MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Seledri merupakan jenis sayuran yang tidak tahan lama. Dalam suhu ruang segarnya bertahan hanya sampai dua hari. Tidak jarang petani seledri harus mengalami rugi kalau hasil panennya itu tidak laku dijual.
Tim mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melakukan sebuah inovasi dengan mengolah daun seledri dijadikan produk yang lebih bernilai secara ekonomi. Yakni dengan pembuatan teh herbal dari daun seledri. Dan membantu mengembangkan teknologi pasca panen dengan strategi digital marketing.
Salah satu mahasiswa, Soofiyah Dhiya Ulhaq, mengatakan selain mengembangkan potensi inovasi olahan hasil pertanian pasca panen di Desa Sumberejo, mereka juga meningkatkan pengetahuan masyarakat desa mengenai teknologi pasca panen.
Dengan mengembangkan strategi digital marketing melalui website, marketplace komoditas sayur, dan mengembangkan aplikasi desktop sebagai sarana manajemen stok produk melalui aplikasi Stocker.
“Pembuatan teh herbal dari daun seledri tentunya dengan meningkatkan kandungan di dalamnya. Nanti akan ada penambahan bahan-bahan. Selain membuat lebih nikmat saat diminum juga lebih meningkatkan khasiat teh herbal,” imbuhnya.
Inovasi tersebut dikembangkan dalam program PPK Ormawa. Program ini merupakan program penguatan kapasitas ormawa melalui serangkaian proses pembinaan ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasikan dalam program pengabdian, dan pemberdayaan masyarakat.
Sebanyak 15 mahasiswa melakukan bina desa di Desa Sumberejo selama tiga bulan Agustus – Oktober 2022. Kolaborasi antara 10 mahasiswa Himpunan Teknik Kimia (HMTK), dengan lima mahasiswa Himpunan Teknik Informatika (HATI) akan memecahkan permasalahan petani seledri.
Dwi Ana Anggorowati, ST, MT, dosen pendamping PPK Ormawa ITN Malang menjelaskan, bina desa ini akan melatih hard skill, dan soft skill mahasiswa. Mahasiswa dituntut mandiri, bekerjasama dengan tim, bersosialisasi, dan lain-lain. Hal inilah yang harus dipunyai oleh mahasiswa pada saat terjun ke masyarakat.
“Mahasiswa sekarang dituntut melihat keadaan sekelilingnya. Mereka harus peduli. Mereka akan mencoba membantu mencarikan solusi apabila ada permasalahan yang dialami oleh masyarakat,” ujar Ana biasa disapa.
Menurut Ana, mahasiswa akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Mahasiswa teknik kimia akan mengajari ibu-ibu PKK membuat teh herbal dari tanaman seledri hingga cara memasarkan. Sementara untuk pemasaran nanti akan dibuatkan marketplace oleh mahasiswa teknik informatika. Marketplace selain untuk pemasaran teh herbal juga akan digunakan untuk memasarkan sayuran. Sehingga bisa memotong rantai pemasaran, yang akan berdampak pada membaiknya harga jual.
“Semoga mahasiswa dan tim bisa membuat perubahan, transformasi di masyarakat Sumberejo. Bisa meningkatkan kompetensi dalam berorganisasi, dan soft skill. Mahasiswa juga mesti bisa memberikan solusi permasalahan di masyarakat,” tandasnya. (imm)