang bisa digunakan. Dan ini butuh waktu cukup lama, tergantung kesulitan game tersebut.

“Bisa lebih dari satu bulan untuk pengerjaaanya. Kemudian yang lama juga dalam proses permaiannya, karena ini juga membutuhkan waktu agar user (pemain) permainan bisa mengolah informasi dan pelajaran yang didapatkan selama permainan,” beber alumnus MIN 1 Malang itu.

Pria yang pernah mengampu studi di Fakultas Ekonomi Universitas2 Negeri Malang (UM) itu, kini sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa kota di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Surabaya.

Di tahun 2022 ini, Letsplay Indonesia akan mulai menginjakkan kakinya di kancah internasional. “Kami akan bekerjasama dengan instansi atau lembaga asal Singapura untuk pembelajaran menggunakan game. Rencanya teken MoU, Kamis (14/7) pekan depan,” kata dia.

“Tahun ini juga Letsplay berharap bisa membuat game sendiri serta semacam kelas untuk siswa belajar. Di mana anak masuk kemudian belajar di sini, semuanya menggunakan game,” sambung pria berkacamata tersebut.

Arif mencontohkan beberpa game yang sering dipakai dalam proses pembelajaran atau penyampaian materi.  Salah satunya permainan Monopoli. Mereka menggali intisarinya kemudian berhasil membuat modul manajemen keuangan dan investasi.

Memang saat ini banyak memanfaatkan board game (permainan papan) sebagai sarana pembelajaran. “Selain itu ada game hasil karya Bapak Indrawan Nugroho, yang bernama Bussiness Craft. Dan masih banyak lainnya, untuk kisaran sudah ada sekitar 70 game yang kami manfaatkan untuk proses pembelajaran,” jelasnya.

Modul pembelajaran ini sempat menjadi polemik di masyarakat. Karena persepktif dengan istilah game dan belajar tidak bisa disatukan. Dirinya membuktikan bahwa seperti saat proses pembelajaran di masa taman bermain (playgroup).

“Saat itu kita diajarkan sesuatu dengan bermain, dan ini yang kami yakini  dan kami sebarluaskan. Bahwa belajar dan bermain game itu sangat mungkin dan bisa menjadi efektif dan efisien,” tuturnya.

Namun ini tidak menjadikan pembelajaran kaliskal salah, tetapi dengan bermain game untuk belajar bisa mengubah suasan di kelas. Siswa ataupun peserta belajar tidak pasif. Bahkan bisa secara aktif mengelola pemikiran dan pengalamannya melalui game yang dimainkan. (moch  rexy qolbi/van) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img